Kemajuan teknologi sekarang sudah sangat maju. Suami dikirim link youtube oleh temannya. Untuk menonton konser hari ibu, dengan tema Bukan Cuma Perempuan.Â
Sebuah acara yang diselenggarakan oleh akun youtube Gajah Gembira. Kemajuan teknologi yang aku maksudkan, sekarang nonton youtube tidak harus dari laptop. Bisa dari TV, tidak harus umpek-umpekan dari laptop atau hape.
Pengirim link youtube adalah teman suami yang alumnus ITB, dan waktu mahasiswa mengikuti ukm kampus band.
Pastilah peserta konser adalah para mahasiswa dan alumni ITB. Terutama mahasiswa dan alumni yang tergabung dalam ukm kampus band.Â
Sebuah konser yang dipersembahkan untuk para ibunda. Lagu-lagu yang diselingi dengan cerita sejarah asal-usul hari ibu, dan puisi- puisi yang menggelora tentang kehidupan para ibu yang sangat inspiratif.
Entah mengapa konser hari ibu kali ini membawa tema Bukan Cuma Perempuan. Apakah maksudnya para ibunda itu bukan cuma perempuan ... biasa. Atau peserta konser bukan cuma perempuan, ada laki-laki juga maksudnya.Â
Salah satu peserta bukan cuma perempuan, yang laki-laki adalah peserta yang menamakan diri .Â
OSD Tambang ITB terdiri dari mahasiswa dan alumni. Ada 2 diantara pesertanya mantan anak-anak yang pernah mengontrak rumah kami.Â
Pertama adalah Haikal, bukan nama sebenarnya. Sekarang sudah lulus sebagai Sarjana Tambang ITB. Kedua Rifai, bukan nama sebenarnya juga. Sampai sekarang masih mahasiswa Tambang ITB.
"Ibu sedang nonton Bukan Cuma Perempuan. Haikal jempol, jempol,jempol," dengan penasaran aku ketik di WA grup bersama mereka, "Ada Rifai juga ya?"
"Wah .. mantap ibu," jawab Rifai, "Iya bu."
"Apa kabar Rifai?" sambungku lagi, "Apakah sudah lulus?"
WA terdiam sejenak, konser terus berjalan silih berganti lagu, syair dan ungkapan-ungkapan tentang ibunda.
ODS Tambang ITB membawakan lagu Anissa.
Ternyata mahasiswa-mahasiswa Tambang mantan pengontrak rumah aku aktifis ukm kampus band sejati.
Pantas sering gaduh, bermusik hingga malam hari. Sehingga pak RT meminta kami tidak menerima mahasiswa-mahasiswa lagi sebagai pengontrak. Pak RT juga memberikan contoh semua rumah yang dikontrakkan kepada mahasiswa didatangi warga secara langsung, diminta untuk menutup kontrakan. Dan pemilik harus mengembalikan uang kontrak.
Segitunya ... aku memilih memutus kontrak sesuai perjanjian.Â
"Aduhh jadi maluu bu heheheh," sambung Haikal di WA grup.Â
"Bagus kok. Pokoknya 8 anak-anak Tambang yang pernah mengontrak rumah ibu harus menjadi sarjana Tambang ITB semua."
"Insyaa Allah sebentar lagi ibu, mohon doanya bu," tulis Rifai yang dari tadi diam.Â
"Selalu didoakan Rifai. Ayo fokus. Pokoknya semua anak-anak yang mengontrak rumah ibu harus jadi Sarjana Tambang ITB semua."
"Siap bu,"
Dari 8 mahasiswa-mahasiswa yang mengontrak rumah kami ada 6 mahasiswa yang sudah lulus sebagai Sarjana Tambang ITB.
Selama masa kontrak, kegaduhan yang sering terjadi bukan hanya karena mereka banyak yang anggota ukm kampus band. Tetapi juga rumah kami sering digunakan sebagai tempat sidang sarjana yang diselenggarakan secara daring. Sekaligus tempat bersenang-senang bagi mereka yang berhasil lulus sebagai sarjana Tambang ITB.
Sebuah dilema. Sebenarnya aku senang menghantar mahasiswa-mahasiswa dengan cara memberikan kontrakan. Tapi aku enggan melawan RT dan warga setempat.
Kepada para mahasiswa-mahasiswa  berjagalah dalam sikap ...
- Mengatur kegiatan, apalagi ukm kampus band yang pasti bermusik dengan "gaduh" bersyair dengan "lembut".
- Mengatur waktu, sehingga tetap lulus sebagai sarjana.
- Khususnya sarjana Tambang yang sangat dibutuhkan mengatur pertambangan Indonesia.
- Bijaksana dalam mengelola hasil tambang yang diambil dari rahim Ibu Pertiwi. Menjaga lingkungan Indonesia sesuai irama dan ungkapan dalam konser untuk ibu.Â
Mulailah dari sekarang, sejak menjalani masa kontrak sebagai mahasiswa.Â
Bumi Matkita,
Bandung, 27/12/2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H