Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepasang Mata Membuat Merinding dan Takut

12 Juni 2021   19:49 Diperbarui: 1 Juli 2021   07:23 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bamboo. Sumber gambar: Pixabay

Pak Oey yang dari tadi mendengarkan keterangan dari ndoro kakung Sastro dan putrinya, balik bertanya kepada mas Ran mengapa mempunyai kebiasaan mengintip.

Katanya ... katanya mas Ran ingin menanyakan kepada ibunya yang dulu tidur di kamar bekas mbak Siti, siapakah bapak kandungnya. Bidan yang mengambil anak yang dilahirkan mbak Jum, jadi ikut harus memberikan keterangan. Memang benar mas Ran adalah anak yang dilahirkan mbak Jum.

Mengapa mas Ran harus sampai diambil anak oleh bidan? Di mana ayah mas Ran? Kenapa saat itu tidak langsung dicari? Peristiwa yang sudah sangat lama, menjadi terkuak lagi. 

Pak Oey, sebagai ketua keamanan menghubungi administratur untuk mengusut. Melalui RS, diketahui tuan Don yang menginginkan anak tersebut ditinggalkan di RS. Kebetulan ada bidan yang mau mengambil, dan memang hanya berniat membesarkan untuk mengurus kebun dan kambing di rumahnya.  Bukan sebagai anak angkat, karena suami tidak setuju dan anak kandungnya sudah 5 orang. 

Administratur PG yang tergelitik oleh keinginan pak Oey untuk mengusut, segera menghubungi tuan Don di Belanda. Jabatan sebagai administratur dan tuan Don bekas karyawan PG, menyebabkan hubungan bisa terjalin.

Tuan Don sudah cukup lama hidup sendiri, istrinya sudah meninggal dunia. Dengan mudah segera mengakui bahwa anak yang dilahirkan mbak Jum adalah hasil hubungan gelap dengan dirinya. 

Kesendirian pada hari tua, menyebabkan tuan Don merasa bersalah. Dia sering melakukan hubungan gelap, karena mbak Jum juga mau. Jadi mau sama mau, yang tak mungkin menikahi saat terjadi kehamilan.

Dia bersyukur masih memiliki kesempatan untuk mencurahkan kasih sayang kepada mas Ran. Walau mungkin waktu hanya tinggal sedikit, beruntung masih ada.  

Ada rasa takut dosa dan ada rasa takut mas Ran menolak, tetapi dengan bantuan administratur, ndoro Sastro dan pak Oey segera diurusnya surat-surat yang menyatakan mas Ran adalah anak kandungnya. Bu bidan yang baik hati juga memberikan nasihat kepada mas Ran, agar bersedia ikut tuan Don pergi ke Belanda. 

Bumi Matkita,

Bandung, 12/06/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun