Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Malam yang Sangat Benderang

30 April 2022   23:22 Diperbarui: 1 Mei 2022   09:44 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malaikat-malaikat. Sumber gambar: Pixabay

Tentunya sebagai seorang dokter, tujuan Dina bekerja untuk menyembuhkan orang sakit. Tetapi selain itu juga mengumpulkan uang agar bisa mendaftarkan melanjutkan ke PPDS. Dina ingin menjadi seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam (Sp. PD). 

Alhamdulillah cita-cita terkabul. Kini gelar dr. Dina Juwita Sp.PD sudah ada dalam genggamannya. 

Pada tahun pertama PPDS, Dina tidak boleh praktek. Pekerjaan di RS digantikan oleh orang lain. Begitu juga tempat praktek pribadi Dina diisi oleh dr. Astuti. Suster Angela yang sering membantu Dina tetap di sana. Tugasnya menjadi membantu dr. Astuti. Untuk masalah keuangan memang sejak dulu dikelola oleh suami Dina.

PPDS bukanlah kegiatan yang santai. Dina hampir tak pernah mengurusi tempat prakteknya lagi. Dina sangat mempercayakan segala urusan tempat praktek pribadi kepada suaminya.

Hingga suatu saat pecah prahara. Suaminya meminta izin untuk menikahi Angela. Tentu saja Dina mengamuk, tak memberikan izin. 

Tetapi ... tetapi ... suaminya malahan membeitahukan mereka telah melakukan nikah siri.

Tak bisa dibendung lagi, Dina semakin mengamuk. langsung saja dia mengusir suaminya dan Angela. 

PPDS bukanlah kegiatan yang sebentar. Dalam kurun waktu 5 tahun, suaminya pernah mendatangi meminta agar tetap diterima sebagai suami yang bisa tetap mencintai putri mereka. Cyra.

Dina bersumpah tak akan bisa menerima suaminya, kecuali Angela mati.

Ungkapan yang sering diumbar oleh Dina, sehingga Cyra juga mengetahui apa yang menjadi keinginan ibundanya. 

+++++

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun