Bukan hal aneh jika saat upacara, kegiatan lomba di sekolah, dan aktifitas lainnya, jika terjadi kecelakaan ringan, tak perlu harus turun tangan langsung dokter "asli". Sekolah cukup mengandalkan petugas kesehatan atau siswa yang bertugas di Unit Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai tenaga medisnya.
Karena selama ini peran UKS belum optimal di sekolah, pemerintah berusaha untuk "meningkatkan kapasitas" UKS agar lebih berperan penting.
Kabar menarik ini sebenarnya sudah berlangsung sejak tahun 2022 lalu. Ternyata pemerintah melakukan sebuah Rencana Aksi Nasional Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja. Tujuan pentingnya agar kalangan anak usia sekolah dan remaja punya pengetahuan dan ketrampilan terhadap delapan isu kesehatan remaja.
Aksi itu dilakukan melalui Pembinaan dan Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Aksinya melalui kegiatan trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.
Sekolah Sehat dan Trias UKS
Pada medio Agustus 2022 lalu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan Kampanye Sekolah Sehat.Â
Meskipun misi utamanya adalah mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas berkarakter. Fokusnya pada Sehat Bergizi, Sehat Fisik dan Sehat Imunisasi pada satuan pendidikan, namun tak menutup kemungkinan program ini juga bisa menjadi medium untuk sosialisasi hal-hal terkait masalah kesehatan. Seperti halnya pandemi, endemi, kasus rabies, dan lainnya jika tengah menjadi wabah, seperti yang pernah kita alami sebelum ini.
Kampanye Sekolah Sehat adalah inisiatif dari semua pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah, mitra, satuan pendidikan dan pemangku kepentingan masyarakat lainnya. Bersama-sama bersinergi menekankan pentingnya penerapan sekolah sehat yang fokusnya pada Sehat Bergizi, Sehat Fisik dan Sehat Imunisasi pada satuan pendidikan.