Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pagar Kenangan

15 Maret 2020   19:52 Diperbarui: 15 Maret 2020   19:50 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mang Ipul sering memperbaiki rumah nyonya Siu yang lain. Rumah yang dikontrak pasangan muda dengan dua anak lelakinya. Seorang anak lelaki praremaja dan anak leleki balita. 

Mang Ipul sebagai tukang kepercayaan nyonya Siu yang memperbaiki rumahnya pada saat perpanjangan kontrak. Perbaikan demi perbaikan. Tahun demi tahun selalu dilakukan. 

Tapi makin lama mang Ipul serasa lebih bela terhadap pengotraknya. Selalu ada pekerjaan-pekerjaan permintaan pengontrak yang dilakukan oleh mang Ipul. Pekerjaan yang diperintahkan oleh nyonya Siu dinomor duakan. Masa kerja menjadi lama. Padahal uang harian dibayar oleh nyonya Siu. Sarapan dan makan siang disediakan oleh nyonya Siu juga. 

Mulai mengembanglah kejengkelan di hati nyonya Siu. Jengkel amat sangat yang membuat mengarah ke segala penjuru.  Kejengkelan yang membuatnya juga ingin memberhentikan nyi Imay sebagai pembantu rumah tangganya. Karena nyi Imay adalah istri mang Ipul. 

Lebih lama dan lebih lama ...

Nyonya Siu berperang dengan hatinya sendiri. Ingin hati memberhentikan nyi Imay. Tapi ada rasa takut. Bisakah dia menyelesaikan semua urusan rumah tangganya sendiri? Ah ... tentunya tidak sendiri. 

Nyonya Siu akan mencari pembantu rumah tangga yang lain. Mulai dia memencet tombol-tombol telepon rumah yang sudah lama tan digunakan. Ditelponnya sebuah yayasan penyalur tenaga kerja. 

Baru cari-cari info. Biaya admin katanya satu setengah juta. Gaji pembantu antara satu koma tujuh juta hingga tiga juta. Ah ... sanggup pikir nyonya Siu. Karena gaji nyi Imay juga lebih dari satu setengah juta. Tapi oh tetapi ... rasa tidak tega itu terus menghantui nyonya Siu. Bingung demi bingung. Jengkel demi jengkel. Hari demi hari itu saja yang ada dalam pikiran nyonya Siu. 

Tiba-tiba jeleger ...

Harapan tersurat ...

Mang Ipul datang ke rumah nyonya Siu. Permisi akan pulang ke kampung keluarganya. Karena nyi Imay telah meninggalkannya. Nyi Imay lebih ingin hidup bersama orang lain. Siapa? Mang Ipul tidak ingin berbagi cerita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun