Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mbah Dukun IAn di Kaki Gunung Kelutuk

25 Oktober 2020   19:45 Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:19 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Gambar diambil dari Pixabai dan dokpri. Pohon Gardenia Kuning dengan bunga yang indah

Sekar sebenarnya tidak terlalu tahu, tentang iphone vs android. Cuma tahu iphone adalah operating system (OS) untuk smartphone yang dibuat oleh Apple. Sedangkan Android adalah OS untuk smartphone yang dibuat oleh Google. 

Katanya ada lagi jagoan yang mengeluarkan OS untuk smartphone, yaitu Microsoft. Jadi persisnya ada OS iphone buatan Apple untuk smartphone Iphone, ada OS windows buatan Microsoft untuk  Windows phone, dan OS Android buatan Google untuk smatphone bermacam-macam. Ada Samsung, Oppo, Asus dan lain-lain

Entah mengapa Windows phone jarang disebut-sebut. Jadinya mana lebih keren ya, antara Iphone atau Android? Sekar benar-benar tidak  mengerti iphone vs android. Dia tahunya ada mbah dukun IAn, mbah dukun Iphone vs Android.

***

Di kota Kitir, desa Watu Gepeng, persis di seberang kaki gunung Kelutuk hiduplah mbah dukun IAn. Sakti benar dalam membereskan perjodohan, baik yang urusan mencari atau pun yang bermasalah. 

Katanya tepat di seberang makam di kaki gunung Kelutuk, ada gang kecil yang hanya bisa dilewati motor. Masuk saja di situ, jalannya datar. Nanti belokan ke-3 belok kanan. Nah di sini jalannya agak menurun, dan ambil yang melengkung ke kiri. Ketemu simpang tiga, ambil jalan paling kanan. Di sini jalannya menanjak dan melengkung ke kanan. Kalau sudah ketemu perkampungan, cari rumah mungil yang halaman depannya ada pohon Gardenia Kuning.

Pada pagar tergantung papan yang bertuliskan : 

Mbah dukun IAn.

Praktek jam 8.00 - 17.30.

Libur : Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu.

Jadi sebetulnya mbah dukun IAn hanya praktek pada hari Senin, Selasa dan Kamis. Pakai berbelit-belit cara menjelaskan, apakah maksudnya dukun  humor? 

Tamunya sudah pada datang sejak sekitar jam 6.00. Mereka harus antri menunggu di depan pagar, dekat papan nama. Pagar dibuka pada jam 7.30 oleh seorang asisten, tamu menyerahkan telur dan jahe sambil menerima nomor antrian.

Banyak tamu yang cocok. Kebanyakan ibu-ibu muda sampai sedang. Jarang terlihat ada bapak-bapak. Mbah dukun IAn sendiri mempunyai 5 asisten, laki-laki semua. 

***

Sekar adalah warga kota Kitir. Dia datang ke mbah dukun IAn, karena suaminya sering pulang larut malam, padahal kantornya  melakukan work from home (WFH) sejak pandemi covid-19. Begitu dengar-dengar ada mbah dukun IAn yang bisa menyelesaikan masalah-masalah perkawinan, Sekar langsung membulatkan niat mencari mbah dukun IAn.

Sekar mengendarai motornya dengan kencang, menuju gunung Kelutuk yang memang sudah diketahui letaknya. Saat mulai membelokkan motor ke dalam gang, suasana sepi tak ada tempat bertanya. Dengan mengingat belokan-belokan yang diperoleh dari bisik-bisik perempuan yang gemar pergi ke dukun., akhirnya Sekar menemukan desa Watu Gepeng. Dan selanjutnya dengan mudah menemukan rumah mbah dukun IAn. 

Setelah mendapat nomor antrian dari asisten yang bertugas di depan pagar, Sekar mengambil tempat duduk di bawah naungan pohon Gardenia Kuning yang ada di halaman. 

Dengan masih ngos-ngosan karena lelah, tubuhnya terasa gemetar. Entah karena takut, malu, atau sesuatu lain. Ini benar-benar peristiwa baru bagi Sekar. Untungnya sekarang masa pandemi covid-19. Semua orang, trmasuk Sekar mengenakan masker. Jadi wajahnya tidak mudah dikenali oleh tamu-tamu lain. 

