Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kapal Raksasa 2600 Ton Itu Terdampar di Tengah Kampung Wisataku, Datang dan Buktikan Sendiri!

12 November 2022   23:58 Diperbarui: 13 November 2022   00:00 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto dokpri bus pariwisata IAI

Dikutip dari Today in History, senja menjelang malam, pada 15 Juni 1896, gelombang besar menerjang pesisir Sanriku, Pulau Kinkwazan. Tsunami diawali gempa bumi bermagnitudo 8,5 sekitar 166 kilometer (103 mil) lepas pantai Prefektur Iwate, Honshu. Getarannya memicu dua tsunami yang menghancurkan sekitar 9.000 rumah dan menyebabkan setidaknya 22.000 kematian. Ombaknya mencapai 38,2 meter. Tiga provinsi, yakni Rikuzen, Rikuchu, dan Rukuoku tenggelam diterjang gelombang yang ketinggiannya mencapai 100 kaki atau 30 meter. Menerjang 9.313 rumah hingga hanyut dan menghancurkan puluhan ribu kapal pesiar dan perahu nelayan.

***

Pagi 26 Desember 2004 Cut Gam sedang menikmati buku The Physics Behind the Wave, tentang tsunami dahsyat di Jepang, ditemani secangkir kopi. Langit cerah di atas kampungnya di Punge Blang Cut di pinggiran kota. Tapi ia terperanjat ketika melihat langit di penuhi kawanan bangau, ribuan jumlahnya. Seperti melihat de javu, Cut Gam berkeringat dingin tiba-tiba. Ia hampir terlompat dari kursi, karena tiba-tiba bumi di bawahnya berderak.

Bergegas masuk rumah menggendong putri semata wayangnya dari kamar yang masih tertidur lelap, dan berteriak meminta istrinya segera keluar, dan berusaha menarik secepatnya ke mobil. Ia menekan gas, dan mobil sedikit terbanting ketika keluar dari halaman rumah.

Di kejauhan ia melihat pantai di belakang rumahnya menghilang, syak swasangkanya tentang tsunami benar, jadi ia membunyikan klakson di sepanjang jalan dan berteriak tsunami!, begitu terus berulang sepanjang jalan ke arah kota yang berbatas dengan bukit batu cadas Gle Genting. Tapi tak ada yang merespon, karena 18 tahun lalu bencana tsunami tak pernah ada di benak siapapun di Indonesia, apalagi di Aceh.

Kini setiap kali duduk diteras rumah dan matanya tertumbuk pada dinding tegak setinggi sepuluh meter, lebih tepatnya buritan kapal, ia tak habis pikir, bagaimana kapal PLN seberat 2600 ton bisa sampai di depan halaman rumahnya.

Berkah atau Bencana?

Tsunami besar Desember 2004 menghempas kuat kapal raksasa itu sejauh 5 kilometer menerjang apa saja seperti kapal Titanic menabrak gunung karang es. Sebagian kampung itu dalam sekejap di sapu bersih.

Ia tak tahu persis harus mengatakan apakah kehadiran kapal raksasa itu menjadi bencana atau berkah?. Karena pemerintah tak punya kuasa untuk memindahkan kapal raksasa seberat 2600 ton dari tempatnya semula.

Akhirnya dipilih jalan tengah, para korban yang rumahnya tertimpa kapal direlokasi, sedangkan kapal dibiarkan tetap disana, menjadi 'Situs sejarah tsunami". Dengan keputusan itu, Gampong Punge Blang Cut ditetapkan oleh Wali Kota Banda Aceh sebagai " Gampong Wisata".

Bagaimana mencapainya kesana?

Jika kamu turun di bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, maka butuh waktu 40 menit untuk sampai situs itu. Tapi jika kamu dari luar kota seperti Medan dapat ditempuh langsung dari Terminal Bus dan Mini Bus Batoh, hanya berjarak sekitar 5 kilometer.

Tapi jika melalui jalan pelabuhan , bisa singgah dipelabuhan intersuler Ulhe Lhee, dan dari sana hanya berjarak 3 kilometer, tepat di pintu keluar jalan besar Ulhe Lhee.

Semua jalur akses ke objek kampong wisata itu sangat mudah karena kampong wisata itu berada di pinggiran kota tepatnya di Kecamatan Meuraxa berjarak 5 kilometer dari kota dan terjangkau semua jenis kendaraan, termasuk becak mesin.

Bagi turis dari negeri tetangga justru lebih mudah dan murah aksesnya karena pesawat penerbangan dari Kuala Lumpur, dengan pesawat non Garuda biasa dikenakan tariff murah hingga Rp350.000 per sekali jalan.

Festifal Kreatif Lokal

sumber foto adira
sumber foto adira

sumber foto adira
sumber foto adira

Komitmen PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk. (Adira Finance) mendukung pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dengan bersinergi dan berkolaborasi bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) menggelar Festival Kreatif Lokal (FKL) harus diapresiasi luar biasa.

Di event ketiga bertema "Desa Wisata Ramah Berkendara", di 5 Desa Wisata di wilayah Jawa dan Bali, mulai Agustus hingga November 2022 menjadi tantangan tersendiri bagi desa wisata lainnya. Apakah mereka dapat bergabung menjadi  bagian dari sinergi luar biasa itu?.

Menariknya adalah Festival Kreatif Lokal 2022 adalah program Corporate Social Responsibility (CSR) Adira Finance untuk Indonesia di bawah pilar Sahabat Lokal yang fokus terhadap pengembangan pariwisata, budaya, kearifan lokal, dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.

Sinergi itu bisa memberi haraapn berkembangnya ekosistem destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif dan dapat pulih dari dampak pandemi. Terutama membantu ekonomi Indonesia dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya segmen UMKM. Ini sejalan dengan visi Adira Menciptakan Nilai Bersama untuk Meningkatkan Kesejahteraan, serta menguatkan keberadaan Adira Finance sebagai perusahaan yang menyediakan solusi keuangan sesuai kebutuhan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

sumber foto adira
sumber foto adira

Teristimewa karena momentum ini adalah rangkaian kegiatan HUT ke-32 Adira Finance yang jatuh pada 13 November mendatang. Festival Kreatif Lokal 2022 mendukung keberlanjutan pengembangan desa wisata yang merupakan bagian dari 50 Desa Wisata Terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 menjadi Desa Wisata Ramah Berkendara.adira.id/e/fkl2022-blogger 

Jadi apa yang harus dilakukan desa-desa wisata lain agar berkembang dalam irama yang sama? Pahami dulu substansinya, apa itu Desa Wisata Kreatif, yang fokus apda program pengembangan bagi UKM setempat menciptakan paket wisata Desa Wisata Ramah Berkendara yang dapat dijual dan memiliki selling value. 

Berikutnya, Jelajah Desa Wisata Ramah Berkendara mempromosikan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif Desa Wisata dalam bentuk konten multimedia dan kegiatan promosi yang bersifat digital. Dan terakhir Festival Pasar Rakyat,  kampanye gerakan sosial untuk menarik simpati masyarakat untuk menjadikan pasar rakyat di daerah Desa Wisata menjadi ruang publik kreatif.

Penyelenggaraan Festival Kreatif Lokal 2022 ini juga tidak main-main akrena didukung pemerintah, dan swasta, seperti Zurich Asuransi Indonesia, MUFG, Adira Finance Syariah, dan Bank Danamon.

Tentang Wisata Kapal Apung Raksasa

Sumber foto dokpri penulis dan Ulva
Sumber foto dokpri penulis dan Ulva

Namaku Ulfa, aku seorang penyintas tsunami, dan aku kini berprofesi sebagai pemandu wisata di kampungku sendiri. Aku tinggal di Punge Blang Cut tempat di mana kapal raksasa menghancurleburkan sebagian kampungku. Rumah beberapa saudaraku tepat berada di bawah puing kapal raksasa itu.

Sekilas yang bisa ku ceritakan, kapal itu kami beri nama "Kapal Apung", karena ia mengapung sejauh 5 kilometer dari pelabuhan Laut Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota. Gelombang dahsyat saat gempa dan tsunami 26 Desember tahun 2004, setinggi tujuh meter membawanya sejauh 5 kilometer.

Sumber foto dokpri tampak depan kapal apung
Sumber foto dokpri tampak depan kapal apung
Kapal  itu berbobot 2600 ton, panjang  63 Meter, lebar 19 Meter dan tinggi 4.3 Meter, mensuply listrik 10,5 MW untuk kebutuhan masyarakat Kota Banda Aceh dan sebagian Kabupaten Aceh Besar.

Seperti aku, warga di kampong wisata Punge Blang Cut paham sekali tentang objek wisata.  Kapal Apung itu telah memberikan kehidupan baru bagi kami setelah tsunami besar. Sebagian besar warga kampung menjadi pedagang kecil-kecilan seperti souvenir, pengelolaan perparkiran dan kuliner yang dikelola oleh pemuda gampong.

Kebetulan kemarin objek wisata itu dikunjungi oleh para peserta pertemuan Nasional Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) ada Dika sahabat baru dari Unsyiah, dan sebuah Pesantren Babussalam Pekanbaru, saya berkenalan dengan Ibel dan SD dari Krueng Raya. Jadi hari ini lumayan meriah.

Sumber foto dokpri bus pariwisata IAI
Sumber foto dokpri bus pariwisata IAI

Sumber foto dokpri pintu gerbang masuk kapal apung
Sumber foto dokpri pintu gerbang masuk kapal apung

Aku bolak-balik harus menjelaskan seluruh situs itu agak ekstra keras. Sejak dipintu masuk para pengunjung sudah mulai ramai, apalagi situs ini gratis.  Toko souvenir juga ramai dijubeli para pembeli. O ya, objek wisata kampong  ini dilengkapi dengan masjid besar hasil dari sumbangan para donatur.

Sumber foto dokpri diorama kapal apung
Sumber foto dokpri diorama kapal apung
Di pintu masuk sebelah kanan kalian akan menemukan diorama kejadian tsunami ketika kapal ini terbawa arus, disertai sebuah jam yang menunjukkan jam kejadian tsunami. Ada beberapa nama syuhada yang ditulis diprasasti di tengah diorama tersebut.

Tapi itu barus ebagian kecil yang bisa kalian saksikan, selain dilengkapi taman yang luas untuk bersantai selepas kunjungan, ada pilihan lain selain naik ke atas kapal, bisa sekedar jalan-jalan di atas jembatan panjang yang melintang di atas taman.

Tapi kalau memutuskan akan naik kekapal dan itu harus kalian lakukan agar sensasi sebenarnya dari desa wisata tsunami Punge Blang Cut ini berasa kesannya. Pintu masuknya bukan dari tangga tengah kapal, tapi dari puing-puing rumah penduduk yang dibiarkan menjadi bagian dari situs, dan disanalah tangga naik itu tersedia.

Sumber foto dokpri tangga naik ke kapal apung
Sumber foto dokpri tangga naik ke kapal apung

Ikuti saja tanda arah naik tangga, maka kamu akan sampai di tingkat pertama kapal, kamu bisa memilih unutk berputar disana menikmati spot fotografi atau kalau tak sabar ikuti anak tangga ke lantai dua dan tiga di tingkat terakhir.

Sumber foto dokpri penulis di lantai atas kapal apung
Sumber foto dokpri penulis di lantai atas kapal apung
Disana ada teleskop untuk melihat kota Banda Aceh dari titik tertinggi kapal apung. Dan tanpa teropong pun kamu sudah bisa menikmati seluruh pemandangan kota Banda Aceh, termasuk puncak mesjid Baiturrahman yang kesohor itu dan beberapa masjid lain yang eksotik.

Jadi jangan lupakan untuk berfoto dan mengambil gambar untuk kenangan. Di buritan kapal itu meskipun terasa agak terik tapi terobati lho dengan pemandangan indahnya di bawah sana. Kamu bisa bayangkan ketika ada ratusan orang yang selamat karena berhasil naikke atas kapal besar itu ketika ia sedang bergerak di laupt lepas saat tsunami dan mereka selamat karenanya.

Sumber foto dokpri jalan masuk ke kampung wisata kapal apung
Sumber foto dokpri jalan masuk ke kampung wisata kapal apung

Impian Menjadi Bagian Festival Kreatif Lokal

Kini dalam pengembangannya kami berusaha menyajikan sajian souvenir yang berbeda , meskipun saat ini yang tertsedia adalah ekrajinan kasab yang dominan. Sementara makanan yang lebih unik, belum speneuhnya tersai sebagai oleh-oleh.

Kami menrima masukan dari para pengunjung apa yang menjadi keingnan mereka ketika berkunjung dan dari sana secara perlahan kami berusaha menyediakan semampu yang kami bisa.

Kami berusaha terus mengembangkan desa wisata itu agar memenuhi standar yang baik sebagai destinasi wisata, dan pembelajaran dari Adira dalam  Festival Kreatif Lokal memacu kami menjadi lebih baik lagi. Siapa tahu di tahun mendatang pilihan Adira akan jatuh ke desa kami. Semoga.

Informasi terkait rangkaian kegiatan Festival Kreatif Lokal 2022 dapat diakses melalui akun media sosial resmi Adira Finance @adirafinanceid, Youtube Adira Finance, dan dan platform situs Sahabat Lokal adira.id/e/fkl2022-pr,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun