Melempar 2 bola atau lebih dengan gerak vertikal ke atas dalam suatu waktu tertentu dengan irama tetap. Itulah permainan juggling.
Tentunya  permainan juggling boleh dilakukan dengan menggunakan 1 tangan atau 2 tangan. Bagaimana cara melempar bola untuk bermain juggling, pernah aku ulas di sini.
Walaupun pada abad 12-17 James Ernest menyatakan permainan juggling sebagai kegiatan sulap atau sihir, namun David Levinson dan Karen Christensen mendeskripsikan permainan juggling sebagai olahraga. Â
Dan aku sendiri melakukan kegiatan juggling sebagai permainan pada jam istirahat sekolah saat SD.
Pada masa sering mengantar anak-anakku sekolah di SD, aku sudah tidak pernah melihat anak-anak bermain juggling. Masa itu, anak-anak lebih memilih bermain karet.Â
Sebenarnya semua sama baiknya, juggling dan karet merupakan permainan yang bersifat olahraga. Yang membedakan alat permainan juggling adalah bola dan cara bermain tidak bergantung orang lain.Â
Sedangkan alat permainan karet adalah untaian karet gelang, cara main ada ketergantungan pada orang lain untuk membentang untaian karet.Â
Biasanya diperlukan 2 orang untuk memegang bentangan untaian karet. Atau cukup seorang, tetapi ujung karet yang lain diikat pada tiang.Â
Pada masa SD anak-anakku tidak bisa bermain juggling, tetapi sejak aku suka menghibur Laras dengan bermain juggling, mereka tertarik untuk bisa.Â
Sebaliknya pada masa SD aku tidak bisa bermain karet, karena belum zamannya, dan sampai sekarang aku tidak bisa. Hehehe.
Bilakah harus melempar bola agar berhasil bermain juggling?Â
Melempar bola dengan gerak vertikal ke atas (GVA), dalam ilmu fisika termasuk dalam materi gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Wah, terpaksa buka buku catatan fisika, sepertinya pada kelas 10.Â
Walaupun pada zaman itu teman-teman SD yang sekarang semua sudah jadi Nini, bermain juggling tanpa menggunakan rumus tisika. Tetapi kenyataannya bermain juggling, merupakan  peristiwa nyata GLBB.Â
GVA merupakan GLBB, karena dalam GVA ada perlambatan yang disebabkan oleh gravitasi bumi. Â
Gravitasi bumi dalam ilmu fisika dilambangkan dengan g, dan besaran g=9,8 m/s². Â
Gravitasi bumi arahnya selalu ke bawah, berlawanan arah bola yang dilemparkan secara GVA.Â
Dan menyebabkan suatu saat bola akan berhenti dan siap mengalami gerak jatuh bebas (GJB) ke bawah untuk ditangkap.Â
Tepat pada saat bola berhenti dan siap mengalami GJB, bola berikutnya segera siap dilemparkan untuk melakukan GVA.
Permainan juggling menggunakan 2 bola atau lebih, melempar dan menangkap secara bergantian.Â
Permainan juggling 2 bola, dilakukan dengan 1 tangan. Biasanya dengan tangan aktif yaitu tangan kanan. Sedangkan permaian juggling 3 bola, dilakukan dengan 2 tangan bergantian tangan kanan dan tangan kiri.
Lalu apa manfaat rumus-rumus GLBB untuk permainan juggling?
Dalam melempar bola ke atas yang merupakan GVA, Â tentunya menggunakan kecepatan awal yang dilambangkan dengan v(0).Â
Jika ditanya berapakah besar v(0) dalam melempar bola ke atas tentunya sulit, tak ada spidometer pada tanganÂ
Pada GLBB kecepatan dan posisi bola detik demi detik berubah. Kecepatan pada saat t detik, dilambangkan dengan v(t). Dan posisi pada saat t detik, dilambangkan dengan s(t).Â
Berikut adalah rumus-rumus perubahan kecepatan dan posisi GLBB, yang digunakan untuk melakukan perhitungan pada permainan juggling.
V(t) = V(0) + gt
S(t) = V(0)t + 1/2 gt²
Misalkan bola mencapai tempat tertinggi pada saat t detik, akan berhenti untuk mengalami GJB. Jadi V(t) = 0.Â
Dan karena gravitasi berlawanan dengan arah gerah bola, maka berlaku.
V(t) = V(0)+gt
0 = V(0)-gt
V(0)=gt
Tentunya Nini tidak bisa mengatakan rumus-rumus Ilmu fisika kepada Laras.Â
Nini hanya bisa mengajarkan Laras untuk melempar lurus bola ke atas kira-kira setinggi 122,5 cm, lalu menangkapnya kembali.Â
"Dengan belajar ini, apakah nanti Laras bisa bermain juggling seperti Nini?" Tanya Laras.Â
"Insyaa Allah bisa," jawab Nini.
Karena Nini mengajarkan melempar setinggi 122,5 cm, maka besaran g haruslah g=980 cm/s².Â
Berarti V(0) =980t cm/s².
Ternyata ini  tujuan nini mengajarkan melempar bola dengan GVA setinggi 122,5 cm.Â
S(t) = V(0)t + 1/2 gt²
122,5 = (980t)t - ½ (980)t²
122,5 = 980t² - 490t²
122,5 =490t²
t² = 0,25
t = 0,5Â
Jadi bola mencapai posisi tertinggi, setinggi 122,5 cm dalam waktu 0,5 detik.
Sebaliknya waktu yang diperlukan untuk menangkap bola mengalami GJB, dengan v(0)=0 dan turun ke bawah sejauh 122,5 cm.
S(t) = V(0)t + ½gt²
-122,5 = 0 - ½(980)t²
122,5 = 490t²
t² = 0,25
t = 0,5
Jadi waktu yang dibutuhkan bola untuk turun ke bawah dan bisa ditangkap adalah 0,5 detik.
Jadi total waktu melempar bola dan menangkap kembali adalah 1 detik, asalkan melempar ke atasnya sejauh 122,5 cm.Â
Wah, rumit juga menggunakan rumus dan  cara menghitungnya.  Tetapi janganlah terlalu dipikirkan, nikmati  permainan Juggling yang asyik dengan melempar bola setinggi 122,5 cm dengan irama melempar setiap 1 detik.
Dan ... apakah manfaat permainan Juggling?
Bagi Nini, tentunya menghibur dan bermain dengan cucu
Memelihara keterampilan menghitung irama gerak
Mempertajam konsentrasi
Merupakan olahraga yang bisa dilakukan di mana saja
Bermanfaat sebagai contoh nyata peristiwa GLBB dalam ilmu fisika
Permainan yang menyenangkan yang bisa dilakukan sendiri, tanpa harus berkerumun pada masa pandemi covid-19.
Mari melakukan permainan juggling, dengan menentukan ketinggian bola setingga 122,5 cm dengan ketukan irama melempar setiap 1 detik. Walaupun ketinggian dan waktu ini bukan sesuatu yang mutlak, semoga bermanfaat.
Bandung, 02/08/2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H