Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Apakah Pemberantasan Stunting Masih Tumpang Tindih dan Tidak Tepat Sasaran?

3 Desember 2023   00:15 Diperbarui: 4 Desember 2023   18:44 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stunting dapat dicegah sumber gambarRRI

Pembentukan komunitas yang peduli terhadap isu stunting dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan perilaku yang positif dalam keluarga dan masyarakat secara lebih luas.

Semakin tersebar informasi tentang apa saja yang dapat kita lakukan untuk membantu keluarga yang mengalami kasus stunting, akan semakin banyak temuan kasus yang bisa diselesaikan. Termasuk informasi yang diperoleh dari para guru, siswa melalui kotak pengaduan atau laporan informasi langsung.

Standar Menu dan Evaluasi untuk Mencegah Stunting

stunting dapat dicegah sumber gambarRRI
stunting dapat dicegah sumber gambarRRI

Hal lain yang juga penting menjadi perhatian adalah bahwa masalah stunting bukan hanya sekedar masalah kurang terpenuhinya makanan pagi penderita stunting. Penting untuk membahas standar menu yang digunakan dalam program pencegahan stunting.

Menu tersebut tidak hanya harus memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga mempertimbangkan keberagaman budaya di seluruh Indonesia. Mengintegrasikan makanan lokal yang kaya akan gizi dan diterima oleh masyarakat setempat dapat meningkatkan efektivitas program. 

Artinya tidak harus selalu dengan nasi, tapi bisa pangan pengganti lainnya yang memiliki kandungan yang sama. Begitu juga terkait dengan protein, ikan-ikan dari danau, sungai yang ada disekitar tempat tinggal masyarakat dapat menjadi pengganti daging.

Penting untuk mengintegrasikan masalag gizi, seperti penjelasan di awal tentang kebiasaan memberikan jenis pisang tertentu sebagai makanan bayi, agar bayi tumbuh lebih cepat, namun mungkin harus ada pemahaman dan pengetahuan tambahan, apa saja kandungannya dan apa kebutuhan gizi lain yang harus dikonsumsi agar semuanya menjadi seimbang.

Bukan sekedar soal banyak atau sedikit makanan yang dimakan. Ini juga yang menjadi salah satu masalah yang belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat, apalgi bagi mereka yang secara ekonomi berada di garis kemiskinan. Sehingga tak memperdulikan soal pemenuhan gizi seimbang, yang penting perut terisi dan kenyang.

Program dukungan pemerintah  seperti menu makanan tambahan harus benar-benar tepat sasaran, kepada keluarga-keluarga yang memang sangat membutuhkan, bukan sekedar formalitas program agar selesai, tapi tak sepenuhnya menjangkau sasaran para keluarga dengan kasus stunting.

Akibatnya kasus terus terjadi dan muncul, di banyak daerah.

Tantangan dan harapan kita tentu saja apa yang diupayakan oleh pemerintah dan daerah, progresnya harus jelas karena masih begitu banyak tantangan yang perlu diatasi. Evaluasi berkelanjutan, partisipasi masyarakat, dan penyesuaian program berbasis konteks lokal merupakan kunci untuk mengatasi isu stunting dan menciptakan generasi muda yang lebih sehat dan tangguh.

Tentang konteks lokal saja bisa menjadi masalah tersendiri jika tidak dipahami dengan baik oleh pelaksana program dan pembuat kebijakan di Pusat yang jauh dari titik masalah. Stunting bukanlah masalah yang seragam yang dapat diatasi dengan pendekatan satu ukuran untuk semua.

Setiap wilayah di Indonesia memiliki karakteristik uniknya sendiri. Oleh karena itu, penyesuaian program pencegahan stunting berdasarkan konteks lokal sangat penting. Hal ini mencakup memahami pola makan lokal, budaya, dan tantangan khusus yang dihadapi oleh setiap komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun