Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menyusun Kembali Kabinet, Apakah Seindah Bermain Lego?

14 Juli 2020   17:40 Diperbarui: 14 Juli 2020   22:01 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay - Andrew Art

Mengapa harus memikirkan menyusun kembali? Biasanya karena merasa ada yang kurang benar. Reshuffle itulah begitulah kalau mau dikatakan dengan dengan nuansa bahasa Inggris. 

Pikiran sudah kemana-mana, salah satu adalah reshuffle kabinet. Itulah yang diucapkan Presiden Jokowi dengan nada geregetan, melalui video yang diunggah ke akun youtube Sekretariat Negara pada tanggal 28 Juni 2020. Video yang membuat Kompasiana mengajak para Kompasianer untuk menuliskan opini dengan label rencana reshuffle 2020.

Lego adalah alat permainan yang terdiri dari bongkah-bongkah plastik kecil yang terkenal di seluruh dunia khususnya dikalangan anak-anak atau remaja, tidak pandang laki-laki atau perempuan. Penemu lego adalah Ole Kirk Christiansen dari negara Denmark, pada tahun 1949. Permainan lego masih sangat populer hingga sekarang.

Jadi teringat saat bermain lego dengan anak-anak, bahkan dengan cucu. Dengan memanfaatkan bongkah-bongkah plastik yang ada, anak-anak membayangkan terlebih dahulu apa yang mau dibuat. 

Bagi pemula ada buku panduannya, misalnya mau membuat mobil, kalau pakai buku panduan, tentu harus memilih bongkah-bongkah plastik yang ditentukan oleh buku panduan. Barulah menyusun langsung sesuai buku panduan pula.

Lain bagi yang sudah mahir. Ingin berkreasi sendiri. Untuk menyusun sebuah mobil, maka diantara bongkah-bongkah yang diambil tampak ada bongkah yang berbentuk roda. Bongkah-bongkah dalam genggaman anak menunjukkan tujuannya membuat mobil.

Saat menyusun tentunya disesuaikan keinginan. Apakah mau mobil angkutan atau mobil sport. Apa pun pilihan yang diambil tentunya harus memberikan rasa puas. Puas karena memenuhi keinginan, puas karena dipuji dan bermanfaat membuat orang lain senang atau puas karena berhasil melalui pekerjaan yang sulit. 

Begitu juga dalam menyusun kabinet. Dari namanya Kabinet Indonesia Maju (KIM), sudah bisa diduga Presiden Jokowi ingin membuat Indonesia menjadi negara yang mempunyai prestasi. Dan pastinya Presiden Jokowi tidak memerlukan panduan, karena saat ini adalah masa pemerintahan periode kedua.

Pemilihan menteri untuk menyusun KIM harus menunjang visi pembangunan masa pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin. Ada 5 tujuan utama yang dilanjutkan Presiden Jokowi pada periode kedua masa pemerintahannya

  1. Pembangunan Infrastruktur.

  2. Pembangunan SDM

  3. Mengundang Investasi

  4. Mereformasi Birokrasi

  5. Menjamin Penggunaan APBN yang Fokus dan Tepat Sasaran.

Sudah bisa ditebak menteri yang ada dalam genggaman Presiden Jokowi untuk 5 tujuan utama tersebut. Menteri yang tetap dari Kabinet Kerja pada masa pemerintahan Presiden Jokowi periode pertama, adalah Menteri PUPR Basoeki Hadimulyono, Menlu Retno Lestari Priansari Marsudi dan Menkeu Sri Mulyani Indrawati. 

Untuk pembangunan SDM dan Mereformasi Birokrasi, Presiden Jokowi memilih Muhajir Effendy sekagai Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang pada Kabinet Kerja menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Lalu siapa Menteri Pendidikan yang dipilih oleh Presidan Jokowi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun