Ramadan di rumah sebenarnya bukan merupakan masalah. Tapi kalau harus di rumah karena ada pandemi covid-19 itu yang merupakan permasalahan yang menyedihkan.
Sudah 2 masa Ramadan, pandemi covid-19 tak juga sirna. Berkurang dan membanyak lagi sebanding dengan adanya acara luar rumah.Â
Pada bulan Ramadan, biasanya justru sambil berpuasa banyak pergerakan di luar rumah.
Selain ibadah tadarus dan tarawih, semua sibuk mempersiapkan menyambut kemenangan setelah sebulan berpuasa.Â
Belanja baju baru dan kue-kue untuk kepentingan keluarga inti. Juga belanja baju baru  dan kue-kue untuk orang-orang terdekat. Untuk keluarga orang tua--keluarga saudara. Juga untuk ART dan para satpam--pemungut sampah--tukang kebun langganan.Â
Bisa dibayangkan bagaimana sibuknya berada di luar rumah selama bulan Ramadan.Â
Adanya pandemi covid-19 semua kegiatan bisa dilakukan dengan belanja daring. Mangkanya mesti senang dan tangkas menggunakan berbagai aplikasi.
Bagaimanapun sejak sebelum ada pandemi covid-19 juga banyak kegiatan yang asyik dilakukan di rumah selama bulan Ramadan. Dari yang wajib, dilanjutkan dengan yang hobi hingga sekedar mengisi waktu untuk membuat senang diri sendiri.
Ibadah
Ramadan adalah bulan penuh berkah, konon Allah akan mengabulkan semua doa pada bulan Ramadan. Karena itu kegiatan yang sebaiknya paling banyak dilakukan di rumah adalah ibadah.Â
Tadarus dilakukan pada pagi hari, usai salat subuh. Salat tarawih juga dilakukan di rumah, dengan berjamaah bersama keluarga. Kalau di rumah hanya berdua dengan suami, ya ... berjamaah bersama suami saja. Mendekatkan diri kepada Allah, dan sekali gus mendekatkan hati kepada suami.
Menyiapkan Buka dan Sahur.
Buka dan sahur pada bulan Ramadan adalah kegiatan yang harus dilakukan setiap hari, selama 29-30 hari.Â
Bagi seorang ibu sulit untuk menghindarkan diri tidak menyiapkan buka dan sahur, baik menentukan menu--memasak--menghidangkan di atas meja.Â
Agar semua keluarga sehat dan semangat selama bulan Ramadan, dan tentunya menjadi berkah buat ibu juga.
Pernah, tetapi sudah lama. Tatkala asyik belanja di salah satu super market, menjelang asar segera menyudahi belanja. Eh ... pas di kasir, antrinya sangat panjang.Â
Untung masih sempat, sebelum mahgrib sudah sampai rumah. Tetapi tentunya bikin kapok, tak akan diulang belanja sampai berlama-lama begitu.Â
Apakah pandemi covid-19 diciptakan Allah, agar lebih banyak orang mencintai kegiatan di rumah selama bulan Ramadan? Pastilah masing-masing memiliki jawaban yang tersimpan jauh di lubuk hati.
Berbuat Sabar.
Berbuat sabar juga merupakan kegiatan yang harus dilakukan di rumah. Jangankan dalam melakukan pekerjaan yang penuh ujian, untuk memiliki rumahnya saja memerlukan kesabaran juga.Â
Menikmati suasana Ramadan dengan berbagai kegiatan di rumah akan menumbuhkan dan melatih kesabaran.
Gunakan waktu untuk membersihkan dan mempercantik rumah dengan penuh kesabaran. Bukan saja belaian tangan, hembusan hati yang penuh kesabaran akan membuat rumah bersih secara lahir dan batin.Â
Suami-istri tetap damai, anak-anak bahagia, orang tua sehat dan tenang. Harta bersih, suasana bahagia terasa menghangatkan rumah.
Ketupat.
Ketupat merupakan simbol kemenangan setelah sebulan menjalani puasa Ramadan. Membuat kulit ketupat bisanya dilakukan 2-3 hari sebelum tiba pada hari kemenangan. Ada yang gemar membeli kulitnya, ada juga yang gemar membuat sendiri.
Kulit ketupat dianyam dari daun kelapa yang masih basah, yang lidinya telah diambil.Â
Ada 2 jenis anyaman ketupat yang umum. Menggunakan 1 helai daun atau menggunakan 2 helai daun. Yang menggunakan 1 helai jadinya lebih kecil dan tipis, sedangkan yang menggunakan 2 helai menjadi lebih besar dan gemuk.Â
Ketupat kemenangan Ramadan atau yang dikenal sebagai ketupat lebaran, menggunakan 2 helai daun.
Tetapi baru tadi siang, aku kebetulan melihat di TV. Di Samarinda bungkus ketupat dibuat dari daun kelapa yang sudah dikeringkan terlebih dahulu. Jadi bisa dibuat sejak sekarang, dalam masa masih 10 hari kedua dalam bulan Ramadan. Dan digunakan pada hari kemenangan, Idul Fitri.
Merajut.
Merajut merpakan kegiatan yang aku senangi. Karena bisa dikerjakan saat senggang, dan disimpan terlebih dahulu saat anyak kesibukan lain. Merajut bisa dari yang sederhana, hingga yang sulit. Aku senangnya yang sederhana saja, taplak meja-topi-tas-sepatu bayi- dan lain-lain yang mudah.
Tetapi pada masa Ramadan 2021, aku sedang lebih tertarik merajut kata. Merajut kata di Kompasiana, sungguh mendatangkan keasyikan tersendiri. Apalagi sekarang sedang ikutan samber-menyambar THR. Setiap hari sepanjang bulan Ramadan 2021, merajut kata-kata indah di Kompasiana.
Merajut mimpi juga tidak salah. Jangan lupa untuk tidur cukup, dalam bulan Ramadan. Mudah-mudahan bisa sambil merajut mimpi indah, seperti indahnya bulan Ramadan.Â
Semoga semua kegiatan yang dilakukan di rumah selama bulan Ramadan, senantiasa memberikan aroma harumnya berkah, belaian hangatnya bahagia dan rasa nikmatnya syukur.Â
Bumi Matkita,
Bandung, 27/04/2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H