Khusus untuk KG A, PTM diselenggarakan seminggu sekali. Kapasitas kelas 50%.Â
Jadi PTM diselenggarakan tiap hari Rabu, terbagi menjadi 2x. Karena jumlah siswa yang ikut program hybrid 11 anak, maka kapasitas kelas pagi 5 anak dan kelas siang  6 anak.Â
Kemarin saat hari pertama PTM, seorang teman  Laras ada yang sakit. Pada peraturannya yang sakit tikak boleh masuk kelas. Jadi PTM terselenggara dengan kapasitas masing-masing kelas 5 anak.Â
Laras yang tetap daring, ikut bersama kelas pagi yang jam 08.00-09.00.Â
Siswa-siswi yang PTM dan guru harus menjalankan prokes ketat. Menggunakan masker dan faceshield, dan membawa masker cadangan. Pihak sekolah menyediakan hand-sanitizer dan fasilitas cuci tangan dengan sabun, tetapi bagi anak-anak yang mempunyai alergi disarankan untuk membawa sendiri.Â
Kelas KG A yang setiap harinya dibimbing oleh 2 guru, seorang guru menghadap laptop untuk menyampaikan materi kepada Laras yang daring dan teman-teman lain  yang PTM.Â
Sedangkan guru yang seorang lagi, berkeliling kelas memberikan bimbingan kepada siswa-siswi PTM yang harus diberi bimbingan.Â
Para "mom" yang mengantar tidak boleh masuk ke kelas. Tentunya hal ini untuk mengurangi kerumunan dalam kelas.
Sambil menunggu anak-anaknya, mereka nongkrong kongkow di cafe yang dekat sekolahan.
Kesimpulannya lebih baik manakah, tetap daring atau PTM?
Mengingat banyaknya kasus positif Jabar yang masih ada kenaikan, selalu berhati-hatilah semua yang mengikuti PTM. Omicron masih menghadang di sudut-sudut ruang umum tempat berkerumun.Â
Pernah dikatakan oleh Mendikbud Dikti mas Nadiem Makarim. Belajar di PAUD dan TK itu sangat penting, karena merupakan  "golden age" bagi anak-anak. Pendidikan pada  golden age akan menjadi fondasi bagi keberhasilan seseorang.