Dengan merebaknya aroma ghosting yang menyengat, mas Poer jadi teringat ghosting pahit yang pernah dilakukan puluhan tahun yang silam.
Dia yang kini sudah dipanggil sebagai Mbah Poer yang cukup renta, masih aktif mengikuti berbagai media yang membahas habis tentang ghosting.Â
Teringat jelas, pada masa remaja. Tergoda perempuan sekantor, menyebabkan mas Poer raib dari kehidupan Juli.
Juli adalah pacarnya sejak masa mahasiswa di sebuah perguruan tinggi, hingga lulus sebagai sarjana.Â
Tetapi ... tetapi hubungan yang sudah lama dan sangat dekat, membuat Juli yang mencoba mendatangi tempat mas Poer bekerja.Â
Dengan lugu Juli menyangka mas Poer sibuk dengan pekerjaan atau jatuh sakit.
Ternyata ... tenyata semua orang di sekitar kehidupan mas Poer menerima Juli dengan pandangan rasa kasihan. Mas Poer sudah sangat-sangat tergoda pada seorang perempuan, teman sekantornya.Â
Hampir setiap hari Juli tenggelam dalam sedu sedan  tangis yang tak kunjung berhenti.Â
Dasar mas Poer , yang niatnya memang ghosting. Malahan lebih memikirkan semua hal penting miliknya yang telah dititipkan kepada Juli.Â
Bahkan sang ibu datang tak segan memberikan pertolongan, dengan menghubungi tokoh agama tempat Juli tinggal.
Karena ibunya khawatir Juli bunuh diri. Sedangkan mas Poer khawatir dia dibunuh. Ini bukti adanya rasa bersalah atas ghosting yang dia lakukan.
Hingga suatu malam, mas Poer memberanikan diri mendatangi Juli dengan alasan mengajak menemui tokoh agama tersebut.Â
Juli yang masih tenggelam dalam kesedihan mengikuti, dan Mas Poer berhasil menyelesaikan dan mengambil semua ijazah dan barang-barang penting yang dititipkan selama berpacaran dengan Juli.Â
Agar ghostingnya mulus dan tak menimbulkan kehebohan seperti ghosting yang dituduhkan kepada anak kepala negara tempat dia bermukim saat ini, mas Poer masih rajin menulis surat gombalnya tanpa pernah menampakkan diri secuil pun.
Senyum sumringah menyertai kehidupannya dalam mengendali permainan ghosting yang apik, karena belum ada medsos.Â
Sudah tekadnya!Â
Mas Poer masuk dalam kehidupan Juli melalui pintu depan, dan keluar dari pintu belakang.Â
Banyak orang mengatakan mas Poer pengecut, tapi tak apa menurutnya.Â
Terpaksa!
Tanpa ada rasa bersalah, dia tetap mendengar bisik-bisik yang membuatnya makin tinggi hati. Bahwa Juli selalu setia menunggu kedatangannya di pintu belakang itu.Â
*****
Lain ibundanya, lain istri yang dinikahi dalam menghadapi putra yg akan melakukan ghosting.Â
Istrinya, Puri, lebih memilih menasihati sang putra agar tidak melakukan ghosting.Â
"Apakah tidak kasihan?" hanya itu alasan Puri.
Putra yang terdidik patuh kepada ibunya, berusaha memperbaiki hubungan dengan kekasih.Â
Waktu 5 tahun tidaklah pendek. Semua kekurangan bukan rahasia lagi. Kalau ada kelebihan seharusnya disyukuri.
Putus pacaran itu biasa, dan bisa terjadi pada hampir semua orang. Bijak dalam memilih pacar, dan bijak dalam mengukur cocok atau tidaknya sedini mungkin adalah kemampuan indah yang dimiliki sedikit orang-orang pilihan.Â
*****
Mas Poer merasa, kagum atas kemampuan istri mendidik anak-anaknya. Juga kedekatan dan kepekaan dalam memberikan nasihat.Â
Semua putra-putri hingga kini berhasil membangun keluarga rukun, tak ada yang diterpa badai perceraian. Dan telah menghadirkan cucu-cucu yang memberikan suasana gembira dalam diri dan  keluarganya.Â
Padahal tidak banyak perbedaan. Dulu dia bersaudara bertiga, dia lelaki satu-satunya ditengah. Ibunya sangat memanjakan, selalu mengikuti apa yang menjadi kehendaknya.
Kini mas Poer memiliki 3 putra-putri, satu-satunya laki-laki adalah anak bungsu. Istrinya tidak pernah memanjakan, bahkan cenderung menuntut berpikir sebelum berbuat. Dan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat.Â
Sambil memperhatikan cerita ghosting yang viral di medsos, mas Poer terus terang terkenang Juli.Â
Dan sedang berusaha untuk tidak memikirkan lagi, apakah sampai sekarang Juli tetap setia menunggu mas Poer?
Dia saja sulit melupakan, apalagi Juli yang menjadi pihak korban ghosting.
Bumi Matkita,
Bandung, 10/02/2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H