Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menata Bilangan Secara Konstan, Berurutan dan Memanfaatkan Joker, Apakah Filosofi dalam Permainan "Rummikub"?

28 Agustus 2021   20:43 Diperbarui: 29 Agustus 2021   17:40 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rummikub adalah permainan untuk keluarga yang bisa dimainkan oleh 2 - 4 orang.

Beberapa hari lalu aku mendengar dari kakakku, bahwa ada saudara sepupu sakit. Aku sebut saja namanya Ronald, yang tentu saja bukan nama sebenarnya. Kata kakakku terjadi pengecilan otak pada Ronald, sehingga sekarang kerjanya melamun saja.

Tentu saja berita ini membuat aku sangat terkejut, karena Ronald dulu seperguruan tinggi dengan aku. Namun beda jurusan dan beda angkatan, dia lebih muda.

Selain terkenal paling juara di jurusan dan angkatannya, Ronald juga berhasil menikahi perempuan terpandai yang sejurusan dan seangkatan. 

Langsung aku menelpon istrinya.

"Ronald sudah kena stroke ringan jadi otot geraknya sudah tidak normal."

 Sejak tahun 2015 dan sekarang tahun 2021. Sudah 6 tahun  yang lalu.  Aku ingin menelpon Ronald, tetapi tidak bisa. 

"Sekarang dia asosial, mungkin minder. Dulu merasa paling bisa, tetapi sekarang tidak bisa berpikir panjang," kata istrinya.

Aku menyayangkan adalah tuduhan seorang istri terhadap suami "asosial", dan makin menyayangkan sakitnya sudah berlangsung lama.

Mengapa aku menjadi teringat permainan Rummikub?

Mempertemukan 5 jari tangan kanan dan kiri. Sumber gambar: Pixabay.
Mempertemukan 5 jari tangan kanan dan kiri. Sumber gambar: Pixabay.

Aku jadi teringat permainan Rummikub, karena aku mengenal permainan Rummikub saat aku menemani suami yang harus menjalani operasi kepala. Sungguh saat itu merupakan suatu masa yang hampir membuat hidup kami tenggelam dalam kelam. Di sini aku tak ingin bercerita panjang lebar tentang penderitaan dalam pengobatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun