Putih bening kemilau membuat makin semaraknya bulan Ramadan. Kagum luar biasa akan keindahan yang bagaikan permata, itulah yang dirasakan nini Rini saat mencuci kolang-kaling.
Pasar-pasar berhiaskan kolang-kaling yang berkilauan di dalam ember-ember plastik. Setiap orang hanya tinggal membeli, dengan satuan kilogram. Â Dan 1 kilogram harganya sekitar Rp 25000#.
Walau sejak pandemi banyak orang membatasi diri pergi ke pasar-pasar, kolang-kaling bisa dibeli secara online. Harganya sebenarnya sama dengan harga di pasar, tetapi akan dibebani dengan ongkir (ongkos kirim).
Ramadan adalah bulan penuh berkah. Bulan diturunkannya Al Quran pada malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadri. Bulan yang dijanjikan oleh Allah sebagai bulan penuh pengampunan, asalkan kita selalu berusaha menjalankan perintahnya. Perintah Allah tentunya banyak sekali, salah satunya adalah "tidak melakukan korupsi". Jadi janganlah dibalik! Tetap melakukan korupsi, nanti pada bulan Ramadan akan memdapatkan pengampunan.Â
Nini Rini mengolah kolang-kaling sudah merasa melakukan amalan yang indah pada bulan Ramadan. Kilau-kemilau yang dipancarkan oleh kolang-kaling membuat hadirnya rasa kagum yang luar biasa. Apalagi Ramadan tahun ini, yang merupakan Ramadan ke 3 pada masa pandemi covid-19. Juga merupakan Ramadan dengan kehadiran cucunya  Laras, sehingga nini Rini mengiris kolang-kaling menjadi 3 bagian kecil-kecil.
Manfaat Kolang-Kaling selama bulan Ramadan.
Selama bulan Ramadan, umat Islam yang telah dewasa wajib melaksanakan puasa. Â Kegiatan yang tampak dengan jelas adalah tidak makan dan minum dari subuh hingga mahgrib. Makan dan minum terakhir sebelum terdengar azan subuh, disebut sahur. Waktu mengawali makan dan minum lagi setelah terdengar azan mahgrib, disebut buka.Â
Kolang-kaling yang telah diolah merupakan penganan yang disukai banyak orang untuk mengawali buka. Â Nini Rini suka mengolah kolang-kaling sebagai es buah.
Siapkan kolang-kaling 250 gram
Cuci bersih. Rendam dengan beras sekitar 15 menit, untuk menghilangkan aroma asam. Lalu cuci lagi hingga bersih
Didihkan air 500 cc.
Rebus kolang-kaling dalam air yang sudah mendidih hingga lunak.
Baru tambahkan gula pasir 120 cc dan daun pandan wangi.
Rebus terus hingga manisnya merasuk dalam  kolang-kaling.
Dinginkan.
Setelah dingin bisa ditambahkan aneka buah-buahan. Misalnya pepaya yang dibentuk bulat-bulat, timun suri dan alpukat yang dikerok dengan menggunakan sendok, mangga uang dipotong kotak-kotak dan lain-lain.
 Tetapi banyak juga yang suka mencampurkan kolang-kaling ke dalam kolak pisang.Â
Selain rasanya enak dan memiliki penampilan yang kemilau, kandungan kolang-kaling  sangat baik bagi yang menjalani puasa Ramadan. Komposisi kandungan untuk setiap 100 gram kolang-kaling  ...
air  93,8 %.
protein 0,69 gram.
karbohidrat  4 gram.
kadar abu yang mengandung kalsium 1 gram.
serat  0,95 gram.
Sehingga kolang-kaling sangat bagus sebagai penunjang kesehatan.
Karbohidrat menimbulkan rasa kenyang, membuat tidak makan berlebihan.
Serat melancarkan kerja saluran pencernaan.
Menyembuhkan nyeri sendi.
Memperlancar proses metabolisme tubuh.
Nini Rini yang hanya menyediakan es buah kolang kaling, sudah merasakan sebagai sebuah amalan yang dilakukan dalam bulan Ramadan. Apalagi mereka yang membuat adanya kemilau kolang-kaling hampir di seluruh pasar-pasar di Indonesia, dalam  bulan Ramadan. Suatu amalan yang sungguh sulit dinilai.
Kalau tak ada mereka, betapa bulan Ramadan sepi tanpa kemilau kolang-kaling di hampir setiap pasar.
Dari mana datangnya kolang-kaling yang  ada di hampir setiap pasar?
Kolang-kaling didapatkan dari biji-biji pohon Aren (Arenga Pinnata), yang merupakan palma terpenting ke 2 setelah kelapa. Tanaman ini tumbuh banyak di Indonesia, diataranya Jawa, Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara dan lain-lain.Â
Buah pohon Aren memiliki 2 atau 3 butir inti biji. Kolang-kaling diambil dari buah yang mesih muda, yang intinya masih bening. Dari mengambil buah hingga menjadi kolang kaling, bukan merupakan proses yang mudah. Menurut aku mereka pengolah biji buah Aren menjadi kolang-kaling melakukan amalan bulan Ramadhan yang nilainya sangat tinggi.Â
Memilih biji yang baik. Tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Harus pas.
Buah dibakar atau direbus, untuk menghilangkan getah-getah yang membuat gatal.
Setelah itu barulah dilakukan pengupasan buah untuk mengambil biji-bijinya.
Biji dipukul menjadi gepeng.
Lalu direndam air kapur  untuk proses fermentasi. Lalu dicuci lagi dengan air bersih.
Betapa semarak melihat kemilau kolang-kaling, dan betapa segar menikmati es buah kolang-kaling yang dibuat nini Rini dalam bulan Ramadan. MARHABAN YA RAMADHAN.
Bumi Matkita,
Bandung, 06/04/2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI