Mohon tunggu...
Rini Wedhayanti
Rini Wedhayanti Mohon Tunggu... Pustakawan - pustakawan Muda pada Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara

saya suka berkomentar melalui tulisan terhadap apa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Khalid, Arkan dan Pelajaran Maaf dari Nabi Muhammad Saw

27 September 2023   11:50 Diperbarui: 27 September 2023   11:59 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota kecil yang damai, tinggalah Khalid bersama keluarganya. Khalid adalah seorang anak berusia lima tahun yang ceria. Setiap pagi, ayahnya, Abdullah, harus berangkat kerja sangat pagi sementara ibunya, Rini, pergi setelahnya. Khalid senang pergi ke sekolah, tetapi beberapa waktu belakangan ini, ada sesuatu yang mengganggunya.

Suatu pagi yang cerah, Khalid terbangun dengan senyum di wajahnya. Dia tahu hari itu adalah hari pertama sekolah setelah liburan panjang. Khalid sangat antusias dan segera bersiap-siap. Ayahnya, Abdullah, baru saja pulang dari pekerjaannya yang berat sebagai bagian dari tim keselamatan di sebuah perusahaan. Khalid melihat ayahnya yang lelah dan ingin bermain dengannya, tetapi ayahnya harus beristirahat sebentar sebelum pergi kerja lagi.

Rini, ibu Khalid, sudah bersiap untuk pergi ke kantor setelah menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Dia melihat Khalid yang sedih dan bertanya, "Apa yang salah, Nak? Kenapa kamu kelihatan sedih?"

Khalid menjawab dengan suara pelan, "Umi, aku merindukan waktu bersama ayah. Dia selalu pergi kerja sebelum aku bangun, dan ketika dia pulang, dia lelah sekali."

Rini merasa prihatin mendengar perasaan Khalid. Dia tahu bahwa Khalid sangat dekat dengan ayahnya. Rini mencoba menjelaskan, "Nak, kamu tahu, ayahmu harus pergi kerja pagi-pagi untuk memastikan kita memiliki cukup uang untuk makan dan sekolah. Dia sangat mencintaimu, itulah mengapa dia bekerja keras. Dan kamu tahu siapa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya bekerja untuk memberi nafkah bagi keluarga?"

Khalid yang penasaran bertanya, "Siapa, umi?"

Rini tersenyum, "Nabi Muhammad SAW adalah teladan yang hebat dalam hal bekerja dan memberi nafkah kepada keluarga. Beliau juga mengajarkan kita tentang kasih sayang, kesabaran, dan pengertian. Ayahmu sedang mengikuti jejak beliau dengan bekerja keras untuk keluarga kita."

Khalid mulai mengerti. Dia tahu bahwa ayahnya melakukan semua ini karena kasih sayang dan cinta untuk keluarganya. Khalid merasa lebih baik dan bersemangat untuk pergi ke sekolah.

Ketika Khalid tiba di sekolah, dia bertemu dengan temannya, Arkan. Namun, hari itu, Arkan tidak sepertinya. Dia memutuskan untuk memukuli Khalid tanpa alasan yang jelas. Khalid terluka dan bingung mengapa temannya melakukan hal tersebut.

Khalid pulang ke rumah dan menceritakan insiden itu kepada ibunya, Rini. Rini merasa prihatin dan duduk bersama Khalid. Dia menceritakan sebuah kisah tentang Nabi Muhammad SAW dan seorang nenek Yahudi yang selalu menyakiti beliau.

Rini menjelaskan, "Khalid, ingatlah bahwa Nabi Muhammad SAW selalu bersifat rendah hati dan pemaaf. Meskipun Beliau mendapat banyak cacian dan hinaan dari orang-orang yang membencinya, Beliau tetap berbuat baik terhadap mereka. Salah satu yang sangat membencinya adalah seorang nenek tua Yahudi. Setiap kali Nabi ke Masjid selalu melewati rumah si Nenek."

Khalid mendengarkan dengan antusias, "Suatu hari, ketika Nabi lewat di depan rumah si Nenek, si Nenek melemparkan sampah dan debu ke arah Beliau. Rasulullah terkejut, namun Beliau tidak marah begitu tahu siapa yang melemparnya. Malah Beliau mengangguk sambil tersenyum dan berkata, 'Assalamu'alaikum!'"

Rini melanjutkan, "Nenek itu malah melotot kepada Rasulullah dan berkata, 'Enyah, kau!' Keesokan harinya, Rasulullah lewat lagi di depan rumah si Nenek. Tapi, kali ini lain. Si Nenek tidak kelihatan. Padahal, Rasulullah sudah bersiap-siap menyapanya. 'Aneh,' pikir Rasulullah, 'Pasti ada sesuatu yang terjadi pada si Nenek.'"

Khalid merasa tertarik dengan kisah ini dan bertanya, "Kenapa Neneknya, mi?"

Rini tersenyum, "Ternyata, si Nenek tidak muncul lagi karena dia jatuh sakit. Rasulullah sangat prihatin dan datang untuk menjenguknya. Beliau memberikan pertolongan dan merawat si Nenek dengan penuh kasih sayang."

Khalid memahami pesan yang terkandung dalam kisah itu. Rini melanjutkan, "Khalid, pelajaran dari kisah ini adalah tentang pemaafan, kesabaran, dan kasih sayang. Meskipun Nabi Muhammad SAW diperlakukan dengan sangat buruk oleh si Nenek, Beliau tetap bersikap baik dan membantu saat si Nenek jatuh sakit. Kita juga harus belajar untuk bersabar dan memaafkan, bahkan ketika kita dihadapkan pada perlakuan buruk. Dan sekolah adalah tempat yang penting untuk menuntut ilmu, sebagaimana ajaran Nabi. Allah SWT telah menjanjikan surga bagi mereka yang menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. "

Khalid merasa terinspirasi oleh kisah Nabi Muhammad SAW dan kata-kata ibunya. Dia tahu bahwa sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan memudahkan jalannya menuju surga dan menjadi pribadi yang baik. Khalid berjanji untuk menjalani nilai-nilai ajaran Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya sehari-hari.

Hari demi hari berlalu, dan Khalid berusaha bersabar dan memaafkan Arkan meskipun perlakuan buruk yang dia terima. Dia ingat pelajaran dari Nabi Muhammad SAW dan si nenek Yahudi. Khalid berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Suatu hari, Arkan mendekati Khalid dengan wajah yang penuh penyesalan. Dia meminta maaf kepada Khalid atas tindakannya yang buruk. Khalid dengan tulus memaafkannya, seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Kisah Khalid, Arkan, dan pelajaran pemaafan dari teladan Nabi Muhammad SAW menjadi contoh nyata tentang pentingnya bersikap baik, sabar, dan pemaaf dalam kehidupan sehari-hari. Khalid tumbuh menjadi anak yang bijaksana dan penuh kasih sayang, mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW yang selalu memaafkan dan memberikan kasih sayang kepada semua orang, bahkan yang pernah menyakitinya.

Dalam hidupnya, Khalid selalu mengingat pelajaran berharga ini dan menjadikannya pedoman dalam berinteraksi dengan orang lain. Ia tahu bahwa dengan bersikap pemaaf dan sabar, ia dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan teman-temannya dan menjadi pribadi yang lebih baik pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun