Dari bambu yang tumbuh subur di negara Indonesia
Senjata untuk perjuangan yang tak lekang oleh zamanÂ
Runcing menusuk-nusuk potongan-potongan kecil-kecil
Bagian tubuh, dalaman dan kulit
*****
Dari remang-remang keliling-keliling dangan teriakan melengking sesekali
Hujan dingin menjadi hangat terlanda asap harum
Sejak masa mahasiswa kita berteman karib
Aku yang mengundang di bawah keteduhan teras rumah indekos
*****
Zaman berubah nasib kehidupan berganti
Setelah pergi jauh ke tempat rantau di sana
Dipinang anak pemilik tempat indekos dan kita jumpa lagi
Aku kembali bukan ke kampung halaman tempat bundaÂ
*****
Di sudut jalan tetap remang tetapi diam di tempat
Aku yang  menyempatkan datang ke arena yang hangat
Aroma asap bakaran bagian tubuh, dalaman dan kulit ayamÂ
Sangat menyengat dan mengundang untuk menikmati hidangan sedap
*****
Mengapa harus datang virus corona?
Seakan membuat berhenti urusan saling mengundang
Aku lebih banyak di sini, di rumah bersama keluarga anak dan cucu
Dan engkau tetap di sana, di sudut yang remang
*****
Bertambah bekal senjata dalam genggaman
Gawai buatan negara Tiongkok
Bersama keluarga dan anak yang lahir pada abad milenial
Aku tetap bisa memesan hidangan menggunakan go food
*****
Kini menjelang hari pahlawan 2021
Sejak mahasiswa hingga aku beranak cucuÂ
Dengan berbagai cara tetap menikmati hidangan sate ayam
Mulai dari engkau keliling, aku singgah dan kita berkelana melalui dunia maya
*****
Mamang pembuat dan pemasar sate ayam yang sungguh penuh jasa
Puisi ini aku buat untukmu pahlawan kehidupan
Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Rumah Pena Inspirasi Sahabat untuk memperingati Hari Pahlawan tahun 2021
 Â
Bumi Matkita,
Bandung, 09/11/2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H