Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Biarkan Emosi Anak "Sakit" Berkepanjangan!

5 Juli 2023   21:41 Diperbarui: 11 Juli 2023   09:50 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
otonomi anak dan orang tua yang memberi kebebasan-sumber gambar-guru.or.id

Bagaimana peran krusial orang tua dalam mengelola emosi anak, terutama saat menghadapi masalah di sekolah dan di luar rumah, tentu saja dengan memahami dan menerapkan strategi yang tepat. Agar  orang tua bisa berperan menjadi pendukung yang kuat dalam membantu anak menghadapi dan mengatasi berbagai situasi yang menantang secara emosional.

Barangkali tak sedikit pengalaman kita sebagai orang tua berinteraksi dengan anak mengatakan, "Anak laki-laki nggak boleh nangis!". Atau "Kok nangis terus? Cengeng!" atau " dasar anak penakut!. Begitu juga reaksi keras kita sebagai orang tua ketika anak marah, atau bahkan tantrum.

Sebagai orang tua dengan pengalaman mengatasi masalah emosi anak-anak kita, sebenarnya kita termasuk jenis yang mana?.

Dismissing Parents; Orang tua yang cenderung mengabaikan atau meremehkan anak ketika mereka berperilaku atau menunjukkan emosi negatif. Misalnya jika anak tantrum, mereka cenderung memilih mendiamkan saja karena toh nanti berhenti sendiri marahnya atau menangisnya.


Disapproving Parents;  jika kita jenis orang tua yang langsung bereaksi mengkritik dan menghukum anak ketika menampilkan emosi. Sebagai orang tua bahkan tak segan memukul dan  menghukum anak ketika marah atau tantrum.


Laissez-Faire Parents; Ketika  emosi anak meledak, sebagai orang tua justru tidak bertindak atau memberikan arahan bagaimana anak harus mengelolanya dan tidak memberikan batasan perilaku yang dibolehkan bagi anak. Dengan acara ini pola pengasuhannya menjadi tidak efektif. Seringkali anak justru memicu masalah perilaku anak, masalah pertemanan, masalah emosi, bahkan self esteem yang buruk karena mendapat pola asuh orang tua seperti ini.

Emotion Coach Parents; Barangkali ini tipe orang tua yang paling ideal. Ini karena orang tua berusaha menerima apapun keluhan emosi anak, lalu membimbing  untuk menyelesaikan masalah secara tepat.

Ternyata banyak hal yang harus kita jadikan pertimbangan;

Memahami Emosi Anak

reaksi orang tua ketika anak bermasalah emosionalnya-sumber gambar-republika
reaksi orang tua ketika anak bermasalah emosionalnya-sumber gambar-republika

Langkah ini penting dijadikan standar para orang tua ketika harus memahami anak-anaknya dengan memahami emosi anaknya. Setiap anak memiliki cara unik dalam merespon dan mengungkapkan emosi mereka.

Sebagai orang tua kita perlu belajar  menjadi pendengar yang baik dan dengan empati. Termasuk meihat bagaimana ekspresi non-verbal ketika berkomunikasi dengan anak untuk memahami apa yang mereka rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun