Dalam Kurikulum Merdeka terdapat 3 jenis projek yang harus dijalankan prosesnya di setiap sekolah, dengan melibatkan guru dan siswa secara aktif.
Pertama, projek mata pelajaran, kegiatannya berupa materi pelajaran tertentu yang bersifat projek dan tujuan dasarnya mengacu pada capaian pembelajaran yang sudah ditentukan Kemendikbud.Â
Kedua, projek berbasis produk yang pelaksanaan kegiatannya dibuat dalam pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.Â
Dan ketiga, projek menguatkan karakter siswa yaitu P5 yang kini wajib dilaksanakan di satuan pendidikan sebagai kokurikuler.
Kesalahpahaman berikutnya yang terjadi adalah salah dalam memahami P5 sebagai pembelajaran prakarya. Tentu saja hal ini keliru, karena yang diharapkan dari program P5 bukan itu.Â
Jika hal itu yang terjadi maka hasil akhir dari proses yang menjadi fokusnya adalah "benda" berupa produk yang dihasilkan, bukan proses karakter apa yang diperoleh dalam aktivitas.Â
Padahal Kemendikbudristek memberikan pedoman jelas dalam naskahnya tentang pelaksanaan P5 dan spiritnya di dalam "proses" yang dilakukannya.
Intinya bahwa P5 mengacu pada penguatan dimensi profil pelajar Pancasila yang sudah disusun dengan jelas, yaitu (1) Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, (2) Berkebhinekaan global, (3) Bergotong-royong, (4) Mandiri, (5) Kritis, (6) Kreatif. Jadi bukan produk yang dihasilkan menjadi subtansi kegiatan P5.Â
Bagaimana dalam proses membangun sebuah produk, juga turut dikembangkan atau digali berbagai karakter Profil Pelajar Pancasila yang bisa dikuatkan selama proses tersebut berlangsung dari sebuah projek.Â
Oleh karena itu untuk membantu menguatkan dimensi profil pelajar Pancasila, kegiatan P5 dikemas dalam tema-tema tertentu.Â
Seperti yang sudah kami lakukan dalam dua sesi sebelumnya, berkaitan dengan produk berkaitan dengan penguatan tradisi lokal (pembuatan ranub lampuan), yang mendorong pemahaman penguatan nilai-nilai tradisi kearifan lokal dan pelestarian budaya dari bahan yang ada di alam-disekitaran kampung para siswa.
Dan upcycling, pemanfaatan produk bekas untuk menghasilkan produk yang lebih bernilai guna. Nilai-nilai yang digali berkaitan dengan gagasan ekonomi sirkular-pemanfaatan limbah.Â