Aku menyapu pandanganku pada setiap rumah yang aku lewati. Rumah panggung, berdinding papan dan beratap rumbia. Aku sempat berpikir, apa yang terjadi saat hujan deras datang? Apa rumah mereka tidak kebocoran?
Tanyaku terhenti karena si tukang ojek berbicara lagi.
"Kalau enggak ada tukang ojek, Kakak tidak bisa ke dalam, kan?"
Aku tersenyum mendengar alasannya menjadi tukang ojek.
"Berapa sehari pendapatan kamu?" selidikku.
"Alhamdulillah lumayan, Kak. Kalau Sabtu dan Minggu, bisa sampai dapat lima ratus ribu. Hari biasa paling minim seratus ribu," jelasnya.
"Wah. Lumayan sekali. Kamu bisa sedikit menyisihkan untuk masa depanmu. Dengan menabung, Insha Allah kamu bisa melanjutkan pendidikanmu. Dengan begitu kamu bisa bekerja di tempat yang sesuai dengan keahlian kamu."
"Iya, Kak. Hanya untuk sekarang ini saya lebih mengutamakan sekolah adik-adik saya, Kak."
Mulia sekali pemuda ini. Rela menanggalkan keinginannya demi sekolah adik-adiknya.
"Semoga kamu mendapat pekerjaan yang lebih baik nantinya sehingga kamu bisa membantu keluargamu."
"Aamiin."
Motornya berhenti di pagar sebuah rumah bercat biru pudar. Rumah yang terlihat sepi dan tak terawat.
#30dwcjilid14
#squad6
#day1