Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Indonesia Lestari Artikel Utama

Kenalkan Jamu dari Taman Obat Sekolah Saat Trend Jamu Kekinian

3 Juli 2023   23:53 Diperbarui: 11 Juli 2023   10:18 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jamu dalam wujud kapsul. (Sumber gambar: okezone health

Sewaktu putri saya bersekolah di sekolah dasar, gurunya mengajak untuk menanam tanaman obat untuk bahan baku jamu. Reaksinya, anak-anak semua kebingungan. Pertama karena tanaman obat atau jamu adalah "benda asing". Kedua, anak-anak sama sekali tak tau manfaatnya.

Jangankan menanyakan kepada anak-anak kita, bahkan kita sebagai orangtua tak banyak yang paham jika ditanya, apa bahan baku jamu kunyit asam, beras kencur, atau brotowali. Atau apa saja jenis tanaman obat atau bahan untuk jamu sehat yang mungkin seringkali kita minum. 

Bahkan untuk bumbu dapur saja, kita bisa salah menebak, mana lengkuas, jahe, kunyit, apalagi kencur bahan dapur yang jrang digunakan, namun populer sebagai bahan pembuatan jamu beras kencur yang mengandung zat yang bersifat antinyeri dan juga antirradang. 

Dan bermanfaat untuk mengatasi tubuh yang mengalami peradangan atau terasa nyeri atau untuk meredakan nyeri akibat sakit kepala, sakit gigi, hingga radang sendi. 

Jika kita berharap anak-anak kita kelak paham jenis jamu dan tanaman obat atau bahan baku jamu alami dari tumbuh-tumbuhan, kita perlu memulai pengenalannya sejak dini. Agar mereka tak menganggapnya "benda asing".

teknik brewing. (Sumber gambar: sabani.com)
teknik brewing. (Sumber gambar: sabani.com)

Apalagi sekarang ini ketika begitu banyak jenis minuman membombardir kita dengan segala macam rasa.

Tapi kini muncul tren baru yang menarik. Ketika di era kekinian, jamu modern justru dihadirkan kembali dan diramu dengan teknik drip, brewing, dan teknik modern lainnya., bahkan ada jamu-jamu modern yang dicampur dengan soda, bahkan teh dan kopi?

Jamu Kekinian Back to Nature

Berkebun TOS dan apotik hidup di sekolah. (Sumber gambar: MTSN 1 Kutawaringin Timur)
Berkebun TOS dan apotik hidup di sekolah. (Sumber gambar: MTSN 1 Kutawaringin Timur)

Di tengah keinginan banyak orang untuk bisa hidup lebih sehat dengan memilih back to nature, kini banyak orang mulai menjajal kembali jamu tradisional, tapi dikemas dengan tata cara pengolahan yang modern dan kekinian. Fenomena ini menarik lho, sebagai cara kita mengenalkan kembali tradisi budaya sehat ala Nusantara.

Apalagi konsumennya adalah anak-anak muda di zaman kekinian yang sudah terbiasa dengan minumal bersoda, minuman kaleng atau aneka minuman dengan bahan baku kimiawi. Dengan warna-warna terang yang berasal dari bahan kimia imitasi alias kimiawi buatan.

Nah, kini dengan teknik modern jamu dihadirkan kembali, tak hanya di kedai dan warung, tapi juga dikafe-kafe modern dengan banyak cara penyajian.

Beberapa tahun terakhir, jamu memang mengalami perkembangan dan adaptasi dengan gaya hidup modern. Jamu kekinian adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada jamu yang disajikan dengan teknik-teknik modern seperti teknik drip dan brewing.

Teknik ini menjadi cara agar jamu kekinian menjadi lebih menarik dan cocok dengan selera generasi muda yang menginginkan pengalaman yang lebih modern dan praktis ketika minum jamu.

teknik drip. (Sumber gambar: kompas.com
teknik drip. (Sumber gambar: kompas.com

Teknik Drip: Teknik drip dalam jamu kekinian mengadopsi konsep dari teknik penyeduhan kopi manual menggunakan alat seperti dripper atau V60. 

Biasanya bahan-bahan jamu yang telah dikeringkan atau diolah khusus ditempatkan dalam dripper. Air panas kemudian dituangkan perlahan-lahan melalui bahan jamu tersebut, sehingga cairan jamu yang kaya akan senyawa aktif dan nutrisi bisa terkumpul di wadah di bawahnya. 

