Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

RA Kosasih dari Komikus Menuju Visioner

10 November 2020   19:11 Diperbarui: 10 November 2020   19:23 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Laras sudah senang menggambar dan bercerita. Zaina masih senang main bola. Dokpri

Kalau dilihat pada zamannya, beliau seorang komikus tekun.

Kalau dihihat pada zaman sekarang, beliau seorang visioner sejati. 

"Siapa nini?" tanya Laras, cucu nini yang selalu pengin tahu.

"Raden Ahmad Kosasih," jawabku, "Bapak Komik Indonesia."

"Nini kenal dengan bapak Kosasih?" tanya Laras lagi.

"Tentu saja, hampir semua orang Indonesia mengenalnya," jawabku, "Laras juga harus mengenal, siapa itu Bapak Kosasih."

"Tapi Bapak Kosasih sudah tua, nini," kata Laras, "Harusnya teman nini dan engki saja."

Raden Ahmad Kosasih, yang lebih dikenal dengan RA Kosasih, secara umur sebaya dengan ayahku. RA Kosasih yang cocoknya sebagai uyut Laras, dilahirkan di Bogor,  pada 14 April 1919. Dan seperti uyut, RA Kosasih sudah meninggal dunia. Bedanya uyut meninggal dunia pada tahun 1993, sedangkan RA Kosasih pada tahun 2012.

Pada masa kecilnya RA Kosasih gemar membaca potongan komik Tarzan yang didapatkan sebagai bungkus belanjaan ibunya yang pulang dari pasar. RA Kosasih menempuh pendidikan terakhir di HIS Pasundan, pada tahun 1932. Di sini mulai tertarik menggambar, karena gambar-gambar buku pelajaran pada zaman Belanda sangat menarik. 

Orang tuanya yang masih terbilang ningrat, Raden Wiradikusuma dari Purwakarta dan ibu Sumami asli Bogor. Sebenarnya mereka masih sanggup membiayai anaknya meneruskan sekolah, tetapi RA Kosasih lebih memilih manganggur. Waktunya lebih sering digunakan untuk menonton wayang golek dan menggambar.

Tentunya RA Kosasih tidak diperkenankan orang tua menganggur terlalu lama, pada tahun 1939 RA Kosasih bekerja di museum Zoologi Bogor. Diterima sebagai juru gambar binatang dan tanaman yang ada di museum Zoologi untuk keperluan pendidikan.

Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Sri Asih dan Siti Gahara, perempuan super tokoh komik RA Kosasih. Gambar diambil dari Bumi langit
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Sri Asih dan Siti Gahara, perempuan super tokoh komik RA Kosasih. Gambar diambil dari Bumi langit

Setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, RA Kosasih melamar bekerja di koran Pedoman. Jadilah setiap pagi bekerja di museum Zoologi dan pada malam harinya bekerja di koran Pedoman. Melalui koran inilah RA Kosasih melihat, penerbit Melodi di Bandung mencari penggambar komik. 

RA Kosasih melamar dengan memberikan contoh-contih gambar. Pucuk dicinta ulam tiba. Penerbit Melodi datang ke Bogor dengan memberikan contoh-contoh komik Amerika yang sedang digemari banyak orang. Dari sekian banyak  contoh-contoh yang diberikan oleh penerbit Melodi, RA Kosasih tertarik kepada komik wonder woman.

"Apa komik itu, ni?" lagi-lagi tanya Laras, cucu nini yang selalu pengin tahu.

"Komik adalah cerita yang bergambar ," jawabku, "Ceritanya ada yang dituliskan dalam balon ucapan dengan bagian runcing menunjukkan orang yang sedang berbicara, atau bulat-bulat menunjukkan orang yang sedang berpikir."

"Tapi ada juga yang sebagai keterangan biasa." sambungku lagi.

Laras memperhatikan dengan serius, lalu bertanya lagi, "Apakah bapak Kosasih senang membuat Komik?"

"Komik asli Indonesia benar-benar mulai dari dirinya," jawabku.

Sri Asih  merupakan komik pertama buah karya RA Kosasih, yang dibuat pada tahun 1954. Sri Asih adalah perempuan yang sebenarnya bernama Nani, menjadi tokoh komik Sri Asih yang terdiri dari 12 jilid. Bila Nani menyebut nama Dewi Asih, maka akan berubah menjadi Sri Asih. 

Seorang perempuan super yang berkemampuan  terbang, kebal berbagai senjata, bisa merubah tubuh menjadi besar, kecil dan menjadi banyak. Dengan mengenakan busana tradisional kemben dan jarik, Sri Asih pasti memenangkan setiap pertarungan membela kebenaran bagi orang yang tertindas. Komik Si Asih digemari oleh banyak orang, sehingga bisa terjual 3000 eksemplar. 

Tak berhenti dalam berkarya, komik berikutnya diberi judul Siti Gahara. Lagi-lagi tentang perempuan super. Tapi kali ini tokohnya mengenakan busana ala Timur Tengah. Seperti komik yang sebelumnya, Siti Gahara juga merupakan karya RA Kosasih yang digemari banyak orang.  Dibandingkan dengan gaji dari museum Zoologi yang Rp 150#, dari komiknya RA Kosasih berhasil mendapatkan honor Rp 4000# 

"Gampang sekali pekerjaan bapak Kosasih ya, ni,"  kata Laras yang membuat aku terkejut.

"Kan hanya menggambar dan bercerita," sambungnya lagi, "Laras juga bisa."

"Bapak Kosasih membuat komik untuk mencari uang menghidupi keluarga seperti ayah Laras," aku menjawab yang sebenarnya, tetapi entahlah apakah Laras mengerti.

Hidup RA Kosasih tidaklah semudah bayangan Laras. 

Pada zaman Jepang tahun 1942 RA Kosasih sudah mendapatkan kesulitan, karena komik Amerika yang menjadi sumber inspirasi makin sulit didapatkan. 

Pada tahun 1955 melepaskan pekerjaan di museum Zoologi, agar lebih fokus dalam berkarya membuat komik. 

Pada tahun 1960 an Lembaga Kebudayaan Rakyat(Lekra) suatu organisasi dibawah PKI, melarang terbit komik karya RA Kosasih yang terlalu bernuansa Barat.

Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Komik wayang, menjadi pilihan RA Kosasih berikutnya. Gambar istimewa
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Komik wayang, menjadi pilihan RA Kosasih berikutnya. Gambar istimewa
"Apa yang nini maksud dengan seorang yang visioner?" lagi dan lagi tanya Laras, cucu nini yang selalu pengin tahu.

"Zaman dulu perempuan belum maju, tapi bapak Kosasih sudah membuat komik tentang perempuan super," jawabku.

"Nini jadi teringat saat mengantar ibumu pada upacara penerimaan mahasiswa-mahasiswi baru Fakultas Kedokteran (FK) Unpad, Bandung," kata nini kepada Laras.

"Ingat apa ni?" tanya Laras semakin ingin tahu

Kata Dekan FK Unpad:

Tahun demi tahun di FK Unpad lebih banyak menerima mahasiswi daripada mahasiswa, tahun ini dari 300 mahasiswa-mahasiswi  yang diterima, 60% adalah mahasiswi

"Wiihh, ibu keren!" kata Laras sambil bertepuk tangan.

"Nah, itulah yang namanya visioner," kataku kepada Laras, "Pada tahun 1955 bapak Kosasih sudah memperkenalkan tokoh peremuan super Sri Asih, dan benar pada tahun 2014 FK Unpad menerima lebih banyak mahasiswi daripada mahasiswa"

Pantang mundur menghadapi larangan Lekra, RA Kosasih menerbitkan komik Mahabarata. Ceritanya diambil dari Bhagawat Gita yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia di Balai Pustaka. Agar komiknya bernuansakan Indonesia, busana para tokoh yang ada dalam cerita disesuaikan dengan wayang golek yang sering ditonton pada masa kecilnya.

Bhagawat Gita yang artinya Nyanyian Sri Bhagawan, yang ditulis oleh Resi Byasa. Sebuah karya sastra Hindu-India yang isinya ajaran untuk mengetahui rahasia kehidupan agar terhindar dari kesengsaraan. RA Kosasih mengolah secara analitik big data lautan kehidupan, menjadi komik Mahabarata dan Ramayana. Dan RA Kosasih masih memilah lagi menjadi berjilid-jilid. Yang kemudian menjadi komik lokal dengan penghasilan tertinggi, dan terjual sebanyak 30000 eksemplar.

Pun secara konseptual, dengan menyatukan komik Mahabarata yang terdiri dari puluhan jilid, dijadikan 3 jilid agar tetap menarik dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Ketiga jilid edisi dengan edisi luks yang diberi judul  Pandawa Jejaka, Pandawa Diasingkan dan Pandawa Seda. 

Zaman sekarang banyak orang berlomba-lomba mempelajari coding dan berbagai teknologi informasi untuk mengolah big data. Sedangkan zaman dulu RA Kosasih mengolah cukup secara manual dengan hati. 

Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Laras sudah senang menggambar dan bercerita. Zaina masih senang main bola. Dokpri
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Laras sudah senang menggambar dan bercerita. Zaina masih senang main bola. Dokpri

"Laras akan ajarkan adik Zaina untuk membuat gambar dan cerita ni," kata Laras, "Agar kami berdua juga bisa visioner seperti bapak Kosasih.

Nini tersenyum sambil mengatakan, "Cita-cita yang bagus." 

Memperhatikan hidup RA Kosasih dari komikus menuju  visioner, ada 7 jalan yang harus ditempuh.

  1. Dekat dan hormat kepada ibu, juga ayah.

  2. Senang membaca, walaupun dari secarik bungkus belanjaan

  3. Senang menggambar, selama tangan belum gemetar

  4. Senang bercerita, tentang kehidupan yang indah

  5. Mau belajar, setidaknya sedikit

  6. Mau bekerja, sesuai kata hati

  7. Melakukan dengan tekun, tanpa pernah mengeluh

Sang visioner dengan perjalanan karir, karya dan hidupnya, Indonesia akan selalu mengenangnya.

Bapak Komik Indonesia, RA Kosasih

Hari Kosasih pada setiap tanggal 4 April

Kosasih Award sejak tahun 2007

Bapak Komik Indonesia, ada dan dikenalnya komik Indonesia mulai dari dirinya. Industri komik selalu mengenangnya pada Hari Kosasih, dengan berbagai acara. Ada yang menyelenggarakan dengan menggambar bersama, pameran komik atau diskusi tentang komik. 

Pada masa pandemi covid-19, Hari Kosasih diperingati dengan tayangnya komik Sri Asih di Line Webtoon.

Sedangkan Kosasih Award merupakan penghargaan tertinggi bagi komik Indonesia. Ada 8 piala untuk kategori,karakter--sampul--gambar--komik pendek--cerita--komik kampus--komik strip--komik umum. Dan 2 piagam untuk kategori,  penghargaan khusus dan apresiasi khusus. 

Bumi Matkita, 

Bandung, 10/11/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun