Struktur sekunder protein muncul melalui interaksi antarmolekul asam amino dalam protein. Interaksi ini terjadi antara atom oksigen dan hidrogen dari molekul yang berbeda, membentuk struktur seperti -helix atau -sheet. Ikatan hidrogen antara gugus amina dan atom hidrogen pada rantai samping asam amino penting dalam pembentukan struktur tersebut.
3. Struktur Tersier Protein
Struktur tersier protein merupakan gabungan dari berbagai struktur sekunder, seperti -helix dan -sheet. Jika suatu protein terdiri dari kombinasi struktur tersebut, maka diklasifikasikan sebagai struktur tersier. Interaksi antara berbagai bagian struktur sekunder ini penting dalam membentuk konformasi tiga dimensi dari protein.
4. Struktur Kuartener Protein
Struktur kuartener protein menunjukkan bahwa molekul protein tidak hanya dalam satu rantai, tetapi terdiri dari beberapa rantai. Interaksi ikatan hidrogen dan sulfida bisa terjadi tidak hanya dalam satu rantai, tetapi juga antar rantai. Struktur ini memiliki peran penting dalam aktivitas biologis protein. Namun, struktur ini rentan terhadap perubahan akibat pemanasan atau paparan zat asam atau basa, yang dapat menyebabkan denaturasi protein.
REAKSI KIMIA PROTEINÂ
1. Reaksi Xantho-ProteinÂ
Tambahkan dengan hati-hati larutan asam nitrat pekat ke dalam larutan protein. Setelah tercampur akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning jika dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi inti benzena yang terkandung dalam molekul protein. Oleh karena itu, reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tirosin, fenilalanin, dan triptofan.
2. Reaksi Hopkins-ColeÂ
Triptofan dapat dikondensasikan dengan beberapa aldehida menggunakan asam kuat untuk membentuk senyawa berwarna. Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan pereaksi Hopkins-Scole yang mengandung asam glikosil. Reagen ini terdiri dari asam oksalat dan bubuk magnesium yang dilarutkan dalam air.
3. Reaksi Millon