Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Jangan Pukul Rata, Karena Setiap Anak Itu Istimewa Cara Belajarnya

19 Juni 2023   23:26 Diperbarui: 11 Juli 2023   10:12 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah ia, mengalami luka sayat, aku menyadari ketika sedang mengganti bajunya suatu hari, luka itu sudah hampir mengering dan anakku hanya bilang its ok!, cuma luka biasa aja Ma, sebentar juga sembuh!. Luar biasa menurutku!.

Ternyata anak-anak juga menyimpan ceritanya sendiri soal bagaimana ia harus belajar. Meskipun hampir setiap saat kita selalu mengingatkan mereka untuk terus belajar. 

Orang tua dan bahkan guru di sekolah sering mengabaikan atau mungkin kurang menyadari bahwa setiap anak spesial, karena memiliki cara belajar yang berbeda-beda. 

Ada anak yang cenderung rajin menyimak pelajaran, ada yang cuek dengan mencoret-coret daripada mendengarkan. Tapi ada yang sama sekali menunjukkan sikap bosan meskipun hanya diperintahkan untuk mendengar.

Saya juga mempelajari bagaimana anak-anak belajar di rumah. Cara belajarnya, atau performa belajar, ternyata memang berbeda-beda pada setiap anak. Seperti orang tua lain, saya menyediakan tempat belajar dengan meja dan lampu cukup di ruang pustaka kecil keluarga. 

Ternyata tak semua anak-anak mau belajar ditempat yang sudah tersedia. Kemudian, saya menemukan "rahasia". Bahwa anak pertama cenderung belajar dalam suasana tenang, makanya ia selalu mengambil waktu belajar saat pagi dengan bangun lebih cepat. 


Lain dengan kakaknya yang pertama, anak kedua justru lebih sering main di pustaka keluarga, tapi bukan belajar. Lebih banyak menggambar doodle kesukaannya, sehingga saya dulu sering menguatirkan prestasinya. Padahal setiap tahun ia masuk lima besar di sekolah.

Rupanya ia cenderung menggunakan cara belajar dengan mendengarkan guru ketika menerangkan di kelas, dan mencatatnya. Pernah suatu kali saya lakukan 'Udak" alias ujian mendadak. Hasilnya tak mengecewakan karena sebagian besar soal bisa dijawabnya dengan benar. 

Dulu sempat tak habis pikir, kapan belajarnya kalau setiap hari kerjanya cuma menggambar di rumah?.

Dan diantara ketiganya, anak saya yang bungsu, ternyat suka belajar secara visual. Awalnya saya pikir karena ia masih kanak-kanak diantara kakak-kakaknya. Tapi ternyata, ia memang menyukai belajar sambail bermain. Nalarnya dengan cepat bekerja jika belajar melalui permainan atau visual. Berbeda sekali hasilnya jika dipaksa menghafal.

Ia berprestasi sangat baik. Bahkan jika sekali waktu ia tak mendapat rangking pertama seperti biasanya, ia hanya berkata ' nggak apa-apa ma, sekali-kali bolehlah rangking dua kasian juga teman kepingin rangking satu. 

Gaya Belajar Anak

Gaya Belajar Visual; lebih banyak memanfaatkan penglihatan.

Ciri-ciri pelajar visual : Mudah mengingat dari yang dilihat, Lebih suka membaca daripada dibacakan, Berbicara dengan tempo yang cukup cepat, Cenderung melihat sikap dan gerakan guru yang sedang mengajar, Tidak mudah terdistraksi oleh keramaian, Biasanya suka menggambar apapun di kertas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun