Mohon tunggu...
Rini Normanita Permana
Rini Normanita Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Motto : Don't be trapped in someone else's dream, because you is your. Be yourself and love yourself.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap Pengembangan Karakter Peserta Didik di Masa Pandemi

27 Oktober 2022   18:42 Diperbarui: 27 Oktober 2022   18:45 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak Pemerintah Indonesia memberlakukan sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pada maret 2020, proses Kegiatan Belajar dan Mengajar dilakukan secara daring (online) dalam rangka Pencegahan Penularan Virus Covid-19 yang pada saat itu sedang mewabah di Indonesia. Secara sederhana, pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik dan pengajar berada di lokasi yang berbeda sehingga memerlukan telekomunikasi yang interaktif untuk dapat terhubung satu dengan lainnya (Syafnidawaty, 2020). Dengan adanya perubahan metode pembelajaran dan adaptasi suasana baru yang dirasa sangat mendadak tentu saja menimbulkan serangkaian dampak pada aspek-aspek pendidikan. Misalnya, dampak terhadap pendidikan karakter atau pengembangan karakter peserta didik.

Pendidikan karakter sendiri diartikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat tindakan yang mendidik. Tujuannya adalah untuk membentuk penyempurnaan dalam diri individu dan melatih kemampuan diri menuju arah hidup yang lebih baik (Doni Kusumah, 2007). Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yakni (1) Fungsi pembentukkan dan pengembangan potensi, (2) Fungsi perbaikan dan penguatan, dan (3) Fungsi penyaring.

Namun, dengan metode pembelajaran jarak jauh ini tentu saja tidak mudah dilakukan bagi guru, siswa, maupun orang tua. Banyak keluhan terkait pola pembelajaran yang dirasa belum dilaksanakan secara optimal karena informasi yang diberikan guru maupun yang diterima oleh siswa sangat terbatas, komunikasi yang terhambat karena fasilitas yang tidak memadai, serta tingkat emosional yang tidak dapat dielakkan selama pjj (Rizka, 2020).

Berdasarkan data hasil penelitian, karakter peserta didik cenderung menurun selama proses pembelajaran daring. Ada 18 karakter peserta didik yang harus mampu diimplementasikan oleh guru pada  proses pembelajaran, diantaranya (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab (Kemendiknes, 2011). Namun, pada pengaplikasiannya masih banyak siswa yang belum menerapkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini ada beberapa contoh nilai-nilai karakter peserta didik yang berubah atau menurun pada pembelajaran daring berlangsung :

  • Jujur. Tingkat kejujuran siswa selama pjj semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kecurangan yang dilakukan siswa, seperti menyalin jawaban dari google. 
  • Disiplin. Tingkat kedisiplinan siswa pun dirasa sangat turun drastis. Misalnya, siswa sering kali beralasan ketika terlambat mengumpulkan tugas padahal selama ini kebanyakan dari mereka suka menunda-nunda tugas hingga akhirnya tidak ada waktu untuk mengerjakannya.
  • Mandiri dan Kreatif. Selama pjj, dalam pengerjaan tugas yang seharusnya mandiri pun masih saja menyontek atau meminta jawaban teman. Hal ini juga bisa dikaitkan dengan kreatifitas siswa yang ikut menurun.
  • Gemar membaca. Pada proses pembelajaran, kerap kali guru menyuruh siswa untuk membaca modul-modul yang diberikan. Namun, kebanyakan dari mereka tidak benar-benar melaksanakannya.
  • Semangat belajar. Sebagian besar siswa mengakui kehilangan rasa semangat untuk belajar kerena merasa bosan dengan metode ajar yang monoton.

Dengan adanya permasalahan tersebut, solusi yang dapat dilakukan yaitu kerjasama antara guru dan orang tua. Peran guru membimbing selama proses pembelajaran dapat disesuaikan lagi dengan kondisi, sikap, atau perilaku siswa. Guru harus lebih peka terhadap perubahan nilai karakter siswanya. Sedangkan di rumah, orang tua berperan sebagai pengawas dan mengawasi anaknya agar tetap melaksanakan kewajibannya untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Jika kedua hal ini dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab, maka penurunan nilai-nilai karakter peserta didik dapat terkendali. Begitu pula dengan siswa yang harus menimbulkan kesadaran diri akan tanggung jawab dan kewajibannya sebagai pelajar yaitu belajar.

Referensi

https://raharja.ac.id/2020/11/17/apa-itu-pembelajaran-jarak-jauh/ 

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IVCEJ/article/download/27830/15867

https://www.kompasiana.com/rizkaprameswarip/5fe52c9c8ede486f034f2284/tuntutan-pengembangan-karakter-anak-sebagai-output-pendidikan-selama-proses-pembelajaran-jarak-jauh-di-masa-pandemi

https://ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/view/4988/1910

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun