Tidak Puas dengan Hasil Pemilihan Legislatif 9 April 2014, Fuad Bawazier dan Yuddy Chrisnandi salahkan Hary Tanoesodibjo. Fuad Bawazier Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat dan Ketua DPP Hanura, Yuddy Chrisnanditerus menerus mengkritik Hasil Pileg 9 April 2014 kemarin adalah salah satu bentuk dari kegagalan Hary Tanoesoedibjo.
Dari berbagai lembaga survey yang melakukan hasil perhitungan cepat, partai Hanura tercatat hanya mencapai 5,26% suara.
Hary Tanoesoedibjo, bos besar MNC Grup yang bergabung ke dalam partai Hanura pada 17 Februari 2013 mendapat posisi sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.Ia selanjutnya menjabat Ketua Bapiludan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto Ketua Umum partai Hati Nurani Rakyat.
Jelas tampak keseriusan dan kerjasama Hary Tanoesodibjo dengan partai Hanura. HT memberikan fasilitas kepada partai, bahkan seluruh kader Hanura tidak dipungut biaya ketika diberikan kesempatan tampil di salah satu acaratelevisi yang tayang setiap hari di media yang ia miliki.
Melalaui acara kuis salah satunya, setiap caleg Hanura diberikan kesempatan untuk ikut mengisiacara tersebut. Tidak salah lagi, tujuannya pun jelas untuk membawa nama Hanura agar lebih dikenal masyarakat dan sekaligus memperkenalkan para caleg kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Namun meskipun demikian, keberadaan Hary Tanoesoedibjo di dalam partai Hanura ternyata dianggap tidak memiliki hasil dan membawa pengaruh yang signifikan. justru sebaliknya, Hary Tanoesodibjo malah didesak mundur dari partai Hanura.
Fuad Bawazier juga menyalahkan HT dengan alasan, Hary Tanoesodibjo pernah berjanji membantu caleg di dapil.
Begitu juga dengan salah satu politisi dari Partai Hanura, Yuddy Chrisnandi. Tidak tanggung-tanggung, kegagalanCaleg Hanura dari daerah pemilihan VIII Jawa Barat dengan nomor urut I ini pun malah berdalih menyalahkan Hary Tanoesodibjo.
Padahal jelas diketahui, terpilih atau tidak seorang caleg agar bisa melenggang ke Senayan tergantung dengan usaha dan bagaimana caramasing- masing caleg meyakinkan masyarakat yang nantinya akan mengutus mereka ke DPR.
Tidak satupun pernyataan atau sikap yang mau menerima kekalahan terlihat dari kicauan Fuad Bawazier dan Yuddy Chrisnandi yang marak diberitakan di media online.
Lagi-lagi Fuad Bawazier dan Yuddy Chrisnandi menyalahkan satu pihak, nama Hary Tanoeseodibjo malah dikorbankan agar semua pihak di internal partai malah mengamini pernyatan mereka tersebut dan mempengaruhi anggota partai Hanura lainnya ikut mendesak mundur keberadaan HT dari dalam partai Hanura.
Tidak sesuai harapan target suara yang didapatkan, jerih payah dan ketulusan Hary Tanoesodibjo pun dipolitisasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Ternyata jerih payah dan keringat Bos besar MNC Grup ini, tidak dihargai sedikit pun oleh kedua politisi Hanura seperti Fuad Bawazier dan Yuddy Chrisnandi.
Bukannya menjaga nama baik partai, Fuad Bawazier dan Yuddy Chrisnandi malah terlihat sengaja memecah belah partai Hanura. Melalaui desakan mereka yang meminta mundur keberadaan Hary Tanoesodibjodari Partai, Seakan akan banyak pihak yang tidak setuju dengan keberadaan Hary Tanoe di dalam partai Hanura.
Meskipun demikian, tidak sedikit juga anggota partai Hanura yang menyangkal pernyataan Fuad Bawazier dan Yuddy Chrisnandi.
Dewan Pimpinan Daerah Partai Hati Nurani Rakyat Sumatera Barat menganggap kegagalan partainya dalam pemilu legislatif 9 April lalu bukan karena Hary Tanoesoedibjo.
Perolehan suara Hanura berkisar 5 persen adalah tanggung jawab semua kader. Bos MNC Grup yang juga Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura itu,sudah banyak berkorban untuk partai ini.
Fungsionaris Partai Hanura, Andi Saiful Haq, juga angkat bicara. Yuddy seharusnya berkaca. Karena Yuddy pernah memimpin Bappilu Hanura sampai awal 2013, namun elektabilitas partai tidak pernah mencapai 1 persen.
Jelas kelihatan kalau Hary Tanoesoedibjo lebih berkualitas daripada Yuddy Chrisnandi dilihat dari suara partai Hanura saat Yuddy Chrisnandi menjabat sebagai Ketua Bapilu 2013 lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H