Maaf murni tak pernah ada alat ukur dengan tera sempurna.
Kata tersusun rapi, dari mulut bergincu nuansa indah dan senyum  ceria.
Kandungannya bisa madu, tetapi bisa juga racun.
Yang tersurat pun, ada kalanya tidak memiliki kemurnian.
Berbunga-bunga indah, warna yang harum dan ukiran mengalir merdu.
Tetapi alat ukur tak ada, hukum pengukur terkadang sulit dimengerti.
Bila ada manusia penentu dibaliknya pun sulit dipegang secara tersurat, apa lagi tersirat.
Sebagai tuangan dari hati penuh afiat, ataukah sakit bak ditikam sembllu berkarat.
Memendam dendam yang membutuhkan murninya maaf sejati.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!