Kehidupan ini seperti sebuah puzzle. Memang sekarang kepingan-kepingan yang belum disusun masih terlihat berantakan. Tetapi nanti, setelah puzzle selesai disusun, kita akan melihatnya: keindahan—yang telah dipersiapkan oleh Tuhan. Meski tanpa impian, tak usah risau. Teruslah berjalan dan temukan impianmu di sepanjang perjalanan--(TinLit)--
Beberapa hari lalu, aku mendapat kiriman 3D Puzzles dari kakak ipar yang tinggal di Belanda. Seperti biasa kiriman itu dititipkan pada rekan yang kebetulan singgah ke Indonesia.Â
Seperti biasa pula isi kiriman dibagi-bagi kepada semua keluarga yang ada di Indonesia.Â
Sesuatu yang spesial yang aku terima kali ini adalah  Buckingham Palace Puzzles, sebuah 3D Puzzles.
Apakah itu 3D Puzzles?
Sejak abad 18, kita semua sudah kenal jigsaw puzzles, yang sifatnya menata teka-teki kepingan-kepingan menjadi bidang bergambar.
Pada tahun 1991 Paul Gallant adalah orang pertama membuat 3D Puzzles, yaitu menyusun teka-teki kepingan-kepingan menjadi bangun ruang bergambar.
Perusahaannya Wrebbit, di Montreal, Quebec, memproduksi 3D puzzle yang produksinya dikenal dengan Puzz3D. Desain 3D puzzles, yang dibuat adalah bangunan-bangunan landmark yang sangat terkenal di dunia.Â
Misalnya Gedung Putih yang merupakan istana presiden Amerika Serikat--Big Ben adalah jam besar di istana Westmister London--Menara CN yang merupakan menara komunikasi di Toronto Canada dan lain-lain .Â
Hampir semuanya dibuat dengan skala 1:585.
Sayangnya pada tahun 2001 Wrebbit dibeli oleh Irwin Toy. Tetapi beberapa tahun kemudian Irwin Toy juga bangkrut. Paul Gallant membeli lagi dan memproduksi Puzz3D juga tapi dalam bentuk lebih kecil. Hingga akhirnya pada tahu. 2005 dibeli oleh  Hasbro.Â
Menata puzzles merupakan hobi. Akan sangat menyenangkan bagi yang berhasil menyelesaikan.Â
Tapi tiada hukuman ataupun dosa bagi yang gagal menyelesaikan. Hanya saja kalau diperlombakan, akan ada yang merasa kalah.
Manfaat dari hobi menyelesaikan puzzles, selain menyenangkan juga akan mencerdaskan.
Kecerdasan apa saja yang diperoleh dari hobi puzzles pada umumnya, dan khususnya 3D Puzzles?
Mengenal banyak bangunan yang merupakan landmark di dunia. Menambah pengetahuan.
Mengetahui struktur bangunan, mana kolom--dinding--pintu--jendela--atap--penahan panas dan dingin.
Membangun ketelitian, pada dasarnya harus menghubungkan satu sama lain. Baik berdasarkan kesesuaian, atau mengikuti instruksi khusus.
Menghitung dengan benar, setidaknya ada berapa banyak keseluruhan kepingan-kepingan. Hilang sebuah saja, puzzles akan terasa ada cacatnya.
Menepatkan ukuran, kalau terlalu longgar atau terlalu sesak bisa dipastikan ada kesalahan.
Apa menariknya memiliki hobi 3D Puzzles?
Sebagai bagian dari hobi, manfaat 3D Puzzles tentunya untuk membentuk suasana yang menyenangkan.Â
Seperti biasanya jigsaw puzzles, pada kemasannya tertera tulisan bisa digunakan untuk umur berapa.Â
Pada Buckingham Palace Puzzles tertulis untuk usia 8+.
"Wah cocok untuk nini," kataku kepada cucuku Laras.
"Iya, Laras belum bisa," kata Engki.
Tetapi Nini lebih senang mengerjakan 3D Puzzles dengan suasana bermain. Karena itu tidak mungkin nini tidak mengajak Laras.Â
Nini membuka kemasan 3D Puzzles yang telah disemprot disinfektan, dan ... sudah di karantina selama seminggu. Hehehe.
 Masa karantina itu juga yang membuat Laras hampir setiap hari menanyakan, apakah 3D Puzzles nya sudah boleh dibuka.
Nini membaca cermat instruksi yang disertakan pada dan dalam kemasan. Pada kemasan tertulis "No cutting or gluing".Â
Selanjutnya dalam kemasan, Buckingham Palace Puzzles terdiri dari 5 blok A--B--C--D--E. Pada masing-masing blok ada pintu--jendela--atap.
Masing-masing terbentuk dari kepingan-kepingan yang harus dilipat dan dirangkai.Â
Rangkaian terbentuk dengan menghubungkan bagian demi bagian, dengan memasukkan  pasak yang pada lubang pasak.Â
"Nah ... pasti Laras pintar dalam membuat lubang-lubang pasak," kata nini yang telah mengenal aneka kemampuan Laras.
Dalam melepas lubang pasak, ingat no cutting. Laras menyentil lubang dengan gunting kecil miliknya. Gunting yang biasa digunakan kalau mengikuti sekolah daring di rumah nini. Kecil dan terbuat dari plastik.Â
Walaupun tampaknya pekerjaan Laras hanya melepas lubang pasak. Tetapi Laras cukup mengerti struktur bangunan Buckingham Palace Puzzles.Â
Suatu hari, saat ibunya tidak sengaja merobohkan Buckingham Palace Puzzles yang telah dibuat oleh nini dan Laras. Dengan cekatan Laras mengambil lembaran instruksi yang oleh nini tetap disimpan dalam kemasan.
Laras menyodorkan lembaran tersebut kepada ibunya . Dan mereka berdua sanggup memperbaiki.
Engki mengusulkan melekatkan bagian-bagian tertentu dengan lem uhu. Agar kalau terseggol tidak roboh dan lepas. Tetapi nini mengingatkan no gluing.
Dengan memperhatikan kemasannya, tertulis Buckingham Palace Puzzles ini MADE IN GERMANY.Â
Ternyata ... ternyata Hasbro juga tidak bisa memproduksi Puzz3D.Â
Setelah Paul Gallant meninggal pada tahun 2011, puteranya dan teman yang tadinya di Wrebbit berusaha membuat bangkit lagi Puzz3D. Juga ada Ravensburger yang meneruskan membuat 3D Puzzle.Â
Buckingham Palace Puzzles adalah buatan Ravensburger.
Nini sudah membeli mika di tokopedia, berniat membuat kotak untuk menyimpan dengan rapi Buckingham Palace Puzzles menghiasi rumah nini.
Sedangkan untuk Laras, nini melihat di tokopedia juga banyak dijual 3D Puzzles dengan harga yang terjangkau.
Bandung, 05/02/2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H