Ingat simbok, jadi ingat masa remajanya. Saat ayahnya dengan mendadak mengambil hak untuk bersekolah di sebuah kota di mana ayahnya tinggal, untuk pindah sekolah dan tinggal bersama bude yang merupakan kakak ayah. Ayah tak pernah mengatakan mengapa Naya harus pindah dengan mendadak, pamit kepada guru dan teman tidak bisa dilakukan oleh Naya.
Walaupun akhirnya Naya sudah tahu apa alasan ayahnya mencerabut sebagian masanya, tetapi Naya tidak pernah mempertanyakan kepada ayah. Pun tak pernah menceriterakan kepada siapa-siapa. Naya menyimpan semua dalam sanubari terdalam, tak akan ada ruang dan waktu mengusik cerita lama terpendam.Â
*****
Naya selalu mencari kekuatan melalui doa, untuk tetap merawat akar pencerabutan hak.  Rasa hancur bisa terjadi dengan  berbagai cara, dari seorang ayah, oleh seorang yang tak dikenal, bahkan akibat virus covid-19.Â
Doa tidak memerlukan tilam untuk digelar bersama. Doa yang tidak memerlukan ruang untuk berdampingan bersama. Doa yang tidak memerlukan gelombang elektromik ataupun cyber optik untuk menghadirkan kebersamaan yang semu. Doa yang tak selalu memerlukan diksi indah yang senada.Â
Naya melakukan doa yang seakan merupakan panorama indah beraneka warna, dengan aroma semerbak sejuta wewangian. Disertai belaian lembut desiran angin biru dan cahaya bulan yang merupakan pantulan matahari. Naya merasakan kehangatan bisikan merdu yang hangat menyusup relung-relung kehidupan.Â
Bumi Matkita,
Bandung, 19/12/2020.