Stoberi tampak sebagai tanaman lemah. Ternyata pertumbuhannya sangat cepat menyubur. Buahnya merah indah manis dalam rasa, selalu mengingatkan untuk selalu memeliharanya.
Kehadiran mamang yang tiba-tiba datang ke rumah mendatangkan kejutan. Karena sudah lama tak pernah berkabar. Tepat sebelum pandemi covid-19 marak, sesudah mamang menyelesaikan renovasi rumah milik ibu.
Mamang yang selalu menyebut dirinya professional, sebenarnya sudah lama menjadi orang kepercayaan ibu. Bahkan renovasi rumah yang terakhir kali yang dikerjakan, merupakan rencana ibu yang cukup lama tertunda. Masalahnya ibu masih terikat perjanjian kontrak rumah dengan ibu Aat.
Rumah yang dikenal dengan rumah BTN yang sudah cukup tua, tanahnya seluas 400 meter persegi dan bangunannya mungkin 100 meter persegi. Selesai sudah renovasi atap yang selalu dikatakan oleh mamang, menjelang ambruk.
Mungkin hanya ibu, orang yang merasakan pandemi covid-19 sebagai awal perlindungan bagi dirinya. Pekerjaan renovasi rumah selesai dikontrak bu Aat berakhir tepat beberapa hari, sebelum ada pernyataan negeri ini terlanda pandemic covid-19. Yang sekaligus merupakan awal yang terus berlanjut dengan putusnya hubungan dengan mamang.
Tanpa kata resmi, tanda putus yang dipegang oleh ibu. Tiada adanya ucapan selamat Idul Fitri berikutnya melalui pesan di ponselnya, itulah pegangannya
“Sudah sehati,” pikir ibu.
Mengapa ibu sampai ingin memutuskan hubungan dengan mamang?
Ibu memang seorang yang pendiam. Lebih banyak menyimpan rasa di dalam hati sendiri, juga untuk rasa marah. Paling-paling hanya tampil dalam bentuk wajah yang cemberut.
Hari terakhir renovasi rumah, ibu memesan 5 paket nasi kuning spesial dari restoran yang paling menggugah selera di kotanya. Sebuah paket untuk suami, 3 paket untuk keluarga mamang, dan sebuah lagi yang terakhir untuk dirinya sendiri.