Teknik drip ini bisa menghasilkan jamu dengan rasa dan aroma yang lebih halus serta memungkinkan pemilihan kombinasi bahan yang lebih variatif.

menyeduh jamu di kafe modern. (Sumber gambar: goodnews from indonesia
menyeduh jamu di kafe modern. (Sumber gambar: goodnews from indonesia

Brewing: Teknik brewing dalam jamu kekinian mirip dengan cara menyeduh teh. Bahan-bahan jamu segar atau kering ditambahkan ke dalam air panas dan dibiarkan meresap selama beberapa waktu. Dengan proses ini senyawa-senyawa aktif dalam bahan jamu terlepas dan tercampur dalam air. Setelah proses brewing, jamu dapat diminum langsung atau disaring terlebih dahulu sebelum disajikan.

jamu dalam wujud kapsul. (Sumber gambar: okezone health
jamu dalam wujud kapsul. (Sumber gambar: okezone health

Teknik ekstraksi, yang secara efisien bisa mengekstrak senyawa-senyawa aktif dari bahan jamu secara cepat. Teknik ini bsa menghasilkan jamu dengan konsistensi rasa dan kualitas yang lebih tinggi. Selain itu, beberapa perusahaan jamu modern juga menggunakan teknologi kapsul, serbuk, atau sachet agar konsumen untuk mengonsumsi jamu dengan cara yang lebih praktis dan mudah.

Dengan pendekatan begini, bisa memberikan pengalaman lebih modern dan praktis ketika minum jamu yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup generasi muda yang lebih cenderung praktis.

Adiwiyata, TOS, dan Toga

tanama obat sekolah-tos. (Sumber gambar: naikpangkat.com
tanama obat sekolah-tos. (Sumber gambar: naikpangkat.com

Sebenarnya sejak lama kita juga telah mengenal program sekolah adiwiyata, yaitu program pendidikan lingkungan hidup, yang dilakukan untuk membangun program atau wadah yang baik dan ideal agar siswa bisa mendapat ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar cita-cita pembangunan berkelanjutan. 

Begitu juga dengan Apotik hidup atau Tanaman Obat Sekolah (TOS) sebagai program pengajaran edukatif yang berupa pengadaan tanaman obat di lingkungan sekolah beserta dengan informasi seputar manfaat dan cara pengolahan tanaman hingga menjadi obat herba. Terdapat 32 jenis tanaman obat dengan khasiat yang berbeda yang ada di lahan Tanaman Obat Sekolah.

Demikian juga dengan Toga-Tanaman obat keluarga, tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. 

Jenis tanamannya biasanya seperti; Jahe Merah (Zingiber Officinale Var Rubrum Rhizoma), Kunyit (Curcuma longa Linn), Kemangi (Ocimum basilicum), Sereh Wangi (Cymbopogon nardus), Lengkuas (Alpinia galanga), Kencur (Kaempferia galanga), Daun Salam (Syzygium polyanthum), Sambiloto (Andrographis paniculata), dan lainnya.

Sekolah pun sekarang juga memanfaatkan sebagian tanahnya selain untuk hidroponik, juga untuk kebun tanaman obat. Kebun sekolah bisa jadi sumber daya yang potensinya besar dijadikan bahan pembelajaran dan pendidikan, lingkungan, dan kesehatan. 

Selain sebagai ruang pembelajaran tentang alam, kebun sekolah juga bisa dimanfaatkan untuk sarana produksi tanaman obat untuk pembuatan jamu tradisional. 

Media kebun tanaman obat ini bisa menjadi cara kita mengenalkan kembali banyak jenis tanaman yang berkhasiat untuk kesehatan kita. Sekarang ini, banyak sekali anak-anak kita yang tak paham sama sekali, jenis bumbu masak yang sebenarnya juga menjadi bahan baku jamu. 

Mengapa bisa terjadi, karena sekolah belum mengoptimalkan pengenalan TOS dan Toga di sekolah, meskipun program ini telah dikenalkan sejak lama.

Maka pembelajarannya juga harus bertahap, agar anak-anak tidak terkejut dan pada akhirnya bisa leih familiar, karena mereka bisa melihat langsung, menanam langsung, mengetahui nama atau jenis dan khasiatnya.

Kenalkan Manfaat Tanaman Obat untuk Jamu

tanaman herbal. (Sumber gambar: antaranews.com
tanaman herbal. (Sumber gambar: antaranews.com

Indonesia negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi, seperti dalam salah satu bait lagu jadul Koes Plus, tongkat dan batu bisa jadi tanaman. Maksudnya, ketika tongkat stik ubi kayu yang memang mirip kayu ditanam dan buah ubi jalar yang bentuknya mirip batu ditanam, bisa tumbuh menjadi umbi yang lezat.

Di negeri kita, Nusantara tanaman obat sudah dipakai nenek moyang kita sejak dulu, sebagai sumber pengobatan tradisional di berbagai budaya, ketika obat-obatan medis modern belum ditemukan.

Jamu, menjadi alternatif pengobatan secara punya tradisional, menggunakan tanaman obat sebagai bahan dasarnya. Tanaman obat banyak manfaat, baik untuk kesehatan atau pengobatan, karena banyak kandunga zat senyawa-senyawa aktif yang memiliki sifat terapeutik. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terapeutik adalah sesuatu yang berkaitan dengan terapi. Hal itu bisa berasal dari metode penyembuhan yang digunakan atau dari kondisi lingkungan yang sengaja diciptakan untuk mendukung aktivitas terapi (lingkungan terapeutik). 

Dengan memanfaatkan kebun sekolah untuk menanam tanaman obat para siswa dan masyarakat sekitar bisa mendapatkan manfaat dari jamu yang dibuat secara alami. 

Kegiatan penanaman pohon bertujuan meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah adiwiyata, sekolah sehat, peduli dan berbudaya lingkungan serta mendidik siswa agar berbudaya lingkungan menanam pohon sebagai tindakan preventif untuk mengatasi banyak penyakit secara herbal.

Hasilnya sebagai bentuk pengalaman perilaku baiknya, berkebun tanaman toga bisa membentuk karakter siswa berbudaya lingkungan dalam menjaga kebersihan sekolah, dan kebersihan rumah.

Edukasi Tanaman Obat dan Budaya Jamu

Mengapa harus diperkenalkan, karena memang tak semua orang tahu apa itu tanaman obat dan budaya jamu tradisional kita. Dengan memanfaatkan kebun sekolah untuk menanam tanaman obat menjadi sarana edukatif yang berharga. 

Siswa bisa belajar berbagai jenis tanaman obat, mengenal manfaat kesehatan dari setiap tanaman, dan memahami proses pembuatan jamu secara tradisional. Selain itu, kegiatan ini juga memperkenalkan budaya jamu yang kaya akan pengetahuan tradisional yang harus dilestarikan.

Konservasi dan Keberlanjutan

Seperti tujuan dari adiwiyata sekolah, memanfaatkan kebun sekolah untuk menanam tanaman obat juga bisa berperan dalam konservasi tumbuhan obat dan keberlanjutan lingkungan. 

Tak banyak dari kita yang tahu bahwa banyak tanaman obat yang menjadi bahan jamu kini menghadapi risiko kepunahan akibat perusakan habitat dan pengambilan yang berlebihan. Dengan menanam tanaman obat di kebun sekolah, kita dapat ikut berperan dalam melestarikan spesies-spesies tanaman obat yang penting dan membantu mempertahankan keberlanjutan lingkungan sekitar kita.

Praktik di Kebun Sekolah

Nah, langkah yang paling mungkin untuk mewujudkan itu semua, tentu saja kita ahrus mempraktikannya langsung di kebun sekolah, dalam program adiwiyata sekolah yang fokusnya pada tanaman obat untuk jamu.

Identifikasi tanaman obat yang cocok untuk ditanam di daerah setempat atau di area lingkungan sekolah dan yang memiliki manfaat kesehatan yang baik dalam pembuatan jamu.

Sediakan lahan yang cukup luas di kebun sekolah untuk menanam tanaman obat dengan pengaturan yang tepat. Dan jika berkembang, bisa mengajak kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah. Khasiat dapat, untung juga dapat.

Melibatkan siswa dalam proses penanaman, pemeliharaan, dan panen tanaman obat. Buat kegiatan-kegiatan praktis yang memungkinkan mereka belajar secara langsung.

Dukung pendidikan tentang tanaman obat dan budaya jamu melalui pengajaran formal dan kegiatan ekstrakurikuler yang cocok. Jadi sekolah tak hanya punya eskul pramuka, KTI, paskib dan lainnya, bisa juga alternatif barunya dengan eskul budidaya tanaman obat dan jamu. Ini bukan hanya soal "bisnis" tapi juga pembelajaran tentang lingkungan. 

Trend jamu kekinian bisa menjadi cara kita memancing kembali pihak sekolah pada program adiwiyata yang difokuskan pada budidaya tanaman obat.

Manfaatnya bukan hanya kesehatan dan meningkatkan pemahaman siswa pada tanaman tradisional berkhasiat yang menjadi bahan baku jamu, tapi juga bisa berkembang menjadi rintisan bisnis. Apalagi jika bisa menularkan inspirasinya bagi siswa untuk mengelola budidaya ini nanti ketika sudah selesai sekolah.

Secara tidak langsung ini juga menjadi jembatan untuk memutus mata rantai yang putus, antara anak muda kekinian dengan budaya dan tradisi jamu tradisional. Apalagi saat ini terbuka peluang baru memanfaatkan bahan baku jamu untuk diracik menjadi jamu kekinian, dengan teknik modern dan tersedia di kafe-kafe.

Jadi jamu tak hanya tersedia di pasar tradisional, bahkan di kafe modern juga terlah tersedia dan tersaji, dengan teknik dan cita rasa modern yang tak meninggalkan budaya leluhurnya.

referensi: 1,2,3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Indonesia Lestari Selengkapnya
Lihat Indonesia Lestari Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun