"Bagi anak-anak yang pakai kendaraan bermotor jangan lupa taati lalu lintas, apalagi sekarang sudah  berlaku tilang elektronik, kalau melanggar dan tak mau bayar, STNK kalian bisa diblokir!. Jangan pilih jalanan macet dan jangan lupa helmnya juga dipakai, bukan dipajang!, ingat ya!.
Begitu pesan saya ketika menutup pelajaran terakhir sebelum kelas bubar. Sekolah dan kita sebagai guru masih bisa berperan membantu urusan kepatuhan dan keselamatan siswa di jalan raya melalui nasehat seperti itu.
Apakah penggunaan AI untuk mengatasi masalah kemacetan ampuh? Barangkali harus ada tambahan catatan, jika semua orang bisa memahami apa itu AI dan manfaatnya dalam pemanfaaannya untuk mengatasi masalah lalu lintas, serta semua pihak bersedia saling bersinergi untuk mensosialisasikannya dan mematuhinya, termasuk dari sekolah. Makanya perlu sosialisasi lebih giat.
Menurut data Korps Lalu Lintas Polri jumlah kendaraan di Indonesia terus bertumbuh dari tahun ke tahun. Angka kendaraan bermotor yang terdaftar saja per 3 Januari 2023 jumlahnya 152.565.905 unit. Angka ini naik dari tahun 2020 yang jumlanya hanya 136.137.451 unit.
Bahkan jumlah kendaraan saat ini jumlahnya melampaui setengah populasi Indonesia yang jumlahnya 276 juta jiwa, bukankah itu luar biasa!. Jadi wajar kalau Pemerintah terus berusaha mengatasi masalah lalu lintas yang makin rumit setiap tahunnya.
Belum lama berselang dalam salah satu kompetisi gagasan yang dicetuskan oleh Dishub, sekolah saya mengirimkan perwakilan. Salah satunya menawarkan gagasan penggunaan Permainan Ular tangga (Snake and ladder) modifikasi untuk mengkampanyekan tentang keselamatan berkendara.
Mengapa gagasan itu dipilih, karena sosialisasi tentang tertib berlalu litas harus dimulai sejak dini, dan penggunaan permainan ular tangga sebagai mediumnya sesuai dengan konsep "bermain sambil belajar".
Jadi untuk mengatasi masalah rumitnya lalu lintas dengan memakai AI Â juga bisa dimulai dari sekolah.
Karena tak ada salahnya mengenalkan AI sebagai perangkat canggih yang dimanfaatkan untuk mengatur lalu lintas pada anak-anak sekalipun mereka tidak berinteraksi langsung di jalan raya. Akan lebih baik jika mereka paham dan sadar sejak dini.