Khalid mendengarkan dengan antusias, "Suatu hari, ketika Nabi lewat di depan rumah si Nenek, si Nenek melemparkan sampah dan debu ke arah Beliau. Rasulullah terkejut, namun Beliau tidak marah begitu tahu siapa yang melemparnya. Malah Beliau mengangguk sambil tersenyum dan berkata, 'Assalamu'alaikum!'"
Rini melanjutkan, "Nenek itu malah melotot kepada Rasulullah dan berkata, 'Enyah, kau!' Keesokan harinya, Rasulullah lewat lagi di depan rumah si Nenek. Tapi, kali ini lain. Si Nenek tidak kelihatan. Padahal, Rasulullah sudah bersiap-siap menyapanya. 'Aneh,' pikir Rasulullah, 'Pasti ada sesuatu yang terjadi pada si Nenek.'"
Khalid merasa tertarik dengan kisah ini dan bertanya, "Kenapa Neneknya, mi?"
Rini tersenyum, "Ternyata, si Nenek tidak muncul lagi karena dia jatuh sakit. Rasulullah sangat prihatin dan datang untuk menjenguknya. Beliau memberikan pertolongan dan merawat si Nenek dengan penuh kasih sayang."
Khalid memahami pesan yang terkandung dalam kisah itu. Rini melanjutkan, "Khalid, pelajaran dari kisah ini adalah tentang pemaafan, kesabaran, dan kasih sayang. Meskipun Nabi Muhammad SAW diperlakukan dengan sangat buruk oleh si Nenek, Beliau tetap bersikap baik dan membantu saat si Nenek jatuh sakit. Kita juga harus belajar untuk bersabar dan memaafkan, bahkan ketika kita dihadapkan pada perlakuan buruk. Dan sekolah adalah tempat yang penting untuk menuntut ilmu, sebagaimana ajaran Nabi. Allah SWT telah menjanjikan surga bagi mereka yang menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh. "
Khalid merasa terinspirasi oleh kisah Nabi Muhammad SAW dan kata-kata ibunya. Dia tahu bahwa sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu yang akan memudahkan jalannya menuju surga dan menjadi pribadi yang baik. Khalid berjanji untuk menjalani nilai-nilai ajaran Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya sehari-hari.
Hari demi hari berlalu, dan Khalid berusaha bersabar dan memaafkan Arkan meskipun perlakuan buruk yang dia terima. Dia ingat pelajaran dari Nabi Muhammad SAW dan si nenek Yahudi. Khalid berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.
Suatu hari, Arkan mendekati Khalid dengan wajah yang penuh penyesalan. Dia meminta maaf kepada Khalid atas tindakannya yang buruk. Khalid dengan tulus memaafkannya, seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Kisah Khalid, Arkan, dan pelajaran pemaafan dari teladan Nabi Muhammad SAW menjadi contoh nyata tentang pentingnya bersikap baik, sabar, dan pemaaf dalam kehidupan sehari-hari. Khalid tumbuh menjadi anak yang bijaksana dan penuh kasih sayang, mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW yang selalu memaafkan dan memberikan kasih sayang kepada semua orang, bahkan yang pernah menyakitinya.
Dalam hidupnya, Khalid selalu mengingat pelajaran berharga ini dan menjadikannya pedoman dalam berinteraksi dengan orang lain. Ia tahu bahwa dengan bersikap pemaaf dan sabar, ia dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan teman-temannya dan menjadi pribadi yang lebih baik pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H