Seperti yang baru saja kita diskusikan dalam model bangunan era Belanda.
Kelima: Limiting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru): Hal penting yang patut menjadi perhatian kita saat membangun hunian adalah. mengurangi penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, seperti kayu yang tidak berkelanjutan.Â
Memanfaatkan material daur ulang atau ramah lingkungan. Merancang bangunan agar dapat didaur ulang atau dibongkar tanpa merusak lingkungan.
Keenam: Berkaitan dengan gagasan Holistic: Pendekatan yang holistik memandang bangunan sebagai bagian dari sistem yang lebih besar, termasuk masyarakat dan ekosistem.
Jadi saat merancang hunian mempertimbangkan dampak keseluruhan bangunan terhadap lingkungan dan manusia. Melibatkan pemikiran jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan dan keseimbangan ekologis.
Ini bentuk pemikiran kita yang masih sangat jarang kita pertimbangkan, namun justru dalam tradisi kearifan lokal kita ini menjadi salah satu pertJmbangan utama.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, arsitektur hijau bertujuan untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya efisien dari segi energi dan ramah lingkungan, tetapi juga menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi penghuninya.
Sehingga sebuah rumah tidak hanya sekedar sebuah bangunan (house), tapi sebuah "home" yang menjadi tempat kita berkumpul bersama keluarga dengan seluruh kenyamanan yang memang dirancang untuk membuatnya menjadi sebuah "syurga".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H