Mohon tunggu...
Rini S.
Rini S. Mohon Tunggu... -

Never doubt that a small group of thoughtful citizens can change the world. Indeed, it is the only thing that ever has.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tahta

17 Juni 2012   05:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:53 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan terberat Pejabat adalah harta, tahta dan wanita. Inilah kerikil yang selalu membuat orang-orang hebat ini jatuh, terpleset karena harta, tahta dan wanita. Saya tidak akan membahas dari harta dan wanita tetapi lebih membahas dengan Tahta, apakah hakikat dari tahta?


Tahta merupakan penguasa hati. Hakikat tahta adalah penguasaan terhadap hati orang lain sehingga tunduk kepadanya karena tahtanya, dan memujinya dengan ucapan serta berusaha memenuhi segala keinginannya sesuai perintahnya. Seperti harta, maknanya adalah kepemilikan kedudukan demi mencapai tujuan-tujuannya. Hanya saja, tahta lebih diminati dibandingkan harta, karena bisa mendatangkan harta dan kekayaan.


Dengan tahta, orang akan lebih mudah untuk meraup harta kekayaan, tetapi belum tentu dengan kekayaan seseorang dapat meraih tahta secara mudah.


Tahta dapat menimbulkan kewenangan atau kekuasaan yang dapat digunakan dengan salah atau disalahgunakan demi keuntungan atau pendapat yang berlimpah ruah, walaupun pekerjaan yang dilakukan itu mulia dan besar jasanya bagi hidup dan kehidupan manusia.


Ini hanya sebuah tulisan yang diamati dari pilihan kehidupan, karena kehidupan selalu menawarkan pilihan dengan rasa manis dan pahitnya. Senantiasa ada tempat dan panggilan bagi setiap Pejabat yang mau berpikir dan berbuat, dengan kejujuran, kedewasaan, dan keutuhan.


Dalam Kelebihan atau kekurangan, dalam kekayaan atau kemiskinan, dalam senang ataupun susah, dalam sakit ataupun sehat, kita menjalani kehidupan yang harus selalu disyukuri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun