Sedangkan sisi buruknya  pada saat kopdar ... aduh yang mengerikan kalau terjadi tindak kriminal, seperti yang sering ada di berita-berita. Di antaranya yang baru-baru ini terjadi, pembunuhan yang dilakukan oleh sepasang laki-laki dan perempuan DAF dan LAS.
Sedangkan RHW yang menjadi korban pembunuhan adalah seseorang yang diajak berkencan oleh LAS melalui chatting di aplikasi Tinder.
Katanya ... katanya kencan online cocok untuk masa pandemi covid-19. Ah siapa bilang begitu. Itu nyatanya bisa terjadi pembunuhan. Kencan tatap muka dengan jaga jarak 2 m bisa dibuat asyik kalau mau.Â
Bisa lebih melihat dengan nyata wajah teman kencan.
Bisa lebih melihat dan mendengarkan kecocokan obrolan.Â
Jorok dan bersihnya lebih teramati dengan nyata.
Bau badan kalau kecium dalam 2 m, ya jangan lakukan kencan kedua kali. Lebih hemat waktu untuk mengakhiri kencan.
Pembicaraan lebih bisa dinilai, memang benar-benar lemah lembut atau basa basi saja.Â
Mungkin masih banyak lagi kebaikan kencan tatap muka. Apalagi pasangan opa dan oma yang saat ini masih rukun berduaan, saat mudanya pasti menggunakan kencan tatap muka dengan asyik. Bukankan zaman dulu belum ada gawai pintar?
Kalau lanjutan dari sebuah kencan merupakan sebuah pernikahan, restu orang tua tidak bisa diabaikan. Tiada orang tua yang tak sayang kepada anak-anaknya. Akhir yang baik dari sebuah kencan yang dilakukan anak-anaknya adalah harapan orang tua. Dan doa orang tua adalah berkah terbesar dan terindah buat anak-anak.Â
Mau melalui kencan online, bukankah harus melewati kencan tatap muka juga? Setelah kencan tatap muka, bukankah harus ada restu orang tua? Karena itu kencan membutuhkan kesabaran dan kepekaan yang kuat. Agar akhir dari sebuah kencan yang berbentuk pernikahan, masih berlanjut terus dan terus sekali pun sudah menjadi pasangan suami-istri.
Hujan rintik-rintik merata sepanjang hari ini, membuat terkenang kencan indah saat  "dia" masih belum menjadi suami.
Bumi Matkita,
Bandung, 21/10/2020.Â