Mohon tunggu...
Rini Marina
Rini Marina Mohon Tunggu... -

Saya Rini Marina, seorang guru di SMP Negeri 2 Kalitidu daerah kabupaten Bojonegoro. Selain mengajar saya juga aktif pada kegiatan sosial. Khususnya membantu para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Selanjutnya mengembangkan pengolah limbah dan dijadikan nutrisi tanaman. Sehingga dapat meringankan biaya petani dalam bertanam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Enaknya Bercerita

3 Januari 2018   12:23 Diperbarui: 3 Januari 2018   20:20 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keterbatasan yang mereka miliki bukanlah halangan menuju sukses. Justru siswa seperti inilah yang nantinya akan dapat survive dan peka. Ia tak banyak menuntut keadaan yang dialaminya. Justru keadaan yang serba kekurangan, membuat dirinya bersemangat. Sebab apa yang mereka lihat, dengar dan alami adalah pembelajaran nyata. Sehingga mau tidak mau mereka harus mampu melewatinya.

Hal senada juga sering kita jumpai saat pembelajaran berlangsung. Anak-anak yang memiliki masalah akan nampak berbeda. Baik secara fisik maupun psikologis. Tatapan matanya terlihat kosong dan melayang jauh. Mereka akan gelagapan, saat bapak ibu guru sengaja memberinya pertanyaan.

Apalagi jika penyampaian materi hanya dilakukan dengan model ceramah. Pastilah membuatnya makin jenuh. Guru harus tanggap dengan situasi seperti ini. Tentunya perlu pendekatan yang melibatkan hati. Hanya dengan hati yang jernih, maka masalah akan dapat teratasi.

Ketika pembelajaran berlangsung, banyak hal yang saya dapatkan. Belajar dari pengalaman merupakan kepuasan tersendiri, yang tak dapat kita peroleh begitu saja. Sehingga rasa kangen pada mereka menjadikan sesuatu yang unik.

Pembelajaran pada setiap pertemuan, pastilah selalu berbeda. Ada saja kendala yang kita temukan. Namun, apapun permasalahannya kita harus mampu menuntaskannya. Guru yang bijak tak akan mudah menyalahkan siswa dengan seenaknya. Ia akan mencari solusi yang terbaik.

Tingkah lucu dan aneh selalu ada saja, yang mereka lakukan. Apalagi pada materi speaking, yang mengharuskan siswa berekpresi dan mengungkapkannya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Mereka memilih diam. Karena malu dan tidak percaya diri.

Berbagai media dan metode telah saya sampaikan. Dengan tujuan membantu mereka agar mudah memahami. Tapi mereka masih tetap belum meresponnya. Sehingga saya tidak habis pikir untuk mencari cara, agar mereka mau bercerita.

Melihat reaksi siswa kurang bagus, saya mulai memberi contoh dalam bercerita. Satu per satu cerita tentang short story saya sampaikan. Tepatnya pada pembahasan narrative text. Mulai dari fable, folktale, legend dan fairy tale. Dengan harapan mereka dapat, membedakan dan memilih cerita yang akan disampaikan.

Gambar yang saya tayangkan ternyata dapat membantu mereka berimajinasi. Sedangkan cerita yang saya bawakan secara total sangat mudah mereka pahami. Berbagai gerakan dan suara saya sampaikan. Paling tidak menirukan tokoh dalam cerita tersebut. Sebagai contoh suara yang saya perdengarkan juga berusaha meniru suara yang sesungguhnya.

Pada cerita fable, tentu saja harus berganti-ganti suara. Menyesuaikan tema yang dibawakan. Ternyata mereka mampu, memahami dan mengerti dengan apa yang saya sampaikan. Mereka menghayati cerita-cerita tersebut. Seakan menghipnotis mereka masuk dalam cerita itu.

Tanpa mereka sadari, para siswa telah belajar tentang kata kerja, sifat, keterangan waktu dan lainnya. Beberapa kali para siswa saya ajak drilling.  Dengan cara mengulang-ulang memudahkan mereka dalam melafalkannya. Selanjutnya saya meminta mereka untuk memilih jenis cerita yang akan dibawakan. Ketika mereka mulai bercerita, tentu saja ada beberapa kata yang kurang tepat dalam pengucapannya. Namun hal itu bukanlah sesuatu yang fatal. Tak akan ada kesempurnaan tanpa adanya berlatih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun