Mohon tunggu...
Rini Wedhayanti
Rini Wedhayanti Mohon Tunggu... Pustakawan - pustakawan Muda pada Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara

saya suka berkomentar melalui tulisan terhadap apa saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemindahan Ibu Kota Negara: Pergumulan Kejam bagi Kesaktian Pancasila

30 September 2023   04:30 Diperbarui: 30 September 2023   04:53 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Pemindahan Ibu Kota Negara: Pergumulan Kejam Bagi Kesaktian Pancasila dan Nasib Masyarakat Asli Terpinggirkan"

**Pendahuluan**

Tahun 2023 menjadi momen penting dalam sejarah Indonesia dengan rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur. Keputusan ini mengundang berbagai reaksi dari masyarakat, baik pro maupun kontra. Di tengah kontroversi ini, peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober memberikan kesempatan untuk merenungkan kembali nilai-nilai dasar yang menjadi fondasi negara ini dan bagaimana mereka berkaitan dengan pemindahan ibu kota yang monumental ini.

**Hari Kesaktian Pancasila: Sejarah dan Maknanya**

Hari Kesaktian Pancasila adalah momen penting dalam sejarah Indonesia. Ini mengingatkan kita akan peristiwa penting yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965, saat upaya kudeta terjadi yang mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara. Peristiwa ini melibatkan Gerakan 30 September, di mana beberapa perwira militer mencoba menggulingkan pemerintah dengan kekerasan.

Namun, apa yang membuat peringatan ini begitu penting adalah keteguhan hati para pahlawan dan masyarakat yang cinta akan Pancasila dan ideologi negara Indonesia. Mereka dengan penuh semangat dan tekad melawan upaya kudeta tersebut. Hari Kesaktian Pancasila menjadi simbol perlawanan terhadap segala bentuk ancaman terhadap ideologi Pancasila.

**Pemindahan Ibu Kota Negara: Langkah Besar dan Kontroversial**

Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur adalah sebuah langkah besar dalam sejarah modern Indonesia. Itu adalah manifestasi dari tekad untuk mengembangkan dan memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik. Namun, seperti halnya langkah besar lainnya, itu juga diiringi oleh berbagai kontroversi dan tantangan.

Salah satu dampak yang paling mencolok dari pemindahan ibu kota adalah bagaimana hal ini memengaruhi masyarakat asli yang telah lama tinggal di sana. Puluhan ribu orang dari berbagai suku dan budaya memiliki akar kuat di Kalimantan Timur. Bagi mereka, tanah ini adalah rumah mereka, bukan sekadar lokasi pembangunan baru.

**Masyarakat Asli: Terpinggirkan oleh Kemajuan**

Sebagian orang melihat pemindahan ibu kota sebagai langkah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang pesat. Namun, sayangnya, dalam banyak kasus, kemajuan tersebut sering kali datang dengan harga yang mahal, dan sering kali masyarakat asli adalah yang membayar harga terberat.

Masyarakat asli di Kalimantan Timur telah hidup di sana selama berabad-abad. Mereka memiliki budaya, bahasa, dan tradisi yang kaya. Namun, pemindahan ibu kota telah memaksa banyak dari mereka untuk meninggalkan tanah leluhur mereka. Rumah-rumah mereka dihancurkan, ladang mereka diambil alih, dan cara hidup mereka yang harmonis dengan alam diubah secara drastis.

**Kemajuan vs. Keharmonisan**

Pertanyaan yang muncul adalah apakah kemajuan yang dijanjikan oleh pemindahan ibu kota sepadan dengan pengorbanan masyarakat asli. Ini adalah pertarungan yang rumit antara pembangunan dan pelestarian nilai-nilai Pancasila.

Pancasila menegaskan persatuan, keadilan, dan kesejahteraan. Pertanyaan yang perlu kita tanyakan adalah apakah pemindahan ibu kota mencerminkan nilai-nilai ini dalam tindakannya. Bagaimana persatuan dapat dijaga ketika masyarakat asli diabaikan atau bahkan terpinggirkan dalam proses ini?

**Konflik Lingkungan dan Sosial**

Selain dari masalah sosial, ada juga konflik lingkungan yang perlu diperhatikan. Kalimantan Timur adalah salah satu daerah yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Hutan-hutan lebat dan sungai-sungai yang jernih adalah bagian integral dari ekosistem ini.

Pembangunan infrastruktur besar seperti pemindahan ibu kota tidak bisa dihindari akan memiliki dampak serius pada lingkungan. Deforestasi, degradasi tanah, dan pencemaran air adalah beberapa masalah yang mungkin muncul. Hal ini juga menciptakan ketidakpastian akan masa depan ekosistem dan spesies yang ada di sana.

**Pancasila Sebagai Pedoman**

Di tengah kontroversi ini, makna sejati dari Hari Kesaktian Pancasila muncul kembali. Pancasila bukanlah sekadar kata-kata di atas kertas. Ini adalah komitmen kita untuk mempertahankan persatuan, keadilan, dan kesejahteraan rakyat Indonesia, terlepas dari perubahan fisik seperti pemindahan ibu kota.

Dalam menghadapi perubahan besar seperti pemindahan ibu kota, mari kita ingat bahwa Pancasila adalah ikatan yang menghubungkan kita sebagai satu bangsa. Dalam perbedaan pendapat dan tantangan yang muncul, mari kita gunakan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman untuk mencapai tujuan bersama: sebuah Indonesia yang lebih baik untuk semua warganya.

**Kesimpulan**

Pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur adalah langkah besar yang akan membentuk masa depan Indonesia. Namun, kita juga harus merenungkan bagaimana hal ini memengaruhi masyarakat asli dan lingkungan. Pemindahan ibu kota haruslah mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang teguh dalam menjaga persatuan, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua warga Indonesia, termasuk masyarakat asli.

Saat kita merayakan Hari Kesaktian Pancasila di tahun 2023, mari kita gugat makna sejati dari Pancasila sebagai dasar negara. Ini adalah komitmen kita untuk menjaga nilai-nilai yang telah mengikat bangsa ini bersama selama puluhan tahun, sambil terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Semoga Hari Kesaktian Pancasila menjadi momen yang memperkuat persatuan dan tekad kita untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik. Selamat Hari Kesaktian Pancasila!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun