Gombloh adalah seorang seniman musik Indonesia, yang hidup pada pada tahun 1950 - 1988. Dengan nama asli Soedjarwoto Soemarsono, yang sejak kecil dipanggil dengan nama Gombloh. Melalui lagu-lagunya melakukan seni untuk kritik yang menakjubkan.
Gaya almarhum sebenarnya memang  seperti julukannya "nggomblohi", yang artinya pura-pura bodoh. Tetapi kenyataannya memiliki nama yang abadi dalam seni musik.Â
Lagu-lagunya "Kebyar-Kebyar" dan "Berkibarlah Bendera Negeriku", berkumandang melalui berbagai media sosial. Tepat pada hari ulang tahun Kemerdekaan Indonesia ke 76.
Juga lagu-lagu karya Gombloh sempat diangkat dalam penelitian  Martin Hatch dari Universitas Cornell, sebagai karya ilmiah yang berjudul "Social Criticsm in the Songs of 1980’s Indonesian Pop Country Singers". Karya tersebut  dibawakan dalam seminar musik  "The Society of Ethnomusicology" di Toronto, Kanada pada 2000.
Apa saja seni untuk kritik yang dilakukan Gombloh melalui lagu-lagu ciptaannya.
Pertama dalam lagu "Berita Cuaca", yang merupakan kritik terhadap alam Indonesia yang rusak, tidak terpelihara.
Dalam kritiknya Gombloh yang dilahirkan pada tahun 1950Â mempertanyakanÂ
Mengapa Tanahku rawan kini? Bukit-bukitpun telanjang berdiri. Pohon dan rumput enggan bersemi kembali. Burung-burungpun enggan bernyanyi. (Syair lagu Berita Cuaca).
Tidak seperti yang diceritakan ibunya tentang Nusantara Lama. Tentunya entah sebelum merdeka, atau sesudah merdeka. Tentang betapa damainya dan suburnya bumi Indonesia