Dengan melakukan kunjungan ke rumah siswa bermasalah, atau melakukan komunikasi seperti obrolan ringan dan santai di sela waktu sekolah atau kegiatan sekolah, kita bisa mengorek informasi untuk memahami penyebab mood swing siswa.
Mood swing sering kali ada hubungannya dengan perubahan hormonal dan fisik yang terjadi selama masa remaja. Selain itu, tekanan akademik, tekanan sosial, masalah keluarga, atau gangguan emosional juga dapat mempengaruhi perubahan suasana hati siswa.
Dengan memahami dan mengenali penyebab mood swing, kita dapat lebih sensitif terhadap perubahan emosional siswa dan memberikan dukungan yang tepat. Seperti kasus Vatin, bukan tidak mungkin jika itu ternyata hanya karena rutinitas perubahan hormonal (siklus menstruasi) yang lazim dialami para siswi setiap bulannya.
Bahkan dalam kasus tertentu, memahami mood swing para siswa juga bisa membongkar kasus adanya kekerasan di sekolah (bullying), konflik dengan guru atau orang tua, yang mungkin bisa di atasi atau dibantu penyelesaiannya oleh guru atau sekolah-dan bahkan bisa ke ranah hukum penyelesaiannya.
Dibutuhkan pendekatan yang persuasive dan mungkin personal untuk menjembatani agar komunikasi bisa berjalan dengan baik
Pendekatan Empati dan Komunikasi Terbuka
Pilihan ini mungkin bentuk pendekatan yang paling efektif dalam menghadapi mood swing siswa, Â melalui empati dan komunikasi terbuka. Penting bagi sekolah dan para guru dikelas untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, baik di luar maupun di dalam kelas, apalagi ketika proses pembelajaran agar siswa merasa nyaman berbicara tentang perasaan mereka.
Mendengarkan dengan penuh perhatian, mengakui perasaan mereka, dan memberikan dukungan emosional dapat membantu siswa merasa didengar dan dipahami. Komunikasi yang terbuka dan jujur bisa membantu memecahkan masalah sebagai penyebab mood swing-nya.
Saya pernah mendapati kasus yang sedikit unik, ketika salah seorang siswi begitu perhatian dengan saya dikelas. Di kemudian hari dari obrolan kami berdua, saya tahu jika ia hanya butuh perhatian dari sosok seorang ibu. Jadi ia meminta izin memanggail saya "bunda", sesederhana itulah masalah yang membuat mood swing-nya buruk di sekolah.
Membangun Hubungan Baik dengan Siswa
Ketika pelajaran usai, saya meminta seorang siswa yang paling ribut di kelas hari itu, untuk membantu membawakan tumpukan buku pekerjaan rumah ke ruang wali kelas. Sepanjang perjalanan melintasi halaman tengah sekolah menuju ruang itu, kami mengobrol.