Engki mempunyai berbagai cara, untuk menjaga telur angsa  agar bisa menetas dengan baik.Â
Tidak mengganggu selama angsa mengerami telur, misalnya seperti Laras yang ingin tahu tetapi tidak boleh mendekat.
Tempat mengeram jangan sampai kehujanan.Â
Kandang selalu ditutup, agar tak ada kucing atau hewan lain yang masuk.
Telur jangan terciprat oleh cairan lain, misalnya ketumpahan air minuman angsa-terciprat cairan pembersih kandang angsa-terpegang tangan seseorang yang bersabun dan lain-lain.
Dan jangan lupa harus ada angsa jantan yang sudah melakukan pembuahan kepada angsa betina.
Angsa binatang cantik. Sebetulnya bisa diolah menjadi penganan dengan protein tinggi, bahkan bisa dimasak sebagai opor pendamping ketupat pada hari lebaran. Hanya saja Nini dan engki tidak tega, untuk mendengar dan melihat angsa-angsanya menjadi opor atau masakan lain. Apalagi memasak dan memakannya
Karena pada masa lebaran 2021, angsa-angsa nini dan engki sudah terlalu banyak. Ayah dan ibu Laras meminta, agar nini dan engki mau memberikan sebagian angsa-angsanya sebagai hamper untuk kolega ayah dan ibu Laras.Â
Tentunya nini dan engki sangat senang, mereka memilihkan sepasang angsa yang masih muda, siap kawin dan siap bertelur. Â Engki memilih dari angsa-angsa yang bersih sehabis mandi di kolam, dan dengan cekatan memasangkan angsa-angsa jantan dan betina.
Nini mengikat kaki-kaki sepasang angsa dengan pita berwarna biru muda, dan mendudukkan di keranjang  yang telah disiapkan oleh ayah dan ibu Laras.
"Wah, banyak angsa di mobil," teriak Laras dengan gembira, "Seru selkali."
"Terima kasih nini dan engki," kata mereka bertiga di atas mobil yang melaju perlahan. Menuju kota, mengantar hamper "sepasang angsa  dengan sayap nuansa emas dan perak".
Hamper penuh persahabatan yang diantar khusus secara pribadi oleh ayah, ibu dan Laras. Tentunya mereka mengantar dengan tetap taat protokol kesehatan. Laras tetap di mobil, bergantian ayah atau ibu turun meletakkan keranjang berisi sepasang angsa yang cantik di halaman. Kolega ayah atau ibu yang menerimanya berdiri di kejauhan dekat pintu ruang tamu rumahnya.Â
Selamat Idul Fitri 2021. Mohon maaf lahir dan batin.
Buni Matkita,
Bandung, 18/08/2021.