Untuk susunan barisan dengan warna yang berbeda, kami memberi ruang agak jauh terlebih dahulu Maksudnya jika ada tindakan yang menyebabkan roboh, hanya barisan yang sewarna saja yang rohoh.Â
Suasana ini cukup menghibur bagi kami berdua, cucu tidak mudah marah dan nini tidak merasa bosan. Kami tidak harus sering memperbaiki susunan kepingan yang sudah panjang.
Pengisian Kepingan-kepingan Hitam atau Putih
Setelah itu barulah mengisi ruang yang  agak berjauhan dengan kepingan-kepingan hitam atau putih yang tadinya tidak digunakan terlebih dahulu. Tentunya, kami harus berhati-hati dalam menyelipkannya., kalau ada kecerobohan ... wah efek domino akan merobohkan tatanan sebelum sempat menyeesaikan sampai semua kepingan domino habis. Bila ada kekurangan dalam proses menyelipkan, dapat mengambil kepingan yang paling pinggir.Â
Tujuan kami menyatukan semua barisan-barisan pendek yang sewarna menjadi sebuah barisan panjang yang terdiri dari 120 kepingan domino. Eits ... jangan lupa dalam menyelipkan kepingan hitam dan putih, harus merencanakan arah robohnya  semua kepingan akibat dari efek domino.Â
Awalnya cucuku sulit  mengerti maksud dari merencanakan menyelipkan kepingan hitam dan putih. Tapi beberapa kali menyusun kepingan, dia langsung mengerti dan bisa merencanakan sendiri. Dengan tangannya yang mungil dia menunjuk alur efek domino yang akan merobohkan seluruh barisan kepingan domino yang sudah disusun dengan susah payah.
Puing-puing Indah dalam Permainan Efek Domino
Nah .. robohnya keseluruhan kepingan secara beruntun sekaligus inilah yang sangat menyenangkan. Robohnya kepingan menjadi puing-puing setelah semua kepingan berhasil ditata, merupakan keberhasilan dalam permainan efek domino. Pendidikan apakah yang dapat diambil dari permainan efek domino ini?
Merencanakan dengan penuh perhitungan
Menjalani dengan penuh kesabaran.
Mengusahakan tidak roboh sebelum semua kepingan habis terpakai.
Menikmati robohnya semua kepingan menjadi puing-puing. Â
Efek Domino dalam Peristiwa Nyata
Efek Domino merupakan sebuah teori yang diyakini oleh negara AS setelah Perang Dunia II. Jatuhnya negara nonkomunis ke komunisme, akan berimbas secara beruntun pada jatuhnya negara-negara tetangga.Â
Presiden Harry S Truman pertama kali memperkenalkan teori ini pada tahun 1940, sebagai pembenaran atas tindakannya memberi bantuan kepada Yunani dan Turki agar tidak jatuh ke komunisme. Â