Untung ada Helen yang bawaannya takut hujan. Sehingga rumahnya selalu dilengkapi berbagai bentuk pelindung akibat hujan. Ada penangkal petir. Tiang logam yang ditancapkan di atas wuwungan, bagian tertinggi dari rumah. Lalu menghubungkan dengan kabel tembaga ke tanah. Helen mengharap. Seandainya ada petir lewat. Segera menyambar tiang logam yang tinggi dan terkendali  menjalar ke bumi. Tak sempat menyambar bagian lain.
Sebelum musim penghujan September hingga April datang, semua selokan sekitar rumah dibersihkan. Bebas alang-alang dan sampah-sampah lain. Air mengalir lancar dalam selokan, menuju laut lepas. Biarkan laut mengolah air, yang nantinya menjadi hujan membasahi bumi lagi.Â
Malam ini, anak-anaknya sudah tak tinggal bersamanya lagi. Hanya berdua dengan suami. Helen masih seperti dulu. Menjaga rumahnya dari musim hujan yang baginya menakutkan.Â
Suaminya juga masih seperti dulu, menyukai kedatangan hujan. Dia menangkap air hujan dengan membiarkan halamannya yang luas ditanami aneka pepohonan.Â
Gemuruh air hujan mengguyur malam. Gerojokan air membuat Helen susah tidur, tetapi sebaliknya membuat suaminya tidur dengan nyenyak. Dililitkannya lengannya memeluk suaminya, mengusir takut walau kantuk tak kunjung datang.Â
Bandung, 28/01/2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H