Menyadari kondisi dimana pikiran, perasaan, dan tubuh kita berada pada saat ini, tidak mengembara kemasa lalu maupun masa depan serta tidak menilai.
- Relaksi
Pejamkan mata, lalu bayangkan sesuatu yang menyenangkan dengan berbagai sarana seperti visual, auditori, dan kinestetik untuk membantu meningkatkan imajinasi meskipun kenyamanan ini bersifat jangka pendek, namun relaksasi bisa menjadi pertolongan pertama psikologis dalam menanggulangi kecemasan berlebih.
- Dialog internal dengan diri sendiri
Bicaralah dengan diri sendiri dengan kalimat positif. Perlu diketahui bahwa emosi cenderung dipengaruhi oleh pikiran kita, yang mana pikiran kita sangat tergantung dari bagaimana kita menafsirkan suatu peristiwa. Penting untuk kita memperbaiki kembali apa yang menjadi isi pikiran, karena pikiran yang positif akan meningkatkan kualitas emosi dan perasaan.
- Menulis perasaan dan pikiran
Refleksikan pikiran dan perasaan yang anda alami selama masa isolasi ke dalam bentuk tulisan.
- Mendekatkan diri pada dzat Yang Maha Kuasa
Pahami bahwa ada hal-hal yang dapat kita kendalikan, dan ada hal-hal juga yang tidak dapat kita kendalikan. Meningkatkan spiritualisme bisa diterapkan dengan menulis jurnal kebersyukuran.
Misal : nikmat sehat, nikmat bekerja, nikmat kebersamaan.
Penting bagi kita untuk tetap bersyukur, meningkatkan kesabaran yang tinggi, berlapang dada seraya tetap melakukan ikhtiar.
Tidak mampu kita pungkiri bahwa isolasi bukan suatu keputusan yang mudah, namun kenyataan harus dihadapi jika terdampak COVID-19. Isolasi dilakukan untuk menjaga kesehatan diri, keluarga dan masyarakat, walaupun terasa berap untuk menjalaninya.
Upaya kesehatan mental juga untuk menjamin setiap mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan yang baru mengganggu kesehatan jiwa.
Â
REFERENSI