Ibuku sudah meninggal dunia saat aku duduk di kelas 2 SD. Walaupun begitu aku masih ingin mengucapkan Selamat Hari Ibu 2022. Angin dingin sedang bertiup lembut, Â membuat sejuknya udara Bandung. Pada sela-selanya ada asa hangat membongkah, untuk ibuku di surga.
Kesetiaan
Dalam usia uang masih kecil, samar-samar aku ingat. Ibuku sangat setia, mendampingi ayahku yang sering berpindah tugas. Awal karir ayahku dimulai di Pabrik Gula (PG) Krebet, sejak Indonesia dalam masa penjajahan Belanda.Â
Ibuku mengikuti ayah dari PG ke ke PG, dari kota Malang hingga kota Situbondo. Pada saat di PG Pakis Pati, seluruh dunia dilanda pandemi polio. Tentu saja tak terkecuali Indonesia.
Aku dan kakakku secara bergantian mengalami demam. Berakhir dengan aku yang terdampak polio. Untuk mempermudah pengobatan, aku dititipkan kepada nenek yang tinggal di Malang. Ibuku yang sering menengok aku yang menjalani pengobatan. Aku sendiri tidak terlalu mengetahui bagaimana keadaanku persisnya.Â
Aku hanya ingat saat bersekolah di YPAC cabang Malang. Sebenarnya aku senang, tetapi orangtua, nenek dan para tante memindahkan aku ke sebuah SD. Katolik. Katanya sih ... karena YPAC tidak memberikan rapot saat kenaikan ke kelas dua. Juga YPAC tidak memberikan pelajaran agama.Â
Semetara ayah dan ibuku sudah berpindah-pindah ke PG Rejoagung - Madiun dan PG Wringin Anom - Situbondo.  Mereka kadang-kadang menengok aku di Malang. Hingga suatu saat , Ibuku menengok aku dalam keadaan hamil. Seperti kebiasaannya, selalu bermalam beberapa hari  di Malang.
Tetapi ... tetapi ... ada sesuatu pada kandungannya. Keluarga yang di Malang segera membawa ke bidan. Dan ibuku tak tertolong, meninggal dunia bersama adik yang sedang dikandungnya. Aku sangat sedih. Seharusnya ibu tak usah menengok. Aku sudah bisa melakukan kebiasaan sehari-hari seperti yang diajarkan di sekolahku.Â
"Ibu sayang kepada kamu," kata ayah sambil mengelus punggungku. Ayah juga tampak sangat sedih kehilangan ibu yang sangat setia kepada ayah, setia kepada keluarganya.Â
Kesederhanaan
Saat ibuku masih sehat, pada masa liburan sekolah aku pulang ke rumah ayah di kompleks PG. Betapa besar loji yang ditinggali ayah. Begitulah rumah peninggalan penjajahan Belanda. Sebuah rumah yang besar dengan halaman yang luas. Tetapi ... tetapi ... di bagian belakang rumah, ibuku bukan saja selalu mengenakan daster. Sering aku melihat dia menukarkan baju yang sudah usang dengan telur ayam.
Ibu hanya dibantu seorang pembantu yang setia untuk membersihkan halaman dan mencuci baju. Ibu membersihkan dan menata sendiri ruang tidurnya dan ruang tidur anak-anak. Ibu juga memasak semua makanan kesukaan ayah dan anak-anaknya sendiri. Tim ati ayam adalah makanan buatan ibu yang paling aku sukai.
Aku mengagumi kegemarannya menjahit baju untuk keluarga. Katanya mesin jahit yang digunakan adalah hadiah dari ayah pada hari ulang tahunnya yang ke 23. Hari ulang tahun pertamanya setelah menjadi istri ayah. Â
Walau hanya sebentar aku bersama ibuku, tetapi aku ingat dan bangga atas sikap-sikap ibuku. Setelah aku menjadi ibu, dan bahkan nini, semuanya menjadi landasan setiap aku menapakkan langkah. Â Bagaimana aku mengingat ibuku, itulah yang menjadi sikap keseharianku. Hingga kini aku telah menghantar 2 putriku menyelesaikan pendidikan. Mereka kini berjuang dalam belukar yang harus dibenahi dalam hidupnya. Bahkan mereka memberiku cucu-cucu yang cantik, sesuatu yang belum pernah dirasakan oleh ibuku.
Benarlah kata-kata bijak yang diucapkan oleh Lao Tzu pada abad ke 5 Sebelum Masehi. Kesederhanaan adalah langkah pertama dari kebajikan , yang merupakan awal dari kesempurnaan moral.Â
Pada tanggal 22 Desember 2022, aku ingin memberikan hadiah buat hari ibu. Rasa rinduku yang tak terhingga kepadanya. Bilakah dia menengokku lagi? Atau aku sekarang yang harus menengoknya? Nanti... bila suamiku sudah membeli ban baru untuk mobilnya, kami akan ke Pemakaman Sukun di Malang. Bukankah dengan adanya jalan tol Trans Jawa, waktu tempuh Bandung Malang tidak sampai 11 jam.
Bumi Matkita,
Bandung, 26/12/2022. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H