Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Hamparan Doa

19 Desember 2020   20:38 Diperbarui: 9 Maret 2022   21:16 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: koleksi Pribadi

Nayara bangun pagi dengan meninggalkan kesedihan. Tadi malam dia telah menolak ajakan kakaknya untuk mengikuti doa bersama. Undangan dengan membagikan meeting id dan passcode. Dia tidak terbiasa dan merasa canggung mengikuti doa bersama melalui aplikasi zoom.

Kakaknya yang menyampaikan undangan melalui WA, mengatakan Andika putera adiknya menyelenggarakan doa bersama. Covid-19 telah mengambil hak hidup ayahnya dari samping ibu dan saudara-saudaranya. 

Naya sebenarnya selalu mendoakan almarhum adik iparnya dan keluarga adiknya, rupanya sekarang doa sendiri yang sering dilakukan tidak cukup lagi. Harus hadir secara virtual melalui aplikasi zoom. Padahal dulu adiknya yang tinggal di Malang juga tidak perlu hadir, jika ada keluarga yang meninggal di kota Bandung

Dengan lesu sebelum memulai mencuci baju, Naya berkeliling kebun menghilangkan sedih yang masih melekat. Ditaburkannya vitamin pada setiap tanaman di kebun yang dilaluinya, sambil mengharapkan pertumbuhan tanamannya  akan menghapus rasa sedihnya. 

Hatinya menerawang melangkah bersama kedua kakinya, menyapa semua tanaman yang ada di kebun. Walau hanya sedikit, ada juga rasa bahagia menyusup dalam dada. Tampak calon bunga pada anggrek Dendrobium Indonesia Raya yang digantung di sudut teras, berdiri tegak bersama Dendrobium yang lain. Semua stoberi tumbuh segar tanpa ada kelayuan, berbunga putih dan berbuah merah meriah. Tabulampot segar, walaupun belum berbuah.

Tetapi oh tetapi, ke mana tanaman Phillodendron Gloriosum yang berhasil ditanam pada 2 pot beberapa waktu yang lalu. Hilang tanpa membekas, dengan pot dan media tanah tang masih tampak rapi. Phillodendron ini  telah 5x ditawar oleh seseorang yang tak dikenal, jadilah Naya menyadari merupakan tanaman yang bagus dan mahal.

Saat tampak ada cabang kecil, Naya mencoba menyetek. Bersyukur ada pertumbuhan yang membuat bahagia. Kini ada yang mengambil hak Naya  dengan seketika, untuk menikmati pertumbuhan Phillodendron. 

Rasa kehilangan tentunya membuat sedih kepada mereka yang sedang kehilangan. Sebaiknya selalu menjaga yang masih ada, demi berputarnya roda yang membahagiakan kehidupan. Sekedar mencuci baju, adalah bagian dari usaha memutar roda yang membahagiakan kehidupan Naya. 

*****

Deru putaran mesin cuci, membuat Naya terkenang pada masa lalu. Simbok yang menggosokkan setumpuk baju di sebuah papan, mencuci semua baju milik orang tua, kakak-kakak dan adik-adiknya. Sekarang Naya hanya mencuci baju-bajunya dan baju-baju suami, semua anak-anaknya sudah mempunyai keluarga. Mereka sudah tinggal di rumah masing-masing, di kota dan wilayah masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun