Pengalaman adalah Guru yang Paling Berharga
Ini adalah pengalaman saya menjadi guru
Berapa berharganya pengalaman itu?
Sangatlah berharga.
--------------------------------------------------------------------
Menyukai pelajaran IPA
Berawal sejak saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar SDN 165 di Kota Jambi dengan pelajaran favorit saya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mempelajari tentang makhluk hidup, yakni hewan, tumbuhan, dan berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh manusia adalah hal-hal yang paling diminati. Bahkan ketika sedang sakit, ada anggota keluarga, ataupun teman yang sakit, saya beperan cukup aktif untuk memberikan beberapa saran yang sudah dipelajari di buku-buku IPA, buku kesehatan, dan ,penjelasan yang diajarkan guru di sekolah. Berdasarkan minat dan rasa sosial yang cukup tinggi tadi, sempat bercita-cita menjadi dokter atau perawat. Tetapi seirirng berjalannya waktu, saya mantapkan pilihan untuk menjadi guru.
Guru di Sekolah Dasar
Lulus di perkuliahan tahun 2015 mengambil program studi Biologi di salah satu universitas negeri, saya diterima di sebuah sekolah dasar swasta menjadi guru kelas, antara lain menjadi guru kelas 4, 5, dan 6. Pelajaran yang saya ajarkan adalah IPA, selain itu juga pernah mengampu pelajaran Matematika, Pancasila, dan Seni. Pelajaran IPA di kelas 5 terdapat materi berkaitan dengan Biologi dan fisika, materinya antara lain mengenai sistem organ, yaitu pencernaan, peredaran darah, cahaya, planet, bunyi, dan lain-lain. Untuk materi IPA terlebih yang berkaitan dengan Biologi, jurusan kuliah saya dulu, membuat saya ingin peserta didik menyukai dan mudah dalam mengerti mempelajarinya, tentunya tanpa mengurangi pemahaman dan ketertarikan di materi IPA yang berkaitan dengan fisika. Ketertarikan para peserta didik pada pelajaran IPA terlihat dari besarnya minat mereka untuk ingin menelusuri lagi bab demi bab, setiap akhir pembelajaran ingin diadakan kuis secara individu ataupun kelompok. Nilai rata-rata hasil belajar yang mereka peroleh juga cukup memuaskan.Â
Selama mengampu pelajaran IPA di SD ada beberapa karya yang dibuat untuk membantu kegiatan belajar terutama di waktu terjadinya pandemi Covid-19 dimana semua kegiatan belajar dilakukan dari rumah. Karya yang dibuat pada materi IPA seperti eksperimen gunung api yang cara kerjanya direkam dan dijadikan sebuah video pembelajaran sehingga para peserta didik dapat menyaksikannya  secara daring. Pelajaran lain yang diampu juga ada, seperti Seni Budaya dan Prakarya (SBdP), yaitu membuat karya tiga dimensi dari kertas origami. Sebagai wali kelas, mengadakan ice breaking di sela-sela kegiatan pembelajaran agar peserta didik tidak bosan dan tetap fresh juga dilakukan. Silakan kunjungi channel youtube saya untuk melihat vido-video lainnya ya.. ^.^
Video sebelum pandemi- Kelas 4A
Selama kurang lebih enam tahun berpengalaman mengajar di sekolah dasar, tentu banyak cerita yang setiap harinya dilalui. Dari pengalaman mengajar di SD, para guru yang mengajar di SD harus kreatif dan inovatif menuangkan materi dalam metode yang menyenangkan seperti bermain game. Karena anak-anak akan mudah sekali bosan ketika belajar menggunakan metode yang monoton dan seperti rutinitas yang hanya menunggu waktu selesai.Â
Lanjut ke pengalaman saya berikutnya yang sempat berniat mengambil penyetaraan guru SD agar linear dengan lama kerja, ternyata saya mendapat undangan untuk mengikuti PPG Daljab. Ketika mengikuti tes dan diterima, mengikuti perkuliahan secara daring karena kondisi pandemi yang belum kondusif, sampai ke tahap PPL. Karena di sekolah saya merupakan yayasan yang terdapat jenjang tingkatan SD, SMP, dan SMA, saya memilih untuk melakukan PPL di SMA.Â
Mengajar Biologi di SMA
Sebanyak empat kali PPL aksi, salah satunya saya memilih menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada materi kelainan atau gangguan pada sistem gerak. Dalam pertemuan tersebut, peserta didik diajak untuk mengetahui berbagai contoh kelainan yang terjadi pada sistem gerak manusia, seperti osteoporosis, riketsia, skoliosis, kifosis, lordosis, dan sebagainya. Mengikuti era perkembangan digital yang pesat, dimana kegiatan pembelajaran di sekolah diharuskan berbasis TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge), untuk kegiatan proyek, peserta didik secara berkelompok membuat e-poster menggunakan platform Canva. Poster yang bersifat himbauan tersebut terdapat satu contoh penyakit yang menyerang sistem gerak, penyebab, dan pencegahan penyakitnya. Â Berikut ini cuplikan dari video rekaman kegiatannya, untuk lengkapnya silakan kunjungi youtube channelnya..
Berdasarkan pertemuan dengan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) didapatkan hasilnya sebagai berikut:
- Peserta didik dapat bekerjasama dengan baik membagi tugas sampai semua tugas yang diberikan selesai dengan baik dan tepat waktu.
- Produk yang dihasilkan berupa e-poster yang menarik dan bermanfaat untuk setiap orang agar menjaga kesehatan tulang dan berhati-hati dalam beraktivitas.
- Peserta didik memahami berbagai kelainan atau gangguan pada sistem gerak manusia, penyebabnya, dan cara pencegahannya.
Berikut ini hasil e-poster yang sudah jadi dari setiap kelompok :
Kelompok 1 (Anggota: Andreas, Astriet, Grace, dan Salwa)
Demikian pengalaman mengajar saya, di lain waktu jika ada kesempatan menuliskan pengalaman lainnya akan saya bagikan. Semoga apa yang dibagikan dapat bermanfaat terutama untuk kemajuan para generasi bangsa dan pendidikan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H