Hari ini 23/07/2022. adalah Hari Anak  2022. Indonesia merayakan dengan semboyan Anak Terlindungi, Indonesia Maju.
Sudahkah semboyan ini dijalankan, walaupun secara sederhana dalam kehidupan sehari-hari? Atau hanya digadang-gadang bagai slogan yang tertulis indah dan berbunyi nyaring saja? Mengapa masih ada anak-anak yang mengalami perundungan oleh berbagai pihak?Â
Setiap insan melindungi  anak-anak melalui pendidikan, harapannya setelah dewasa anak bisa mandiri melindungi diri sendiri. Sayangnya sekarang banyak perlakuan kurang baik terhadap anak-anak, yang dijumpai dalam dunia pendidikan. Pelecehan dan pencabulan dilakukan oleh guru menghiasi halaman-halaman berita dan running text di televisi. Â
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada dunia pendidikan, tanda zaman mengingatkan kita semua. Bukan semata dunia pendidikan yang merupakan tempat melindungi anak-anak, biarpun dunia pendidikan sudah berganti kurikulum berkali-kali. Terletak di bahu orang tua, sebenar-benarnya perlindungan anak-anak yang aman.Â
ABK: Anak Berkebutuhan Khusus
Mari kita menerapkan semboyan Hari Anak 2022 , "Anak Terlindungi, Indonesia Maju" dalam kehidupan setiap hari dan kepada setiap anak-anak. Termasuk lindungi Anak Berkebutuhan Khusus, ABK.
ABK adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya, tetapi belum tentu menunjukan ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.Â
ABK antara lain adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras. Juga anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan, dan kesulitan bersosialisasi.Â
Pandidikan untuk ABK yang sudah ada sejak lama adalah Sekolah Luar Biasa (SLB). Â Sayangnya SLB sering diartikan sebagai sekolah yang ketinggalan dalam metoda belajar dibandingkan sekolah umum.Â
Sekarang banyak didirikan sekolah umum yang terbilang baru, yang menerima ABK. Sekolah Inklusi yang mengikutsertakan ABK dalam pendidikan umum. Pada Sekolah Inklusi, setiap kelasnya menerima siswa yang merupakan ABK sebanyak 5-10% dari jumlah siswa keseluruhan  di kelas. Guru kelas di Sekolah Inklusi didampingi oleh seorang guru yang akan membantu proses belajar bagi siswa yang merupakan ABK.Â