Apabila ingin menginap wajib membayar Rp15,000,00. Untuk kendaraan mobil yang tidak menginap dikenakan tarif sekitar Rp20,000,00 hingga Rp25,000,00. Sedangkan untuk yang menginap diwajibkan membayar sebesar Rp50,000,00.
Fasilitas yang diberikan untuk pengunjung ada warung, pos penjagaan, toilet, hingga perlengkapan untuk camping. Penjual makanan diwarung menyediakan makanan ringan, minuman panas dan dingin, gorengan, mi instan, hingga nasi beserta lauknya. Untuk harganya masih terjangkau dengan harga mulai dari Rp7,000,00.
Walaupun terletak ditengah hutan dan kebun kelapa sawit, namun penjagaan tetap dilakukan diarea Bukit Selancang. Hal ini dikarenakan untuk menjaga keamanan dari perilaku pengunjung yang tidak mematuhi peraturan. Pengunjung juga tidak perlu khawatir apabila ingin buang air besar atau kecil. Karena sudah disediakan toilet untuk pengunjung.
Selain itu, pihak pengelola juga menyediakan peralatan camping yang bisa disewakan. Untuk tarifnya bervariasi tergantung dari besar dan kapasitas tendanya. Tarif sewa tenda permalamnya mulai dari Rp60,000,00 akan mendapatkan tenda dan tikar yang bisa langsung ditempati. Selain itu juga disediakan peralatan memasak dengan harga yang bervariasi. Peralatan masak disewakan dengan harga mulai dari Rp20,000,00 per malam. Kegiatan camping ini biasanya dilakukan bagi pengunjung yang ingin melihat pemandangan dipagi hari.
Pada hari tertentu Bukit Selancang ramai dikunjungi oleh pengunjung yang ingin berwisata atau bermalam di puncak Bukit Selancang. Panitia pengelola, Eko Saputra (27) menyebutkan bahwa pada hari-hari besar seperti hari kemerdekaan 17 Agustus, hari raya idul fitri, dan malam minggu biasanya ramai pengunjung yang datang. “untuk hari-hari biasa sih nggak terlalu ramai,” imbuhnya.
Meskipun baru dibuka untuk umum pada tahun 2020, Bukit Selancang sudah ramai dikunjungi oleh masyarakat sekitar Kecamatan Batang Cenaku hingga pengunjung dari luar kota. “karena udah liat-liat di IG makanya mereka tertarik untuk datang. Ada juga yang datang dari Tembilahan, dari Jambi juga. Ada juga yang datang dari Papua. Karena dia ada teman di Pekanbaru, jadi bisa tau,” tutur Eko.
Untuk memudahkan pengunjung yang belum pernah datang ke puncak Bukit Selancang, rute perjalanannya bisa diakses di google maps. “tapi ada juga yang minta shareloc ke kami. Karena dijalan itu sinyalnya susah. Malah dipuncaknya lancar sinyalnya” ungkap Eko.
“Perjalanannya memang melelahkan dan lumayan capek.,” ungkap Santi Yuliatmi (21) selaku pengunjung. Meskipun perjalanan yang cukup melelahkan, namun begitu sampai puncak pemandangan yang terlihat tidak mengecewakan, tambah Santi. “yang menarik itu pemandangannya kalau pagi sama sore,” imbuhnya.
Menurut pengunjung lainnya, Windarti (20) menyebutkan bahwa pemandangan dipagi hari lebih menarik. Lebih lanjut, Windarti menambahkan “yang menarik itu kalau pagi bisa lihat pemandangan lautan awan. Itu bagus banget. Tapi kalau sore, akan terlihat sunset dengan jelas, kalau nggak mendung sih.”
Namun, meskipun sudah menunggu semalaman untuk melihat lautan awan, bisa saja pengunjung tidak beruntung untuk melihat lautan awan dipagi hari. Karena biasanya lautan awan akan muncul apabila malamnya turun hujan, namun bukan hujan deras. Bisa saja hanya gerimis, maka lautan awan akan muncul dipagi hari dan terlihat dengan jelas.
Ketika ditanya bagaimana perasaanya bisa melihat pemandangan berupa lautan awan dipagi hari, Santi dan Windarti mengungkapkan kekagumannya masing-masing pada keindahan alam tersebut.