***

Ketika nomor antriannya dipanggil, Sekar dipersilahkan masuk ke dalam ruangan . Tak ada yang tahu apa yang dilakukan mbah dukun IAn terhadap Sekar di dalam ruangan. 

Saat keluar ruangan, Sekar berjalan sambil menundukkan wajah. Dia menghampiri seorang asisten mbah dukun IAn  yang berjaga di pintu keluar. Berbincang sedikit sambil terus menundukkan wajah, Sekar menerima 2 kuntum bunga Gardenia Kuning .

Sekar membeli 2 smartphone android di salah satu toko di kota Kitir, yang harganya sesuai dengan ukuran kantongnya. Baik ukuran banyaknya uang, atau  ukuran besarnya kantong celana atau baju suaminya. Sekar sendiri mempunyai kebiasaan menyimpan gawai jadul di dalam tas tangan yang juga jadul. 

Sejak mempunyai smartphone Android, suaminya tidak pernah pulang malam. Barangkali memang ada pekerjaan dari WFH yang sekarang bisa dikerjakan di rumah. Suaminya juga tampak sering ber whatsap (WA) dengan teman-temannya. Semua baik-baik saja. Kadang-kadang tampak suaminya mengajarkan  anak-anak membuat tugas-tugas. Yeah ... kali ini pertarungan Iphone vs Android dimenangkan oleh Android. 

Sekar membayangkan semua orang yang ditemui di tempat mbah dukun IAn juga mendapat nasihat yang sama. Juga sambil membayangkan antrian yang panjang, betapa laris toko-toko penjual smartphone di kota Kitir. Tetapi Sekar tidak ingin mengembangkan pemikiran kemana-mana. Cukup dengan bersyukur, suaminya tidak pulang larut malam lagi. 

Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Gambar diambil dari Pixabai dan dokpri. Pohon Gardenia Kuning dengan bunga yang indah
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Gambar diambil dari Pixabai dan dokpri. Pohon Gardenia Kuning dengan bunga yang indah

Siang bolong di Kitir, Sekar ketamuan sahabat SMP  dengan  mata yang sembab. Seperti habis nangis tiga hari tiga malam. Dengan masih sesenggukan , menceritakan tentang suaminya sudah bulat-bulat akan menceraikan dirinya. 

Sekar bersahabat dengan Mila sejak menjadi pelajar SMP di kota Kitir. Hanya saja setelah menikah Mila diboyong oleh suaminya ke kota Wadi, yang terletak si sebelah Selatan kota Kitir. Sekar jadi ingat mbah dukun IAn yang berhasil menolong perkawinannya. Siapa tahu bisa menolong sahabatnya juga. 

"Baiklah," kata Mila, "Ayo ke mbah dukun IAn, siapa tahu aku juga cocok."

"Oh ya, ada syaratnya," kata Sekar.

"Apa?" tanya Mila

"Katanya harus membawa 1 kg telur dan 1 kg jahe," jawab Sekar

Setelah membeli telur dan jahe di pasar Kitir, Sekar mengantar Mila ke tempat mbah IAn. Sekali saja pernah ke tempat mbah dukun IAn, Sekar sudah sangat hafal. Pokoknya seberang gunung Kelutuk, masuk gang, sampai ke desa Watu Gepeng. Rumah mungil cantik yang ada pohon Gardenia Kuning, di sana mbah dukun IAn melakukan praktek.

"Ya ampun antrinya panjang sekali," kata Mila kaget.

"Aku ke sini jam 6.00 pagi," kata Sekar, "Jadi antrinya tidak sepanjang ini."

Setelah mendaftarkan diri, mendapat nomor antrian dari seorang asisten mbah dukun IAn yang ada di pagar, lalu mereka masuk untuk menunggu giliran. Sekar mengajak Mila duduk di bawah pohon Gardenia Kuning, seperti yang dilakukan saat Sekar ke sini sendiri.

Berdua mereka saling diam, seperti kebiasaan yang dilakukan hampir semua tamu lain yang datang ke tempat mbah dukun IAn. Sekar asyik memainkan smartphone yang baru dibeli beberapa minggu yang lalu. Ada sedikit rasa takut, kalau-kalau suaminya akan menghubungi melalui WA. Walau sudah berpamitan untuk mengantar teman, tetapi Sekar tidak mengatakan tujuan persisnya mau ke mana.  Sekar belum pernah bercerita kepada suaminya tentang mbah dukun IAn. Selain takut dimarahi, juga ada rasa malu. Berhubungan dengan dukun merupakan bebiasaan baru bagi Sekar. 

Hingga giliran nomor Mila dipanggil masuk. Sampai saatnya Mila keluar. Berdua mereka tetap saling diam. Bahkan sampai saatnya pulang, tak ada sedikitpun cerita tentang apa yang dilakukan mbah dukun IAn selama di dalam ruangan. 

Tiba di kota Kitir, Mila turun di terminal. Dia harus melanjutkan naik angkot menuju Wadi, tempat tinggalnya. Tak lupa Mila mengucapkan terima kasih kepada Sekar yang juga ingin segera pulang ke rumahnya.

Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Rumah mbah dukun IAn sekarang
Desain oleh Rini DST, menggunakan Canva. Rumah mbah dukun IAn sekarang

Lama sudah berlalu. Sekar dan suami selalu ceria sejak keduanya telah memiliki Asus, smartphone Android yang menambah kebahagiaan. Hampir Sekar melupakan asal usul mengapa mereka berdua merasa harus memiliki smartphone Asus. Suaminya juga tak sedikit pun pernah bertanya, mengapa Sekar membelikan smartphone Asus.

Udara segar rupanya belum sempurna memberikan kebahagiaan kepada mereka. Ada surat panggilan dari kantor polisi meminta kedatangan Sekar untuk menguatkan kekurangan barang bukti  kasus penipuan yang dilakukan oleh Mbah dukun IAn. Jelas suaminya sangat terkejut. Istrinya terlibat kasus penipuan seorang dukun?

Dari mana nama dan alamat Sekar bisa diperoleh polisi? Entah dari mbah dukun IAn saat menanyakan nama lengkap sesuai KTP waktu di dalam ruangan. Atau dari toko tempat Sekar membeli smartphone. 

Dalam keadaan bingung, suaminya menemani Sekar menghadap polisi. Di kantor polisi, setelah data-data diri dicatat, polisi penyidik menanyakan beberapa hal pendapat Sekar tentang dukun IAn. 

Pertama : Apakah dukun IAn itu dukun palsu atau bukan? 

Sekar dibuat cukup bingung dalam memberikan jawaban. Dia menceritakan apa yang dilakukan mbah dukun IAn , saat hanya berdua dengan Sekar di dalam ruangan. 

Mbah dukun IAn menanyakan masalah yang sedang dihadapi Sekar. Mbah dukun IAn menanyakan sudah berapa lama menikah. Mbah dukun IAn menanyakan apa pekerjaannya, dan apa pekerjaan suami. Mbah dukun IAn menanyakan mempunyai berapa anak.

Mbah dukun IAn komat-kamit tidak terlalu jelas mengatakan apa. Dia membolak-balik berbagai smartphone yang ada di atas meja di depannya dengan tangan kirinya. Entahlah itu semua smartphone masih bagus atau sudah rusak.

Mbah dukun IAn memandang Iphone yang ada di tangan kanan. Mbah dukun IAn bolak balik melakukan klik dan membaca, entah apa yang dibaca.

Lalu mbah dukun IAn bertanya smartphone  apa yang digunakan oleh Sekar atau suaminya. 

Sekar saat itu menjawab, 

Ah, ponsel jadul mbah. Saya tidak tahu, apa ya ini mereknya.

Lalu mbah dukun IAn saat itu mengatakan lagi,

Kalian harus pakai Iphone atau Android. Ada syaratnya! Harus membawa bunga Gardenia Kuning yang nanti dibagikan sama anak-anak di depan, lalu beli di toko di kota Kitir sambil menyerahkan bunga itu. Bilang saja mau Iphone atau Android. Harus sama untuk suami dan istri. Jangan sampai ada kesalahan!

"Tidak usah menjawab panjang lebar ibu Sekar, apakah mbah dukun IAn palsu atau tidak?" tanya polisi penyidik.

"Tidak!" jawab Sekar. Dan polisi penyidik mencatat jawaban Sekar di buku besar yang ada di depannya.

Kedua : Apakah mbah dukun IAn penipu atau bukan?

Lagi-lagi Sekar mengatakan dengan lengkap semua kejadian dan pembicaraan yang dilakukan dengan mbah dukun IAn selama di dalam ruangan.

"Tidak usah menjawab panjang lebar ibu Sekar, apakah mbah dukun IAn penipu atau bukan?" tanya polisi penyidik.

"Bukan!" jawab Sekar. Dan polisi penyidik mencatat jawaban Sekar di buku besar yang ada di depannya.

Ketiga : Apakah mbah dukun IAn merugikan atau tidak?

Lagi,lagi dan lagi Sekar mengatakan dengan lengkap semua kejadian dan pembicaraan yang dilakukan dengan mbah dukun IAn selama di dalam ruangan.

"Tidak usah menjawab panjang lebar ibu Sekar, apakah mbah dukun IAn merugikan atau tidak?" tanya polisi penyidik.

"Tidak!" jawab Sekar. Dan polisi penyidik mencatat jawaban Sekar di buku besar yang ada di depannya.

"Cukup, ibu Sekar tidak ada urusan lagi dengan kasus mbah dukun IAn," kata polisi penyidik, " Tuduhan ibu Mila terhadap mbah dukun IAn tidak bisa di lanjutkan."

"Semua klien mbah dukun IAn yang kami panggil memberikan pernyataan seperti ibu," kata polisi penyidik mengakhiri pemeriksaan terhadap Sekar.

Mila? Itulah yang membuat Sekar sangat kaget. Ada apa dengan Mila, sehingga membuat tuduhan seperti itu terhadap mbah dukun IAn? 

Kalau apa yang dilakukan mbah dukun IAn kepada semua tamu sama dengan apa yang dilakukan terhadap Sekar, pastilah mereka tak akan menjawab palsu, penipu atau merugikan. Karena biaya yang diminta tidak besar. Smartphone dibeli dengan harga wajar, dan menjadi milik sendiri.

Tetapi ... tetapi, bunga gardenia kuning, adakah itu tanda kerja sama mbah dukun IAn denga semua toko penjual smartphone di kota Kitir?

"Sudahlah bu," kata suaminya sambil menggandeng erat lengan Sekar, "Tak usahlah memikirkan Mila lagi."

Suaminya sangat jengkel, tapi juga geli menahan tawa. Tak pernah menyangka sedikitpun, istrinya pergi ke dukun.

"Ayo kita menghangatkan tubuh di warung sehat Jahe-Telur bu AnI saja bu," ajak suaminya untuk menenangkan istrinya yang terasa masih gemetaran.

"Dekorasi Warung jahe-telur bu AnI persis seperti ruangan mbah dukun IAn, pak," kata Sekar kepada suaminya, "Papan namanya juga IAn dan AnI." Pernyataan yang membuat suaminya penasaran. Dengan berboncengan Sekar menunjukkan jalan ke tempat praktek mbah dukun IAn di desa Watu Gepeng. Rumah mungil yang ada pohon Gardenia Kuning telah diberi garis polisi. Berarti kasus mbah dukun IAn masih dalam penyelidikan polisi. 

Seharusnya siapa pun jangan membiasakan diri membuat penyelesaian melalui dukun. Sekali membuka pintu ke kehidupan gaib, makluk gaib akan mudah masuk ke dalam kehidupan. Bisa juga penipuan, atau lain-lain yang mendatangkan kerugian.

Hari menjelang malam. Sekar memeluk erat pinggang suaminya. Timbul rasa takutnya saat melewati kuburan di kaki gunung Kelutuk.

Bumi Matkita,

Bandung, 25/10/2020.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun