Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Pekerjaan Perempuan Gemilang, Tetapi Nasib Mentok Bagai Jalan Tak Berujung

21 April 2021   20:54 Diperbarui: 21 April 2021   21:58 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang perempuan mencari ujung jalan. Sumber gambar : Pixabay.

 Alkisah seorang perempuan. Waktu pertama masuk kerja di kantor tempat aku bekerja, sudah janda. Lo kok aku tahu dia janda? 

Awalnya aku menebak saja, karena dia tampak lebih cerdas. Juga posisi pangkat langsung tinggi, dan teman lain banyak yang menjodohkan dia dengan bos.

Sebut saja namanya mbak Dien. 

Nah perihal perjodohan itu yang membuat aku sembarangan menuduh mbak Dien seorang janda. Tapi buntut-buntutnya mbak Dien ya memang janda, tetapi ga berjodoh dengan bos juga kok.

Alhasil kerja aja terus dengan baik. Seperti aku ikut ambil pinjaman kepemilikan rumah yang diselenggarakan kantor. Begitu juga pinjaman kepemilikan mobil. Dan lain-lain sejenisnya.

Yang ini cerita biasa sih. Aku juga begitu. Teman-teman lain juga begitu. Pokoknya di kantor mengerjakan pekerjaan perempuan seperti yang lain-lain. Dan ikut mengambil fasilitas yang diberikan oleh kantor, seperti karyawan dan karyawati yang lain-lain.

Mungkin di sini mulai ada sedikit liku. Atau mungkin aku dan banyak teman yang kepo.

Mbak Dien menikah dengan seorang bule, yang mempunyai anak. Dan ternyata mbak Dien juga membawa seorang anak perempuan.

Seperti ibunya, anaknya juga giat bekerja. Seperti ibunya juga, anaknya juga bekerja di perusahaan asing. Dan tak lama kemudian mempunyai menantu seorang dokter. 

Setelah mantu, anak dan suaminya tinggal di rumah mbak Dien juga. Terus dan terus, hingga mbak Dien pensiun. Bahkan hingga ada cucu 2 orang dan bukan itu saja. Sampai keluarga anak membeli sebuah rumah sendiri, tetap tinggal di rumah mbak Dien. Apakah sekalian untuk memudahkan menjaga rumah, bila kadang-kadang mbak Dien ikut suami ke luar negeri?

Dan sekarang, pada masa pandemi covid-19

Juga pada masa ada grup WA.

Mbak Dien yang suka posting kehidupan di luar negeri yang sangat indah di antara aneka bunga yang warna-warni, tiba-tiba harus datang ke Indonesia. Anaknya sakit. Tapi kabar paling mengejutkan suami anaknya sudah wafat lebih kurang setahun yang lalu. 

Pandemi covid-19, menyebabkan mbak Dien haris isolasi di sebuah hotel sebelum bertemu anaknya. Walaupun sempat bertemu, kesedihan tak terbisa dihindarkan lagi. Sang anak wafat menyusul suami. 

Sekarang nasib mbak Dien metok bagai jalan tak berujung, dengan adanya masalah perkuliahan sang cucu yang drop out dari sebuah universitas. Sudah masuk lagi unversitas lain, tetapi tersendat kesulitan-kesulitan. Diantaranya kesulitan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Keluhan demi keluhan diucapkan melalui grup WA, tapi benar-benar tak seorang pun bisa memberikan penyelesaian nyata. 

Mungkin ada pelajaran yang bisa dipetik sebagai orang tua, untuk melepaskan anak-anak yang sudah membentuk sebuah keluarga. 

Mbak Dien bener-benar seorang diri, harus menemukan ujung suatu jalan panjang yang sudah pernah ditempuh dengan gemilang.

Bumi Matkita,

Bandung, 21/04/2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun