Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Godaan Ghosting, Apakah Itu?

8 Maret 2021   19:54 Diperbarui: 8 Maret 2021   20:11 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah ghosting saat ini menjadi populer. Dan ditawarkan sebagai label di Kompasiana. Katanya kena ghosting itu, kalau sedang sayang-sayangnya eh dia hilang tak ada kabarnya.

Ghost sendiri artinya adalah hantu. Kalau bisa menggeremet hilang, tentunya bisa menggeremet datang. Hilang dan datangnya tidak disangka-sangka, dan tidak menjadi harapan. 

Tak disangka dan tak menjadi harapan siapa? 

Tentunya mereka yang menamakan dirinya menjadi korban ghosting.

Ada korban ghosting, menandakan ada yang melakukan ghosting. Biasanya seseorang dikatakan melakukan ghosting, kalau melakukan perbuatan yang mengejutkan. Suatu perbuatan yang bukan sangat berbeda dengan kegiatan yang sehari-harinya, menjadi buruk menurut korban ghosting. 

Seseorang melakukan ghosting, karena adanya godaan. Tentunya merupakan godaan yang buruk, 3 godaan besar yang akan membuat seseorang melakukan ghosting. 

Pertama. Adanya godaan perempuan, yang sekarang sekarang membuat istilah ghosting menjadi viral. 

Lelaki yang meninggalkan perempuan yang telah menjadi pacar dengan tanpa alasan. Entah karena takut, atau yang lain-lain. Tetapi kepergiannya tanpa pemberitahuan, pergi layaknya ghost. 

Lelaki yang melakukan ghosting terhadap pacar, biasanya karena adanya godaan dari perempuan lain.

Walau tanpa data, dengan pengamatan sepintas saja. Para lelaki yang suka melakukan ghosting, biasanya pengecut. Karena kalau tidak pengecut, pasti bicara baik-baik tidak menjadi ghost. 

Nah, itulah yang menyebabkan mereka tak akan berani melakukan ghosting tanpa ada cadangan pengganti terlebih dahulu.

Supaya para perempuan aman tidak mendapat perlakuan ghosting, jangan biarkan pacar mempunyai sahabat perempuan. 

Kedua. Adanya godaan uang, yang memang membuat manusia bermata hijau dan mudah berubah perilaku. 

Biasanya perempuan akan meninggalkan pacar secara ghosting, kalau ada lelaki kaya yang mau menjadi pacarnya.  Atau ada yang menjodohkan dengan lelaki kaya. Ini serius lo. Lagi-lagi tak ada data tertulis, nanti bisa kena marah. 

Dan sama saja, perempuan melakukan ghosting biasanya juga pengecut. Seperti ghost yang ghaib, perempuan akan meninggalkan pacar yang telah setia bertahun-tahun dengan tanpa komunikasi terlebih dahulu.

Bahkan orang tua dan keluarga perempuan, akan cepat setuju dan memberi restu kepada lelaki yang kaya. Lupa tata krama, dan cenderung menjadi ghost semuanya.

Sebagai lelaki yang sudah berani pacaran, sebaiknya bisa mengatur harta dengan baik. Tetapi ... tetapi. Ini bukan berarti harus korupsi, tetapi giat bekerja dan berkarya. 

Ketiga. Adanya godaan tahta, yang lebih membuat terjadinya ghosting. Karena baik lelaki atau pun perempuan kebanyakan menutupi ambisi terhadap tahta.

Kursi tahta adalah tempat yang banyak ghost. Bahkan untuk berebut tahta, apalagi tahta dalam perjodohan banyak yang menggunakan ilmu-ilmu ghaib. Dengan bantuan paranormal.

Sekarang melalui media daring, tanpa diminta banyak ilmu ghaib berseliweran. Tanpa diundang, dan sangat menggoda.  Ilmu ghaib adalah kesenangan para ghost, yang pastinya menghalalkan ghosting. 

Waspadalah, apakah pacar merupakan orang yang gila tahta? Kalau memang berminat, harus tahan ikut menunggang tahta. Miliki keberanian, termasuk keberanian kena ghosting.

Ghosting ada di mana-mana. Gunakan dan hidupkan indra penangkap dan penangkal ghosting dengan bijak. 

Caranya?

Serahkan semua yang terjadi hanya kepada Allah.

Dengan selalu melakukan usaha dan tawakal.

Bumi Matkita,

Bandung, 08/03/2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun